9. Nervous

5.2K 399 6
                                    

Prilly menggulingkan badannya di atas kasur, ia terus memikirkan semua perlakuan ali padanya hari ini. Mulai dari menelaktirnya esqrim, bakso bahkan jaket hujan tadi.

Kenapa semua ter-rekam dengan mulusnya?
Tawa ali, kejahilan ali bahkan keromantisan ali.

Apa? Keromantisan ali?

"Arghhh! Enyahlahhhhh!"pekik prilly meremas rambutnya.

Ia bangkit dari tidurnya dan memposisikan untuk duduk.

"Kenapa ali muncul terus sih di pikiran gue? Dia bukan hantu tapi kenapa gue ngerasa kalo gue lagi di hantui sama dia!"geram prilly

Ia meraih ponselnya lalu membuka akun instagramnya.

"Astaga!"

Prilly menepuk dahinya sendiri setelah melihat postingan dari salah satu temannya yang sudah menjudge band ali.

Ia lupa jika ia bertanggung jawab atas kegagalan band itu. Harusnya ali sudah rekaman sekarang! Dan seharusnya prilly tidak sebodoh itu.

"Sorry li?"lirihnya

Prilly sangat menyesal sudah melakukan itu tempo hari, ia sadar jika kejahilannya sudah keterlaluan.

Ia mematikan data selulernya lalu melihat rekaman video itu.

"Gue harus lakuin sesuatu!"

🍃🍃🌹🍃🍃

Musim hujan di pagi hari membuat kebanyakan siswa membolos sekolah, ya! Karna guru juga banyak yg tidak hadir untuk mengajar. Dari pada diam di kelas dan melawan kantuk lebih baik diam di kamar sambil membungkus tubuh dengan selimut tebal.

Tok tok tok..

"Ali bangun! ini udah siang loh, kamu bisa telat nanti"teriak Resi dari luar kamar ali.

"Hujan mah! Ali males ah dingin"umpatnya dgn mata yg masih terpejam.

Mama ali tau jika ali sangat tidak menyukai hujan apa lagi semenjak papa nya (syarief) meninggal akibat kecelakaan.

Saat itu mobil yg mereka tumpangi tergelincir pada jurang, ali & mamanya sempat melarikan diri di bantu sang papa namun tidak dengan papanya yg ikut terjun ke jurang. Dan sejak saat itu ali sangat benci dgn hujan, baginya hujan hanya pembawa sial & hujan adalah jurang pemisah antara ia dengan sang papa.

Bagaimanapun resi harus mencari cara agar ali mau sekolah.

"Ali? Bukannya hari ini kamu ada pertandingan basket ya?"sahut resi sedikit menggoda ali dari balik pintu.

Ali tak pernah mau melewatkan pertandingan basket karna bagi ali basket & band adalah segalanya.

"Ah yaampun! Iya mah ali sekolah kok iya"

Mendengar suara syok ali, resi langsung tercengir kuda. Ia sukses membangunkan anak semata wayangnya.

Dengan waktu yang singkat ia langsung rapi dgn pakaian sekolahnya dan langsung melesat ke sekolah menggunakan mobil, tidak mungkin menggunakan motor kan di saat hujan seperti ini?

🍃🌹🍃

Di koridor sekolah

Gemricik hujan kini membasahi wajah cantik prilly yg tengah memejamkan matanya, ia mengangkat kedua tangannya lalu menyodorkannya pada air hujan yg terjatuh dari atap sekolah.

Prilly menikmati setiap tetes air hujannya dgn syahdu. Sungguh ia dapat merasakan kehadiran bundanya lagi jika ia melakukan hal ini. Ia bisa merasakannya! Pelukan hangat dri sang bunda dan ayah, ia sangat ingat kenangan itu.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang