PART 27

71 27 7
                                    

Fenita tersenyum sendiri saat membaca buku di perpustakaan, tapi sebenarnya yang membuatnya tersenyum adalah semua pesan Erik di ponselnya yang terselip di buku yang dia pegang.

"Jadi gini habitat Ratu Fisika sehari-hari, emang lo nggak pulang apa?!" Sani muncul begitu saja di belakang Fenita bersama Rina.

Fenita lansung menutup bukunya, maksudnya menyembunyikan ponselnya. "Gue cuma mau baca buku, siapa tahu ada buku yang cocok buat gue pinjam untuk bahan UAS, mumpung perpusnya masih buka," jelas Fenita

"Cieelah! UAS aja diseriusin," ucap Sani duduk di sampingnya.

Sani langsung merampas buka di depan Fenita. "Buku apa sih ini sampai buat lo ketawa?" Ponsel Fenita yang ada di dalam pun ikut terjatuh.

"Yah! Dasar kalian ini!" umpat Fenita. Tapi Rina lebih dulu mengambil ponsel Fenita yang terjatuh.

"Ett! Jangan-" Fenita mendelik, tamat sudah riwayatnya.

"Masih nyala kok ponselnya," ucap Rina mengecek ponsel Fenita. Lalu membaca notifikasi pesan di layar dari Erik. "Semangat UAS-nya." Rina pun ngakak, langsung saja Fenita merebut ponselnya.

"Ya ampun bucin banget astaganaga!!" Ketawa Rina makin keras membuat Bu Ningsih langsung menyuruhnya diam. Rina pun hanya bisa menahan tawanya.

Sani sendiri makin penasaran, tapi Fenita yang sudah kesal langsung memasukkan ponselnya di saku seragamnya.

"Eh! Apasih? Cerita donk, Rin," kepo Sani.

"Pesan dari Erik, isinya sumpah romantis banget, udah kayak pasutri," heboh Rina.

Fenita langsung menatap wajah Sani yang makin datar. Sebenarnya masalah kemarin antara Erik, Sani dan dirinya belum bisa Fenita lupakan. Perpecahan persahabatan yang sangat menyakitkan.

"Gini, San..." Fenita ingin menjelaskan agar Sani tidak cemburu, tapi sekarang Sani malah ikut terkekeh.

"Gila! Gue sampai cemburu!" ucap Sani. "Tapi ya nggak papa lah, Erik juga sukanya sama lo, kan...gue sih mau cari cowok yang sukanya sama gue aja." Sani memegang lehernya, bukti bahwa cewek itu sedang berbohong dan tentu saja Fenita sangat peka, Sani masih menyukai Erik. Tapi dia juga tidak bisa mengulang kejadian yang sama. Jika dia memberikan Erik pada Sani, kejadian masa lalu kemungkinan besar akan terulang lagi. Mungkin ini memang yang terbaik.

Fenita mendadak merangkul Sani dan Rina. "Kalian memang sahabat gue." Dengan senyuman yang kaku justru membuat kedua temannya itu melongoh.

"Habis ini jalan-jalan dulu yuk!" Apalagi ketika Fenita mengajak keluar jalan-jalan, biasanya dia lebih suka langsung pulang, Sani dan Rina pun hanya mengangguk.

Akhirnya Fenita melepaskan rangkulannya saat sadar akan sikapnya yang kikuk. "Ya...sepertinya gue harus bersikap normal," ucapnya berjalan lebih dulu keluar perpus. Rina dan Sani pun menyusul dengan suara tawa yang serentak.

☔☔☔

"Menurut kamu kue mana yang cocok untuk ulang tahunku?" tanya Arka. Freya bingung karna sepulang sekolah Arka justru mengajaknya ke toko kue.

"Ulang tahun kamu?" Freya terkejut, dia bahkan tidak tahu kalau hari ini ulang tahun Arka.

Padahal Freya pacar, bukan, Arka tidak pernah mengatakan kalau mereka ini pacaran. Kalau tahu pun Freya pasti akan memberi kejutan. Tapi malah Arka yang membeli kuenya sendiri untuk ulang tahunnya. Bodohnya lagi Freya tidak bertanya sebelumnya kapan hari ulang tahun Arka.

Arka mengangguk. "Hari ini ulang tahunku, empat belas Desember, aku ingin merayakannya bersama kamu, Fre."

Banyak hal yang ternyata belum Freya ketahui tentang Arka. Semakin dekat dengan cowok itu, seolah makin banyak rahasia yang Arka sembunyikan.

All I Hear Is Raindrops [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang