Freya berjalan menelusuri koridor kelas dengan sambutan mata semua siswa yang menatapnya bingung. Mereka tak bisa menebak siapakah cewek yang menjadi sorotan mereka sekarang.
Dengan rambut yang dibiarkan mengibas punggungnya dan poni yang dijepit ke atas, membuat penampilan Freya sangat berbeda. Apa lagi dia sekarang sengaja sekali memasang wajah datar agar orang-orang mengira bahwa dia adalah kembarannya. Tapi tiba-tiba dua siswi menghadang jalannya.
"Eh, Ratu Fisika. Freya di mana? Dia nggak masuk hari ini?" tanya Indah dengan songongnya mengangkat dagunya. Padahal tidak ada yang berbicara sekeras itu sebelumnya kepada Ratu Fisika, meski sebenarnya Indah sekarang berbicara dengan sahabatnya sendiri.
Eka langsung menginjak kaki Indah. Menyuruh Indah untuk bersikap biasa saja. Indah lalu tersenyum dan sekilas menundukkan kepalanya meminta maaf pada Freya yang dia kira Si Ratu Fisika.
"Freya sekarang sedang terbang menuju Kanada, konser bersama Avril Lavigne," jawab Freya sinis mengerjai kedua sahabatnya.
"Yang benar aja? Emang Freya terbang pinjam sayap burung apa? Burung gagak?" tawa Eka ngakak disambut tawa Indah.
Freya langsung mendengus. "Terbangnya ya pakek pesawat, ya kali pakek sayap burung gagak, emang tujuannya ke kuburan!" gerutu Freya, sikapnya mulai bisa dikenali Eka dan Indah.
"Freya?!" tebak Eka mengangkat alisnya.
"Iya!!" jawab Freya kesal.
Eka dan Indah semakin ngakak, membuat Freya melongo. Entah apa yang membuat kedua sahabatnya itu semakin tertawa sampai terbatuk-batuk.
"Gue pikir Ratu Fisika, ternyata Ratu Drama," ledek Indah.
"Nggak perlu ngeledek gue, bilang aja gue cantik kan hari ini?" sungut Freya.
"Iya. Kamu cantik hari ini," sahut seorang cowok di belakang Eka dan Indah. Kedua sahabat Freya itu sampai langsung berhenti tertawa. Sedangkan Freya sendiri melongo melihat kemunculan Arka tiba-tiba.
Arka lalu mendekati Freya yang masih terpaku. Sementara Indah dan Eka memberi jalan.
"Kamu selalu cantik, sama dengan Fenita yang aku kenal dulu," ucap Arka membuat Freya tersenyum.
"Arka, dia itu Freya bukan Fenita," sahut Eka.
"Dia Fenita kecilku," balas Arka, lalu menggenggam tangan kanan Freya, mengajak Freya berjalan bersama menuju kelas. Melintasi Eka dan juga Indah. Eka dan Indah hanya melongo menatap punggung Arka dan sahabat mereka. Mereka saling geleng-geleng kepala.
"Ternyata Si Ratu Drama itu berhasil mengambil kesempatan wajah dan penampilannya itu untuk membutakan mata Arka," ucap Indah, sedangkan Eka hanya mengangguk.
☔☔☔
Pagi ini Fenita datang ke Stasiun Manggarai. Fenita berdiri diantara calon penumpang kereta. Beberapa orang memperhatikan gerak-gerik Fenita yang memakai seragam sekolah. Tadi malam, Sani telah menjelaskan semuanya. Ternyata sejak SMP orang yang dicintai Erik adalah dirinya, bukan Sani. Erik terpaksa pacaran dengan Sani akibat dari permintaannya sendiri. Karna kejujuran Erik pada Sani tentang perasaannya pada Fenita, membuat Sani marah pada sahabatnya itu. Tapi entah apa yang membuat Sani tiba-tiba sadar bahwa ini bukan sepenuhnya salah Fenita. Bahkan Sani bilang sendiri tadi malam, bahwa sebenarnya dia berat untuk membenci sahabat SMP-nya itu. Sani yang dulu adalah sosok yang pemalu dan bahkan hanya Fenita-lah yang mau berteman dengannya, mana mungkin Sani tega membenci Fenita berlama-lama.
Fenita mendesah karna sudah jam setengah tujuh Erik belum juga datang. Dia akan terlambat sekolah kalo seperti ini. Tapi, sebenarnya dalam hati Fenita ia merasa canggung untuk mengatakan perasaannya. Entah apa yang dia ucapkan sebelum Erik pergi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Hear Is Raindrops [END]✔
Teen Fiction"Aku bisa mendengar rintik hujan yang damai hanya dengan memejamkan mata." Arka El Raffi Arham, candu dengan rintik hujan. Anehnya di hari itu, bayangan masa lalu yang selalu menghantuinya tiap kali hujan turun tiba-tiba sirna. - - -- - Arka mulai...