41. ANIN

15.4K 1K 55
                                    

Selamat membaca..

Untuk kedua kalinya Given datang ke Sekolah SMA Bahkti membuat banyak siswa siswi yang belum tahu hubungan Given dan Anin bertanya tanya dalam pikiran mereka.

Apalagi mereka melihat Bagaimana khawatirnya Seorang Given yang kini berdiri di depan ruang UKS di mana Anin terbaring tak sadarkan diri setelah memukul dan mendapatkan tamparan dari pria yang menghina Anin tadi.

Given belum menemui pria yang membuat putrinya Pingsan, ia lebih memilih memastikan keadaan putrinya dari pada pria yang tak penting itu.

Lagi pula Given sudah tahu permasalahan apa yang terjadi pada putrinya karna beberapa pengawal merekam adegan perkelahian Anin padanya, bukan hanya padanya tapi pada dua putranya yang kini ada di luar negeri.

Given yakin kedua putranya pasti akan segera pulang setelah melihat rekaman Vidio yang di kirim pengawal tersebut.

"Gimana Anin sudah sadar?" Tanya Given pada Aisyah yang baru keluar dari ruang UkS

"Belum Om, Anin-nya Pingsan karna belum makan om" ucap Aisyah

Given menghembuskan nafasnya kasar, ia menatap kembali Aisyah "kenapa dia belum makan? Inikan sudah lewat jam makan siang" ucap Given

"Saya kurang tahu Om dari tadi saya sibuk dengan Osis" jawab Aisyah sambil menunduk

"Anin nggak mau makan uncle, kalo nggak ada bakso" ucap Devan tiba tiba.

Devan mendekat pada Aisyah lalu mengusap kepala Aisyah yang terlapis jilbab berwarna putih. Ia bermaksud menenangkan Aisyah dari tatapan Intimidasi dari Given.

Given menatap Devan, lalu mengangguk, "lalu dimana Liven?" Tanya Given

"Ada di kantor BK om" jawab Devan.

"PRANG"

Suara benda jatuh dalam ruan UKS membuat Given, Aisyah serta Devan masuk kedalam ruangan tersebut.

"Anin" panggil Given ia segera memeluk putrinya dan mengusap rambut putrinya.

"Anin benci pria itu pa,"ucap Anin dengan Air mata yang sudah mengalir membasahi kedua pipinya.

Given melepaskan pelukkannya lalu mengusap Air mata putrinya, ia tak mampu melihat putrinya yang selalu terlihat kuat, ceriah dan membuat keributan sana sini, kini menangis, terlihat jelas kerapuhan seorang Anin.

"Sudah sayang tenang" ucap Given

"Sekarang kita selesaikan masala Anin secara bersama yah" ucap Given.

Anin menatap papanya lalu mengangguk. Dengan pelan Given membantu putrinya turun dari ranjang yang berada di UKS.

Siapapun yang menyakiti Anin, gue hanya bisa berdoa, semoga dia selamat saja, kemarahan Liven tadi sangat menakutkan, belum lagi dari kedua kakaknya dan Uncle Given. Batin Devan sambil menatap kepergian Anin, dan Given
.
.
.
Suasana ruang BK menjadi dingin karna tatapan intimidasi dari Given, "jadi?" Given mulai membuka suaranya.

"Kami menunggu kedatangan dari orangtua dari siswa ini tuan" ucap salah satu guru.

Sebenarnya beberapa guru yang ada di situ heran akan kedatangan Given dan Anin, karna Given yang sudah tahu putranya ada di Ruang BK tidak langsung kemari malah pergi ke UKS menunggu Anin sadar.

"Saya orang yang sangat sibuk, saya juga tidak suka menunggu, kalau saya akan langsung pulang" ucap Given datar.

Given berdiri dan langsung menatap Liven, "ayo pulang" ajak Given pada kedua anaknya.

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang