Keesokan malamnya Freya datang ke sebuah kafe bersama Fenita. Fenita terpaksa ikut karna harus menemani adiknya yang labil itu. Sesebal apapun Fenita pada saudari kembarnya, sebenarnya Freya adalah satu-satunya orang yang paling dia khawatirkan.
Lagu milik Bruno Mars dengan Count On Me menggema di penjuru kafe saat Freya dan Fenita masuk ke dalam kafe. Mereka berdua duduk di salah satu meja dekat jendela kaca besar yang dapat terlihat lalu lalang kendaraan di luar.
Freya juga sering datang ke sana, menyumbangkan satu lagu di kafe. Kekurangan Freya menjadi cewek bodoh bukan berarti dia tak punya kelebihan, yaitu suaranya yang merdu saat bernyanyi.
Fenita terlihat sedang menikmati lagu yang disenandungkan oleh vocalis band di live band. Begitu pula Freya mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Freya lalu memanggil waiterss. Waitress itu lantas berjalan ke arah mereka.
Saya pesan Olive Sandwich sama Hot Capucinno," ucap Freya ketika Waitress itu sudah di depannya.
Waitress itu mencatat apa yang dikatakan Freya, kemudian melihat ke arah Fenita bermaksud menanyakan apa yang akan dipesan oleh Fenita.
"Tidak, saya tidak pesan apa-apa," balas Fenita datar.
Freya sedikit tidak enak sendiri karna pastinya ucapan Fenita mengecewakan waitress. Bagaimana bisa dia duduk di tempat mereka tanpa pesan apa pun.
"Baiklah, Olive Sandwich dan Hot Capucinno," ulang waitress itu. "Tunggu sebentar, ya? Segera kami antarkan," ucap waitress itu meninggalkan mereka berdua.
"Lo beneran nggak mau memesan apa pun?" tanya Freya.
"Gue hanya nganterin lo, kan di sini?"
Freya mengangguk. Benar juga kalau Fenita memang tidak niat datang ke kafe, kecuali karna paksaannya. Freya lalu melihat lagi suasana live band. Dia berkeinginan untuk menyumbangkan suaranya. Sementara Fenita hanya memperhatikan keadaan sekitar. Kadang keramaian jadi tragedi untuknya dan malam ini dia harus melawan tragedi itu melihat keramaian di kafe. Dia tidak suka hal-hal yang berisik, itu sangat menganggu kosentrasinya.
"Fen, tunggu ya?" pinta Freya beranjak dari tempat duduknya.
Fenita hanya mengangkat alisnya tertaut bingung. Freya lalu menghampiri live band cafe, dan mengambil tempat vocalis. Di samping Freya ada laki-laki yang memegang gitar akuistik dan sepertinya Freya mengenal laki-laki yang sekarang duduk berdampingan dengan Freya. Fenita tahu apa yang akan dilakukan Freya, karna dia tahu bakat saudara kembarnya itu. Anak itu sering bernyanyi di sini dan mengenal band yang biasa mengisi acara di sini juga.
Suara gitar mulai terdengar pelan dan diikuti suara Freya yang begitu merdu menyenandungkan lagu milik Kangen Band berjudul Kembali Pulang Fenita tersenyum miring melihat kepercayaan diri Freya.
Bintang terlihat terang saat dirimu datang
Seorang waitress datang membawa pesanan Freya. "Makasih," ucap Fenita terpaksa memberi senyuman tipisnya. Fenita lalu melihat Freya lagi yang kini sedang jadi pusat perhatian seantero kafe. Sebenarnya momen ini begitu dia banggakan.
"Selamat menikmati," ucap waitress itu dengan sopan, lalu meninggalkan Fenita.
Lihatlah dia mulai bernyanyi coba merangkai mimpi
Cinta yang dulu hilang kini kembali pulang
Tepat di lirik itu Fenita menangkap sosok Erik dan Arka, juga Bagus bersama seorang cewek berambut bergelombang yang kecoklatan di bagian ujung rambutnya. Fenita langsung menutup wajahnya dengan buku menu pesanan. "Apa yang mereka lakukan di sini?" batin Fenita.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Hear Is Raindrops [END]✔
Teen Fiction"Aku bisa mendengar rintik hujan yang damai hanya dengan memejamkan mata." Arka El Raffi Arham, candu dengan rintik hujan. Anehnya di hari itu, bayangan masa lalu yang selalu menghantuinya tiap kali hujan turun tiba-tiba sirna. - - -- - Arka mulai...