PART 5

214 37 8
                                    

Arka baru saja masuk kelas dan langsung menghampiri bangku Fenita. Fenita yang sedang membaca langsung terusik saat Arka duduk di atas mejanya dengan senyuman tanpa dosa. Fenita lalu menulis sesuatu di sobekkan kertas dan meletakkannya di samping bukunya. Arka lantas membacanya.

PANTAT YANG MENDARAT TIDAK PADA TEMPATNYA MENDAPAT DENDA RP. 1000.000

Arka lantas turun dari bangku, lalu menunduk, meletakkan dagunya di bangku Fenita, tepat di depan Fenita. Fenita dengan sengaja menegakkan bukunya menutupi wajah Arka darinya. Rina yang melihat patner bangkunya tengah berusaha mengusir Arka menahan tawa. Arka lantas berdiri dan mengambil buku Fenita dan menutupnya.

Fenita menganga agak geram. "Apa yang lo mau?!"

"Beri aku cara agar aku bisa seperti buku ini yang selalu kamu perhatikan," goda Arka.

"Tidak ada cara, kecuali lo menyerah," jawab Fenita, lalu mengambil buku lagi dari rak mejanya dan mulai membaca. Fenita malas berurusan dengan cowok di depannya. Apalagi memohon agar bukunya itu dikembalikan. Arka hanya menganga mendengar ucapan Si Ratu Fisika. Baru kali ini ada seseorang yang menyuruhnya menyerah untuk mendapatkan sesuatu.

"Baiklah, aku nggak mau menjadi buku ini, karna ternyata kamu menduakannya," celoteh Arka membuang buku itu ke belakang.

Tanpa Arka melihat, buku itu ternyata terlempar salah sasaran. Bu Eva-Guru Fisika, sekaligus wali kelas XI IPA-1-menjerit saat kepalanya tertimpuk buku tebal yang Arka lempar. Semua siswa sempat ingin tertawa, tapi mereka lebih memilih menahannya, karna bagaimana pun itu guru mereka, sekaligus wali kelas mereka. Tidak baik menertawakan guru yang mendapatkan musibah.

Arka yang mendengar rintihan itu langsung menoleh ke belakang dan segera membantu Bu Eva untuk berdiri, tapi setelah itu Bu Eva memukul balik kepala Arka dengan buku itu.

"Dasar siswa kurang ajar! Kamu sengaja membuat saya mati?" rutuk Bu Eva.

"Maaf, Bu. Saya nggak sengaja." Arka menyengir ketakutan. Kepalanya juga terasa nyerih. Buku itu sangat tebal dan keras, pantas saja jika Bu Eva marah hebat.

Bu Eva berdiri dan keluar kelas. "Ikut saya ke kantor!!" pinta Bu Eva dengan muka sebal. Arka langsung patuh mengekor di belakang Bu Eva dengan wajah melasnya.

Semua siswa di ruang kelas pun melepas tawa mereka yang sudah ditahan lama. Termasuk Rina yang sampai memukul bahu Fenita. Fenita hanya geleng-geleng kepala. "Astaga! Dia memang pengacau! Udah buku gue diambil sama Bu Eva, lalu kita kehilangan jam pelajaran Fisika gara-gara dia," gerutu Fenita.

"Yaelah, Fen. Seharusnya kita berterima kasih sama Arka, berkat dia kita nggak perlu menyetorkan PR. Kepala Bu Eva pasti udah cenat-cenut dan nggak bisa koreksi tugas," kekeh Rina girang.

Fenita melongos panjang. "Your favorite moment! Not me!"

☔☔☔

Bu Eva membanting buku tebal yang membuat kepalanya kesakitan itu di atas mejanya sampai Arka tersentak kaget. Bu Eva lalu duduk, menunggu beberapa menit sembari memutar kursinya untuk mengontrol emosinya.

"Jadi kamu yang namanya Arka?" tanya Bu Eva dengan sekali dengusan.

Arka hanya mengangguk. Dia benar-benar merasa bersalah, walaupun dia tidak sengaja membuat kepala wali kelasnya tertimpuk buku itu.

"Entahlah, kenapa sekolah ini menerima siswa yang tidak punya sopan santun seperti kamu," cibir Bu Eva.

"Maaf, Bu. Saya tidak sengaja. Saya pikir tadi nggak akan ada orang yang lewat," jelas Arka.

"Itu sama saja kesalahan. Meskipun kamu nggak sengaja, kamu telah membuang buku sembarangan. Bukannya dibaca, malah dilemparkan ke kepala saya. Apa kamu lupa kegunaan buku?" gerutu Bu Eva, lalu menunduk, memijat-mijat pelipisnya. Dia memiliki darah tinggi yang membuat kepalanya langsung terbakar ketika marah.

All I Hear Is Raindrops [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang