22. Cemburu Lagi?

5.2K 442 29
                                    

"Arggggghhhhhh, sialll.. "

Ali melempar bola basket kesembarang arah, ia tuangkan kekesalannya pada benda yang tak bernyawa itu.

Ali merutuki dirinya sendiri. Ia gagal memenangkan pertandingan ini. Ya, di babak ke dua Ali masih ikut bertanding tapi sekolah Rasya lah yang memenangkan pertandingan dan otomatis Ali harus terima apa yang Rasya minta. 

"Lo yang sabar Li, ini bukan salah lo, harusnya lo jangan pikirin perkataan Rasya tentang taruhan itu, lo kan masih bisa deketin Prilly. Lo juga berhak rebut Prilly. Dia aja ngajak tanding dengan kondisi lo yang kaya gini. Dia curang dan lo juga bisa curang, lo gak perlu turutin apa mau dia. Kalo perlu, lo ajak dia tanding ulang di saat kondisi lo udah kuat"tutur Verel menenangkan Ali.

Verel juga semakin kesal jika mengingat wajah munafik Rasya.

"Udahlah li, ngapain sih pusing mikirin taruhan yang belum sempet lo iyain. Lagian dia kira Prilly barang apa sampe di jadiin bahan taruhan segala. Lo cowok Li, lo tau mana yang harus lo lakuin. Kejar Prilly!, gue yakin Prilly juga gak bakal mau kalo dia jadian sama cowok banci kaya Rasya"Tejay menyodorkan minum pada Ali lalu Ali meneguknya hingga tandas.

Ali duduk di lapangan bersama dua sahabatnya. Lapangan dan kursi penonton kini sudah sepi.

Hari mulai senja, seusai pertandingan Ali tidak langsung pulang melainkan menuaikan amarahnya di lapangan basket ini.

"Kalian bener, mulai sekarang gue gak mau terlibat sama hutang budi dia. Harusnya gue sadari itu dari dulu. Coba aja kondisi gue gak kaya gini, gak bakal gue biarin dia bisa ketawa kaya tadi"geram Ali sembari mengambil handuk kecil yang Verel bawa.

"Nah gitu dong. Itu baru Aliando yang gue kenal. Oh iya gimana lo sama Prilly? Tadi kayaknya muka Prilly udah kaya kepiting rebus deh pas lo sentuh muka dia di depan umum. Emm apa waktu lo cipok dia mukanya semerah itu juga Li? Hahahaha.."goda Verel di tambah kekehan tejay.

"Hahaha.. rese lo! .. eh tapi lebih merah si, hahahaha.. "jawab Ali

Ketiganya tertawa seiringan, Ali melirik keduanya dalam diam, Ali sadar jika ia memiliki dua berlian berharga dalam hidupnya yaitu mereka, sosok sahabat yang selalu ada untuknya.

~♡~

Malam hari, di kamar Prilly

"Emm, menurut kalian Ali itu gimana si?"Prilly memeluk boneka doraemon dan duduk di antara Mila dan Gritte, tentunya di atas kingsize yang bergambar doraemon.

"Ali itu, nyebelin, keras kepala tapi ganteng juga sih malah banyak yang ngejar-ngejar dia, dia juga berbakat, punya band, ketua tim basket, dia juga pinter loh. eh bentar gue mau nanya sesuatu sama lo, lo suka ya sama dia?" Mila mencolek dagu Prilly gemas.

Prilly menggelengkan kepalanya mentidakkan pertanyaan itu.

"waktu lo adu mulut sama dia di koridor. itu maksudnya apa Pril? Ali bilang, lo cemburu sama dia? sebenarnya apa yang terjadi sama kalian berdua? kenapa kita gak tau apa-apa?"Grite mendesak Prilly.

(Flashback)

Di jam istirahat, Prilly dan dua sahabatnya yang tak lain Mila dan gritte berjalan di koridor sambil tertawa riang. Tak lama Ali datang bersama Tejay dan Verel, Ali menghampiri Prilly lalu mencekal tangan Prilly. Ia menatap mata Prilly lekat-lekat dan mengabaikan keberadaan temannya.

"Bilang sama gue kenapa lo lari!"

Prilly mengerejapkan matanya, Prilly merasa mati kutu mendengar satu kalimat dari Ali.

"Maksudnya..?"

"Kemarin kenapa lo lari pas liat gue ajarin Manda di lapangan basket? Kenapa lo ninggalin gue dan lo malah berduaan sama Rasya?"

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang