10. ANIN

19.8K 1.1K 41
                                    

Repost:
SENIN, 24. MEI. 2021




☆☆☆


Anin dan tiga sahabatnya berjalan di koridor sekolah yang ramai karna sudah jam istirahat. Ketiganya tampak berbincang-bincang membahas sesuatu yang lucu. Terbukti dari keempatnya yang tertawa bersama dan mengabaikan sekitar mereka.

"KAKAK CANTIK..."

Terdengar suara cempereng dari seorang gadis berkuncir dua berasal dari ujung koridor.

Gadis itu berlari mengejar Anin yang sudah mau masuk pintu kantin sekolah.

"KAKAK CANTIK!"

Kembali gadis itu berteriak membuat semua mata menatap gadis imut itu, dengan langkah lebar gadis itu menghalangi langkah Anin dan sahabat anin.

"WAH, BENAR KAKAK CANTIK!" teriak gadis itu di depan Anin membuat Anin dan sahabatnya menutup telinga mereka.

Anin menatap gadis yang sedang berteriak di depannya ia merasa seperti pernah melihat gadis itu.

"Kakak cantik tidak mengingatku ya?"  Gadis itu berekspresi sedih membuat Anin merasa tidak enak hati.

"Alvira!" Sebuah panggilan dari arah belakang gadis yang berteriak membalikkan badannya.

"Kak Devan!" gadis itu, gadis itu segera berjalan menuju Devan dan memeluk Devan.

Anin menyeritkan dahinya, karna tidak biasanya Devan membiarkan seorang gadis memeluknya.

"Itu Alvira adik sepupu, Devan." ucap Adinda.

Anin memang dekat dengan Devan dan sudah lama mengenal pria itu. Anin tahu tentang Devan yang tinggal di rumah sepupu nya sejak kecil, Anin tahu Devan punya beberapa sepupu tapi tidak semua ia ketahui dan kenal termasuk Arka dan dua adiknya.

"Kak Devan tahu?" Tanya gadis itu manja

"Apa Vir?" Tanya devan

"Kakak itu..." tunjuk gadis itu pada Anin

"Kakak itu yang nolong, Vira waktu di taman sama Bunda."

Anin menganggukn terjawab sudah siapa gadis yang memeluk Devan. Pantas saja ia seperti pernah melihat gadis itu. Ternyata gadis itu gadis yang sama yang waktu Anin tolong di taman.

"ALVIRA."

Lagi-lagi terdengar teriakan cempreng. Alvira menatap sang peneriak di ujung koridor seorang siswa yang mirip dengannya sedang berlari ke arah mereka.

Devan mendegus kesal entah kenapa si kembar ini suka sekali berteriak di tempat umum.

"Alvira, kamu itu jangan suka teriak-teriak di koridor apalagi lari!" ucap siswa itu

"kalo kamu jatuh giman?" Lanjutnya bertanya.

"Kamu juga sama Varo," ujar Devan pada Alvaro.

Alvaro menatap Devan dengan eskpresi seperti orang bodoh menurut Anin.
"Eeh.... Ada Kak Devan."

Sahabat Anin hanya bisa terkekeh kecil mendengar  Alvaro yang tidak tahu keberadaan Devan.

Alvira dan Alvaro adik sepupu Devan. Mereka adik kandung Arka Aldhinan Athala.

"Ayo makan Vira, abang nanti marah kalau kita telat makan." ajak Alvaro pada kembarannya,

"Kak Devan kami mau makan dulu ya," sambung Alvaro

Mereka berdua masuk kedalam kantin

"MBAK TUKANG NASI GORENG, VARO SAMA VIRA MAU MAKAN NASGOR, KAK DEVAN YANG BAYAR," teriak Alvaro membuat Devandmembuka mulutnya

"Enak aja lo berdua." dumel Devan

"Anak siapa sih kalian?" Lanjut Devan dengan nada kesal yang di buat buatnya.

"Anak manusia kak, Devan." jawab Alvira yang kini duduk di meja kantin dekat pintu masuk kantin lebih tepatnya dekat Devan berdiri.

Alvira menatap Anin "kakak cantik nggak makan?"

"Makan kok, jadi nama kamu Alvira yah?" Tanya anin

"Iya kak." Jawab Alvira.

"Oh. Iya kenalkan nama kakak Anin, itu yang pakai kerudung ka Aisyah. Yang pipinya gemuk kak Adinda dan yang wajah jutek itu ka Natal."

Alvira menatap ketiga sahabat Anin lalu mengangguk

"Vira kenal kok kak. Kakak berkerudung itu yang jago main biolakan kan?" Ujar Alvira membuat Anin mengangguk

"Kakak pipinya gendut itu suaranya yang kaya toa mesjid."

Adinda mendengkus mendengar ucapan Alvira.

"Enak aja pipi kakak nggak gendut yah," banta Adinda

"Kalau nggak gendut apa dong kak?" Tanya Alvira

"Oh, Iya. Vira tahu! pipi kakak buncit, nggak gendut."

Lagi Adinda mendengkus mendengar ucapan Alvira sementara Anin dan lainnya tertawa kecil.

"Dan kakak wajah jutek itu, kakak yang jago main basket" lanjut Alvira menatap Natal,

Natal tersenyum menatap Alvira, ia cukup kenal dengan Alvira adik sepupu devan yang selalu berbicara dengan polos Alvira juga calon anggota osis.

"Kak duduk di sini aja, pesan nasi goreng yang banyak nanti kaj Devan yang bayar," ucap Alvira dengan polosnya membuat orang yang mendengarkannya terkekeh.

"Nggak. Kami mau makan bakso di sana." ucap Anin.

Alvira mengangguk menatap kepergian anin ke tempat jual Bakso.

"Kak Devan nggak makan?" Tanya Avira menatap Devan yang sedang berdiri di pintu menunggu teman temannya.

"Belum, Vira makan aja duluan sama Varo," ujar Devan lembut. Meski si kembar selalu membuatnya kesal serta malu karna kelakuan mereka, tapi Devan sangat menyayangi mereka, seperti adiknya sendiri

***


Bersambung...

Maaf masih banyak salah Typo..

Byebye👋👋👋

Jumat : 06.04.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang