"Perihal rasa dan jatuh cinta, tak akan pernah bisa disalahkan. Jika diri bukanlah target, kita bisa apa selain menerima? Perihal cinta tak bisa dipaksa, tinggal memilih untuk lupa atau terluka."
🐋🐋🐋
Agustus 2019
Terhitung 2 semester pertemanan antara Ferry dan Vanys terlaksana. Kedua insan yang disebut-sebut bak seorang kekasih itu, sama sekali tak memiliki hubungan spesial satu sama lain. Bahkan, keduanya terlalu famous di kalangan anak FEB dan FT karena sering jalan berdua ataupun nongki santai.
Keduanya tengah duduk di kafe FEB. Duduk berhadapan. Namun, tak ada percakapan dari keduanya. Vanys menekuk bibirnya kesal. Gadis itu menutup paksa laptop milik Ferry.
"Van, apaan banget, sih? Gue 'kan lagi ngerjain AutoCad," protes Ferry. Vanys memutar bola matanya jengah.
"Aduh, udah deh jangan jadi mahasiswa rajin-rajin. Mending lo dengerin curhatan gue kali ini," balas Vanys. Gadis itu semakin mendekatkan wajahnya ke depan.
"Udah dibilang jangan deket-deket!" ketus Ferry. Lelaki itu risih karena dilihat banyak mahasiswa lain. Vanys mendecak. Gadis itu akhirnya memilih untuk duduk di bangku dekat Ferry.
"Ngeselin banget, sih!" gerutu Vanys saat melihat Ferry malah membuka laptopnya lagi. Lelaki itu menghela napasnya.
"Kasih gue waktu buat ngerjain tugas gue. Baru nanti lo bisa curhat semau lo," sahut Ferry. Vanys memanyunkan bibirnya. Gadis itu mendorong bahu Ferry.
"Nggak asik!" cetus Vanys. Gadis itu mengambil tasnya, lalu pergi dari tempat itu. Ferry mengembuskan napasnya. Ia sudah terbiasa dengan sifat Vanys yang pemaksa, tetapi sudahlah tugasnya kali ini lebih penting karena dua hari lagi harus sudah dipresentasikan. Lagipula ia tak punya banyak waktu karena nanti sore masih ada rapat BEM Fakultas Teknik.
Persetan dengan Vanys yang kesal kepadanya, lelaki itu lebih memilih mengerjakan tugasnya. Sekarang masih jam 1 siang, ia hanya punya waktu 2 jam untuk merampungkan tugasnya. Lelaki itu sangat fokus menatap laptop berlogo apel yang setengah bagiannya digigit sampai tak tahu ada seseorang yang duduk di depannya. Ferry tersadar saat sebuah minuman dingin mengenai kulit tangannya.
"Eh, Viola? Lo ngapain di sini?" tanya Ferry basa-basi.
"Nggak ngapa-ngapain, sih. Cuma lagi pengen duduk aja. Oh ya, dateng ke acara ulang tahun gue, ya," ujar Viola sembari memberikan undangan pada Ferry.
"Loh, gue 'kan bukan anak FEB, duh malah dikasih undangan segala," elak Ferry.
"Dateng aja kali, lagian lo udah terlalu famous di fakultas gue. Sama si itu, Vanys," ujar Viola. Keduanya terkekeh. Mereka mengobrol sembari Ferry menyelesaikan tugasnya.
🐋
Ferry adalah wakil ketua di organisasi BEM fakultas teknik. Lelaki itu dipilih saat akhir semester 2 dan kini lelaki itu telah memasukki semester 3. Bumantara—Buma—mahasiswa teknik arsitektur semester 5 yang menjadi ketua BEM fakultas mereka. Ngomong-ngomong soal rapat, sore ini pembahasan mereka cukup memakan waktu, mungkin akan menghabiskan 2 jam.
"Seperti yang sudah dibahas di pertemuan kemarin, tahun ini fakultas akan mengadakan UI EnEx (Engineering Expo) ke-50. Untuk proposal sudah disetujui oleh pihak fakultas dan universitas. Untuk persiapan acara akan dimulai minggu depan. Agenda kita sekarang ada mencari sponsorship," papar Buma.
KAMU SEDANG MEMBACA
43 Bagian Cerita Vanys [END]
Romansa[NEW VERSION] Kadang, kita harus memilih antara luka untuk bahagia atau bahagia untuk luka. Bagi kamu yang bimbang dalam urusan mencinta tanpa dicinta, kisah ini sungguh cocok untukmu. Dalam setiap goresan penanya, lelaki itu menuangkan segala rasan...