66. ANIN

14.6K 1K 49
                                    

Re-up

Rabu. 20.April.2022


Selamat membaca

Anin kini sudah berada di ruangannya sendirian. Papanya Sedang ada urusan mendadak di kantor sedangkan ketiga kakaknya? Entah sedang kemana mereka bertiga.

"Bosan" ucap Anin sambil menatap pisau kecil yang berada di tempat buah.

Anin menggelengkan kepalanya kuat "jangan"

Anin turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari ruangannya "Gue nggak suka sendirian"

"Gue benci sendirian"

Anin melangka menuju taman Rumah sakit yang terlihat ramai oleh beberapa pasien serta anak anak yang bermain.

"di sini lebih baik" ucap Anin sambil mengambil tempat untuk ia duduki

"Jadi kangen Naufal" ucap Anin ketika melihat beberapa Anak anak bermain di taman

Anin terdiam menatap kosong kearah langit biru yang mulai tertutup Awan gelap pertanda hujan akan turun

Tes

Tes

Tes

Rintik hujan kini mulai berjatuhan membuat beberapa pasien dan anak anak segera berlari ke tempat berteduh tapi tidak untuk Anin. Ia lebih suka menikmati rintik hujan yang mulai turun dengan derasnya membasahi dirinya

Anin berdiri sambil mendonggak menutup mata dan merentangkan tangannya menikmati hujan yang jatuh tak perduli tatapan dari beberapa orang terhadapnya.

"Kalo dulu hujan membuatku merindukan Papa, kini. sekarang Hujan membuatku merindukan Mama" ucap Anin mulai terisak di tengah hujan yang deras.

"Biasanya dulu Al akan marah kalo gue hujan hujanan"

"Gue jadi kangen masa kecil Gue sama dia, Al yang dulu nggak bikin gue kaku tiba tiba"

Anin memegang dadanya di mana detak jantungnya berpacuh 2x lebih cepat ketika menyebutkan nama 'Al'

"Detak jantung ini masih sama dengan Yang dulu Al" ucap Anin

Sementara itu di tempat yang lain. Lebih tepatnya di Ruangan Anin.

Ke tiga kakak Anin panik bukan main ketika tidak mendapati Anin berada di Ruangannya

"Apa Anin ada di sini?" Tanya Liven ketika berada di ruangan Devan yang sudah ramai dengan kedatangan keluarga Athala

Semua orang menatap Liven lalu menggelengkan kepalanya.

Devan menatap kearah Jendela ketika hujan semakin deras terdengar olehnya

"Memangnya Anin tidak berada di ruangannya?" Tanya Reyhan

Liven menggelengkan kepalanya "kenapa kamu tidak tahu Anin keluar?" Tanya Devan

"Apa kalian meninggalkan Anin sendirian?" Tanya Devan

Liven mengangguk "bodoh" ucap Devan

"Seharusnya kalian tidak meninggalkannya di ruangan sendirian, karna itu sangat berbahaya" ucap Devan sambil mencoba melepaskan selang infusnya namun di tahan oleh Reyhan

"Kenapa?" Tanya Liven

"Itu karna Si b*ngs*t Aryo, dan mantan pacar Anin yang membuat Anin Depresi karna rencana gila mereka" ucap Devan

"Seperti yang gue ceritain ke Lo dulu, kalo Anin pernah Frustrasi dan mencoba melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali dan itu masih akan di lakukan Anin ketika dia merasa sendirian di salah satu ruangan yang kosong" jawab Devan membuat semua menatapnya tak percaya

'Gadis seceria itu akan melakukan percobaan bunuh diri?' Itulah yang mereka pikirkan

"Tapi kayaknya tidak Van" ucap Aisyah

"Coba Di cari di taman dia pasti sedang hujan hujanan untuk mengusir rasa sepihnya itu" ucap Aisyah

"Kamu di sini Van, aku akan mencari Anin" lanjut Aisyah lalu pergi bersama Liven

"Memangnya Apa yang di lakukan Aryo dan mantan pacar Anin? Sampai membuat Anin begitu?" Tanya Reyhan penasaran

"Mereka menyebar Vidio di mana Anin Mabuk dan menggoda pria di club dan itu membuat Anin selalu di hina hingga membuat Ia frutrasi dan mencoba bunuh diri berulang kali" ucap Devan

"Club? Anak itu pernah kesana?" Tanya Fikri tak percaya

"Iya, dia di bawa mantan pacarnya sendiri" jawab Devan

.
.
.

Anin membuka Matanya ketika tidak merasakan hujan yang membasahi dirinya lagi.

"Al?" Ucap Anin ketika melihat Arka berdiri di depannya sambil memayungi dirinya

"El. Kamu kenapa main hujan. Kamukan baru sembuh" ucap Arka

"Al. Maafkan Aku" ucap Anin membuat Arka menatapnya heran

"Aku melupakan mu karna kehilangan ingatan tentang mu dan pura pura lupa ketika mendapatkan ingatan ku lagi"

"Tak apa El. Aku juga minta maaf karna tidak pernah kembali dulu" ucap Arka

Arka memeluk Anin dengan satu tanganya lalu mengecup kepala Anin.

"Masuk ya?" Ajak Arka

Anin mengangguk "tapi gendong" ucap Anin

Arka tersenyum lalu kembali mengangguk "pegang payungnya" ucap Arka sambil memberika payung yang di pegangnya pada Anin

Arka berjongkok sambil membalikkan badanya membuat Anin segera naik di punggung Arka dengan satu tangan yang memeluk Arka dan satunya lagi masih memegang Payung yang Arka berikan

"Kayaknya Enak kalo main hujan bersama Al" Anin sambil melempar payung yabg ia pegang

"AYO AL" teriak Anin heboh ketika Arka berlari ke Arah koridor Rumah sakit.

"ANIN" panggil Adit dan Bintang dari kejauhan ketika melihat Anin yang sedang berada di punggung Arka

"Kamu dari mana sih?" Tanya Adit

"Kok basa?" Tanya Adit lagi

"Habis main hujan Kak" jawab Arka

"Sepertinya dia tertidur" ucap Bintang

"Bawa ke kamar rawatnya Ar" pinta Bintang

Arka mengangguk lalu membawa Anin ke kamar. di mana Anin di rawat

***

Bersambung...

Byebye👋👋👋

Minggu : 13.05.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang