29. Putus

4.3K 369 40
                                    

Klek.

Arkan keluar dari ruangan kebesarannya. Alisnya bertaut ketika melihat Prilly masih diam di depan pintu.

"Loh, kamu masih di sini baby? . Ali bentar lagi tampil loh."

Prilly masih memandangi Ali yang mulai naik ke atas panggung. Ali terus berjalam tanpa menoleh ke belakang. "Om, apa Prilly harus duduk di sana?"

"Kenapa engga? Kamu juga pemilik studio ini jadi kamu gak pantas duduk di kursi penonton."

"Tapi om."

Jari Arkan segera membungkam bibir mungil keponakannya. "Shutt.. no baby!. Om akan marah kalo putri kecil om harus desak-desakan duduk di jajaran sana."

Prilly membuang nafasnya gusar. "Oke, Prilly duduk di sana."

Tangan Arkan mengacak-acak poni Prilly. "Gitu dong. Yaudah om harus kerja lagi. Kamu gak apa kan kalo om tinggal sendiri.?"

Tanpa Prilly sadari, Ali tengah memperhatikannya. Dari sana Ali bisa melihat Prilly bercengkrama sangat dekat dengan Pria jangkung. Sayang sekali pria itu membelakanginya hingga Ali sulit melihat wajahnya.

Prilly mengangguk dengan tangan merapihkan poni. "Sekali lagi. Makasih banyak om."

Arkan tersenyum lalu mencium kening Prilly. "Kalo kamu bahagia. Om juga ikut bahagia. Jangan sedih, jangan ngerasa sendiri. Om siap buat jadi sandaran kamu, jadi ayah kedua buat kamu."

Mata Prilly berkaca-kaca. Ia memeluk Arkan. "Aku udah bahagia. Karna Allah udah ngasih om super ganteng dan super baik kaya om Arkan ini."

Arkan terkekeh. Membalas pelukan Prilly.

~♡ ~

Studio tiba-tiba hening. Lampu meredup diiringi suara pijakan tiga pasang kaki yang mulai bersiap mengambil posisi.

Ting..

Satu sorot lampu mengarah pada sosok pria tampan.

Aliando Syarief.

Loving can hurt, loving can hurt sometimes..
(Mencintai bisa menyakitkan, mencintai terkadang bisa menyakitkan.)

Bait pertama dari lirik lagu yang Ali nyanyikan sukses membuat seluruh penonton menganga terpesona.

Ali bernyanyi sambil duduk. Jarinya memetik gitar yang ia taruh di pangkuannya dengan pembawaan yang tenang.

But it's the only thing that I know..
(Tapi itulah satu-satunya yang kutahu)

When it gets hard, you know it can get hard sometimes..
(Saat keadaan terasa sulit, kau tahu kadang keadaan bisa sulit)

It is the only thing that makes us feel alive..
(Inilah satu-satunya yang membuat kita merasa hidup)

Satu lampu kembali menyala menyorot pada Pria berdarah Philipina. Tejay Marques. Ia mulai beraksi dengan piano andalannya mengiringi alunan gitar milik Ali.

We keep this love in a photograph
(Kita simpan cinta ini di dalam foto)

We made these memories for ourselves
(Kita buat kenangan ini untuk diri kita sendiri)

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang