Having someone to go is HOME
Having someon to love is FAMILY
Having both is a Blessing🎵 Two is better than one - Boys Like Girls
* * *
"Masih siang! Jangan ngelamun woi!" Bang Arsa melempar bolpoinnya dan persis mengenai kepalaku. Tak salah dia seorang pemain basket andalan SMA kami dulu.
"Ck! Jangan ganggu cewek lagi galau deh Bang."
"Njiirr, susah emang ketemu mantan yang masih bertengger di hati ya. Eh tapi gue suka banget tiap liat ekspresi dia tadi pagi. He's jealous. Lo nggak bilang gue ini siapa?" Aku menggelengkan kepalaku. Buat apa juga aku menceritakan siapa Bang Arsa. Bintang tidak mengungkit tentangnya sedikitpun. Status kami pun saat ini hanya berteman.
Ah ya bicara tentang pertemuan Aku, Bintang dan Bang Arsa tadi pagi sungguh membuatku geli. Bang Arsa justru dengan sengaja membuat Bintang cemburu dengan sikap protektifnya padaku.
*Flashback On*
"Yeey! Ini pertama kalinya gue bersyukur banget liat lo, Bang," ucapku ketika sampai di lobi dan melihat Bang Arsa yang juga sudah datang. Aku mendekat dan tersenyum ke arahnya.
"You look gloomy."
"Aku ketemu Bintang, Bang. Dia ikut seminar kesehatan itu." Bang Arsa terlihat sedikit kaget namun segera menetralkan ekspresinya.
"Apa yang jadi masalah?"
"Aku susah move on kalau begitu, Bang."
"Ya udah nggak usah move on," ucap Bang Arsa dengan santainya sambil mengangkat kedua bahunya. Aku reflek meninju ringan lengannya, "lagian, lo ribet amat, Ra. Jangan terlalu memikirkan permasalahan dengan begitu rumit. Cukup jalani saja. Rasa-rasanya hati lo itu udah cukup kebal dengan kesakitan. Hahaha."
Aku berdecak mendengar kalimat terakhir yang dia ucapkan dengan diiringi tawa. Seenaknya saja berucap. Aku merasakan elusan lembut di pucuk kepalaku, membuatku menoleh ke arah Bang Arsa lagi. Netra itu menatapku lekat.
"Kalian bahkan bertemu tanpa campur tangan siapapun. Takdir menuntun kalian bertemu. Entah untuk benar-benar mengakhiri segalanya atau memulai kembali." Kami saling bertatap selama beberapa saat. Ucapan Bang Arsa sungguh merasuki relung hatiku dan memberikan sengatan menyakitkan. Entah bagian mana yang membuatku sakit.
"Ehm ...," terdengar deheman yang membuatku dan Bang Arsa memutus tatapan kami. Dan ternyata Bintang sedang berdiri tak jauh dari kami. Menatap Bang Arsa dengan tatapan ... uumm ... penuh amarah? Suasana di antara kami pun berubah tegang.
"Hai, Bi," ucapku mencoba mencairkan ketegangan.
"Hai, Nau," jawabnya namun netranya tetap menatap tajam ke arah Bang Arsa.
"We've met before. Hallo, Bintang." Kali ini Bang Arsa berucap saambil satu tangannya merangkul bahuku dan satu tangannya lagi melambaikan tangan ke arah Bintang. Membuat suasana makin tegang. Apa-apaan sih mereka berdua? Aku harus menguraikan ketegangan ini.
"Bi, nanti sore anter aku pulang ya? Ada yang mau aku bicarakan. Tapi sekarang aku harus segera masuk." Aku menarik tangan Bang Arsa, berpamitan pada Bintang dna melangkab pergi sebelum semua semakin panas.
![](https://img.wattpad.com/cover/129415342-288-k397013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Latte! (COMPLETED)
RomansaDan Latte buatanmu mampu mengalihkan duniaku yang kelam ~Naura Chyntia Armilda Bhaskara *** Sekuelnya Hold My Hand. Lebih berpusat kepada cerita tentang Chyntia. Cerita udah tamat dan dipublish dari Desember 2017 - Juni 2018. Dan sekarang dalam pro...