"Kisah ini ditujukan untuknya yang tak pernah merasakan cinta tulus lain dalam hidupnya. Kisahku sebatas kisah seorang pendengar keluh kesah, tanpa bisa merengkuh. Karena cinta bukan lagi soal memiliki atau dimiliki. Dan bahagia bukan soal mengikat untuk tetap tinggal."
🐋🐋🐋
Kisah ini dimulai dari sebuah pesan singkat sebelum dia mulai merasa kehilangan sebuah raga yang selalu ada. Gadis itu menangis, ketika melihat sebuah kotak yang berisi potret memori keduanya, begitu pula sepucuk surat yang basah.
"Gimana rasanya kehilangan, Nys? Di saat dia selalu ada di dekat lo, lo nggak pernah memedulikan perasaannya. Emang sih, dia adalah orang yang begitu pandai memanipulasi rasa, tapi apa lo nggak sadar sama kode-kode kecil, bahkan setitik perhatian itu terlalu kentara kalo sebenernya dia suka sama lo," geram Viola, teman satu organisasi Vanys.
"Gue nggak pernah tau, gue emang salah. Gue masih bisa ngulang semuanya, 'kan?" tanya Vanys dengan isakan yang terdengar cukup keras. Gadis itu hanya mencoba peluang.
Viola mengangkat kedua bahunya, tanda bahwa dia tak tahu. Namun, kemungkinan terbesarnya adalah tidak, apalagi dengan ucapan Ferry yang mengatakan bahwa dia sudah akan melupakan Vanys. Viola menepuk bahu Vanys sebelum gadis itu pergi dari kamar Vanys.
"Lo yang sabar, kalau takdir bener-bener baik dan berpihak untuk kalian. Pasti dipertemukan lagi, kok," cetus Viola. Gadis itu tersenyum kepada Vanys sebelum pergi.
Vanys kembali menangis, gadis itu meratapi atas apa yang dulu ia miliki meninggalkannya. Gadis itu membaca suratnya lagi.
Untukmu, Vanys.
Hai! Jika surat sampai di kamu, berarti 43 bagian misiku selesai. Ya, sebenarnya aku sudah mempersiapkan ini lama, aku akan pindah rumah, sengaja tak memberitahumu. Kupikir kamu akan melarangku karena katamu aku adalah pendengar terbaik dalam setiap masalahmu. Maaf, ya.
Ah ya, aku sengaja memotret momen-momen saat bersamamu, baik susah maupun senang. Kamu ingat? Di sana ada potretmu saat menangis tersedu karena Arion marah denganmu. Kuharap kamu menyukainya :)
Karena ini adalah surat terakhirku, aku akan mengaku. Maaf selama ini tak mengutarakannya. Aku mencintaimu. Ya kedengaran aneh karena kita adalah teman, tapi tak apa. Aku sungguh jatuh sejatuh-jatuhnya saat masa pengenalan kampus. Saat kamu menjabat tanganku dan kita berteman. Yah, sialnya rasa itu harus kutelan sendiri. Tak apa :)
Oh ya, perihal di mana aku sekarang ... kamu tak perlu tahu. Yang jelas aku akan baik-baik saja. Aku tak tau akan menulis apa lagi, semoga kamu bahagia.
Dariku, Sahabat terbaikmu
Tangisan Vanys semakin mengencang. Gadis itu memeluk sepucuk surat dari seorang yang benar-benar terluka karenanya. Karena ketidakpekaannya. Mungkin ia bahagia, tetapi lelaki itu malah menelan luka yang begitu berat.
🐋🐋🐋
Ini adalah versi terbaru dari 43 Bagian Cerita Vanys. Semoga kalian menyukai yang baru ini. Jangan lupa vote dan komennya. Terima kasih.
Big luv,
Vanilla Latte ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
43 Bagian Cerita Vanys [END]
Romance[NEW VERSION] Kadang, kita harus memilih antara luka untuk bahagia atau bahagia untuk luka. Bagi kamu yang bimbang dalam urusan mencinta tanpa dicinta, kisah ini sungguh cocok untukmu. Dalam setiap goresan penanya, lelaki itu menuangkan segala rasan...