Mentari pagi menyapa dunia dengan sinar hangatnya. Tubuh mungil di balut selimut beraroma maskulin itu menggeliat mencoba membuka mata.
Perih di bagian kelopak matanya membuat Prilly mengaduh, mungkin efek menangis semalaman. Matanya membengkak dan masih memerah.
"Ini dimana?"
Ruangannya tidak terlalu asing dimata Prilly. Tapi ia lupa dimana?
Cklek..
Suara decitan pintu membuat Prilly menolehkan kepalanya menuju asal suara.
"Morning, baby."
Mulut Prilly sedikit terbuka. Pagi-pagi sudah di suguhi pemandangan indah. Paman tampan dengan wajah segarnya. Ah, Prilly ingat sekarang dia ada dimana.
Semalam ia menginap di rumah adik dari ayahnya ini.
Prilly kicep setengah sadar lalu melotot ketika melihat Arkan berjalan mendekatinya dengan tangan membawa nampan berisi sarapan roti dan susu putih.
"Om Arkan ngapain telanjang kaya gitu!"
Arkan berhenti lalu menunduk melihat penampilannya yang hanya mengenakan boxer, mengekpose dadanya tanpa dilapisi kaus apapun.
"Hehehe.."
Ia terkekeh tanpa dosa. Melanjutkan jalannya dan duduk di samping Prilly yang kini sudah duduk menyandar pada kepala ranjang.
"Biarin wlee. Yang pentingkan engga polos semuanya."
Arkan terlalu bersemangat menyiapkan sarapan untuk keponakan satu-satunya ini. Hingga seusai mandi, Arkan bergegas ke kamarnya tanpa repot memakai kaus.
Semalam Prilly menginap di kamarnya. Ini sudah kebiasaan Prilly bila bertamu.
Sedangkan Arkan sendiri, ia akan tidur di kamar tamu. Prilly tidak pernah mau tidur di kamar tamu, jadi Arkan selalu menyuruhnya tidur di kamarnya.
Semenjak bundanya meninggal, Prilly tidak pernah menginap di kamarnya lagi. Bahkan sekedar mainpun tidak.
Mungkin Prilly selalu ingat kebersamaan keluarganya di rumah Arkan ini.
"Mau sarapan dulu atau mandi dulu?"tanya Arkan menatap mata bengkak Prilly secara intens.
Prilly memanyunkan bibirnya. "Aku ngga sejorok itu, om.!" Ia meloncat dari kasur dengan wajah merahnya. Kaki mungil itu berlari menuju kamar mandi.
Arkan tertawa kecil. Setidaknya Prilly tidak seterpuruk tadi malam.
***
"Ali! Sarapan dulu nak. Sekarang mulai kelas meeting kan? Kamu gak akan terlambat kalo sarapan dulu."
Ali yang sudah melewati meja makan pun berbalik lalu duduk di samping mamanya.
"Gimana?"tanya Resi sambil menyiukkan nasi goreng.
"Masih belum ada kabar ma."lirih Ali
"Sebenarnya mama kecewa sama kamu."
Ali tau apa yang mau diucapkan mamanya.
"Mama gak pernah ajarin kamu buat nyakitin perempuan, Ali. Bahkan kamu gak pernah cerita ke mama kalo kalian udah pacaran."
Ali menunduk, "Maaf ma." Jawabnya sambil mengaduk-aduk nasi goreng tanpa niat memakannya. Selera makan Ali hilang semenjak kejadian malam itu. "Ali cuma.."
![](https://img.wattpad.com/cover/130415171-288-k111687.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Humor-Bila bibirku terus bungkam, bila langkahku terhenti, dan bila nafasku terkunci, percayalah mata ini tak pernah lepas untuk mencari kemana pun kamu pergi- ~♡~ "Hahaha gak usah makan lo mah pil! Badan udah segede upil nga...