35. ANIN

17.3K 924 60
                                    

Selamat membaca...

Seminggu telah berlalu yang artinya hukuman Anin, Natal, dan Devan telah usai, dan Kini Anin sekarang berada di mobil mewah menuju sekolahnya.

Mobil mewah berwarna Merah yang baru di belikan papanya kemarin kini sedang di supiri oleh Liven menuju sekolah SMA Bhakti.

Liven yang baru akan menaiki motornya tadi memilih berangkat dengan Anin pakai Mobil Anin, karna supir Anin tak Bisa mengantar Anin dan Anin tak bisa mengendarai mobilnya sendiri.

"Ingat yah perjanjian kita?" Tanya Anin pada Liven.

"Hm" jawab Liven

"Ingat yah aku nggak mau orang tahu tentang status ku" ucap Anin

"Hm" balas Liven lagi.

"Ck, apa nggak ada ucapan lain selain 'Hm'" gerutu Anin.

"Iya Anin, iya, aku ingat perjanjian kita,ralat bukan kita tapi kamu. tidak akan bilang status kita sebagai saudara di sekolah" ucap Liven yang mulai kesal.

Bagaimana Liven tidak kesal kalau Anin menyuruhnya untuk menjaga jarak di sekolah, tak boleh memberitahukan status mereka sebagai Kakak, Adik dan masih banyak lagi permintaan di paksakan olehnya.

"Turun di sini" ucap Anin tiba tiba membuat Liven menghentikan laju mobil secara mendadak.

"Lah, kenapa berhenti?" tanya Liven.

"Ck," decak Anin

"Turun di sini aja, bye Kak" ucap Anin seraya keluar dari mobil meninggalkan Liven yang belum mengucapkan apa apa.

"Huuuff, anak itu" gerutu Liven, ia menatap Adiknya yang sedang berjalan menjauh dari mobil.

Setelah memastikan dari kejauhan Adiknya masuk kedalam sekolah, Liven segera melajukan mobil Anin masuk ke dalam Gerbang Sekolah yang jaraknya sudah tidak jauh lagi.

Anin menatap sekelilingnya heran, yah heran karna dirinya menjadi pusat perhatian oleh beberapa murid.

"Beh, berasa jadi arti gue" ucap Anin.

"APA LIAT LIAT?" marah Anin sambil menaruh kedua tangannya di kedua pinggang sambil melotot, membuat beberapa murid yang menatapanya langsung mengahlikan pandangan mereka.

Liven yang baru saja selesai memarkirkan mobil hanya bisa menggelengkan kepalanya karna tingkah Anin "anak itu" ucap Liven sambil keluar dari mobil.

"Perempuan apa laki laki sih? Ko kayak gitu kelakuannya" ucap Liven lagi, sambil berjalan mendekat pada Anin.

"KALIAN SEMUA BUBAR, KALIAN TIDAK DENGAR SUARA BEL?" Teriak Liven pada murid yang ada di sekeliling dirinya dan Anin.

Semua murid langsung membubarkan diri ketika sang Wakil ketua osis yang sama sama memiliki sifat dengan Osis mulai berteriak.

"Buset bubar mereka" Gumam Anin.

Anin membalikkan padanya menatap Liven yang berada di belakangnya, senyum manis Liven yang menurutnya menyebalkan terlihat dengan jelas.

"Bisa nggak usah teriak teriak, sakit kuping gue" ketus Anin.

"Ye di bantuin pula malah ketus sama Kakaknya sendiri" ucap Liven.

Anin maju dan memberikan satu pukulan di perut Liven dan membuat Liven meringis kesakitan "udah di bilangin juga" gerutu Anin sambil berjalan menjauh dari Liven yang meringis kesakitan akibat Anin.

"Kayaknya gue harus nyuruh papa bawa Anin ke dokter deh" Gumam Liven.

"Gue Harus memastikan dia itu perempuan apa anak laki laki, ko. Pukulannya sangat menyakitkan yah? Apa mungkin dia punya dua kelamin?" Ucap Liven.

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang