PART 24

124 24 4
                                    

Fenita dan Freya baru keluar dari gerbang sekolah setelah bel pulang berbunyi satu jam yang lalu. Tiba-tiba saja seorang cowok menarik tangan Fenita menuju mobil.

Freya yang mendengar saudari kembarnya itu menggerutu agar tangannya dilepaskan menoleh. Dilihatlah Arka dan Fenita kini berdiri berhadapan di dekat mobil.

Freya langsung tersenyum melihat Arka. Seharian pikirannya tidak tenang dengan ketidakhadiran cowok itu. Tapi sayangnya, Arka lebih membutuhkan Fenita untuk menghampirinya. Bukan dia. Entah kenapa dia merasa Fenita berbohong tentang putusnya hubungannya dengan Arka.

"Lo kenapa sih tiba-tiba tarik tangan gue? Terus kenapa lo bisa ada di sini? Bukannya lo masih sakit?" tanya Fenita sedikit kesal pada Arka.

Arka yang bersandar di pintu mobil malah tersenyum. "Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," jelas Arka.

"Gue nggak punya waktu, Ar," jawab Fenita sinis.

"Ayolah." Arka memegang tangan Fenita.

Freya yang dari jauh memperhatikan kedua orang yang sama-sama dia sayangi, melihat kemesraan itu, rasanya benar-benar membuat hatinya cukup geram. Dia bahkan tidak tahu apa yang coba Arka katakan pada Fenita.

Fenita yang melihat beberapa orang di sekitarnya melihat ke arah Arka dam dirinya langsung menepis tangan Arka.

"Lo nggak malu apa datang ke sekolah?" cibir Fenita.

"Hanya demi satu hal, gue belain datang ke sekolah," balas Arka.

"Demi apa?"

"Sesuatu tentang masa lalu gue, dan hanya lo satu-satunya orang yang bisa bantu gue. Jadi, ikut gue." Arka lagi-lagi memegang tangan Fenita.

Sedangkam Freya sekarang mulai bingung apa yang dia laukan di sana. Memperhatikan sepasang kekasih yang bahkan membuat tubuhnya mati berdiri.

"Fen!!" panggil Freya dari jauh. Fenita dan Arka spontan melihat ke arah Freya dan melepaskan genggaman tangan mereka.

"Gue pulang dulu ya?" pamit Freya canggung sembari melambaikan tangannya.

Fenita hendak mencegah kepergian Freya, tapi Arka malah menahannya.

"Lo tega ya mengabaikan perasaan cewek!" ucap Fenita dengan nada tinggi dan bercampur rasa kesal sembari melototi Arka.

"Lo tumben peduli sama perasaan Freya?"

"Karna dia kakak gue, dan gue nggak akan membiarkan siapapun menyakitinya," tegas Fenita menatap mata Arka penuh amarah.

"Kakak? Bukannya Freya itu adik lo?" heran Arka.

Entah Fenita langsung terdiam dan masuk begitu saja ke dalam mobil Arka tanpa pamri. Itu artinya dia mengabulkan permintaan Arka. Arka pun semakin heran, karna Fenita tidak menjawab pertanyaannya, tapi setelahnya dia tersenyum dan ikut masuk ke mobilnya.

Freya yang berjalan menjauhi mereka, sekilas menoleh dan melihat pasangan kekasih yang dia tonton kemesraannya kini masuk mobil.

Saat mobil Arka melewati Freya, Arka hanya mengelakson sebagai ucapan pamitnya. Saat itulah semua perasaan Freya tertinggal. Bahagia melihat Arka baik-baik saja. Kecewa melihat Arka hanya ingin bicara dengan Fenita. Sesak melihat Arka pergi bersama Fenita. Rasanya, aku lebih baik merindukanmu, meski tak bertemu, daripada menemukanmu dalam keadaan cemburu.

☔☔☔

"Silakan masuk," ucap Arka membukakan pintu kamarnya lebar-lebar untuk Fenita.

Keduanya lalu masuk. Begitu juga Arka sebagai tuan rumah mempersilahkan Fenita duduk di ujung ranjangnya.

All I Hear Is Raindrops [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang