33. Jadian.

4.4K 381 35
                                    

Prilly berjalan memutari rak berisi novel. Matanya mencari buku dengan genre yang ia minati.

"Pril, gimana kalo ambil yang ini?"

Prilly mendekati pria berpipi chubby yang memanggilnya. Ia Membaca sinopsis dari buku yang di sodorkan. Dan seketika hata hazel itu berbinar. "Ini? Kayaknya seru. Gue ambil deh Sya."

"Ini juga keren." Di sodorkannya lagi buku novel bergenre yang sama.

"Genre nya apa?"

"Masih humor. Cuma ada perpaduan sama horor gitu."

"Coba mau liat dulu."

Rassya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menatap Prilly dari jarak sedekat ini. Senyumnya mengembang seiringan dengan pesona Prilly yang semakin ia dapati.

"Gue ambil juga ya. Lumayan buat tambahan koleksi. Perdana loh gue beli novel isinya horor. Haha.."

Rassya berkedip, kagum melihat tawa Prilly yang menunjukan pipi tupainya. Ini kali pertama, Prilly bisa tertawa di depannya. Sungguh manis.

"Ambil aja, gue yang bayar."

"Eh jangan! Gue beli banyak novel. Nanti yang ada lo malah bangkrut."

"Selo, tabungan gue masih banyak. Lebih dari cukup buat modal nikahan kita nanti."

Prilly kembali tertawa geli membuat matanya menyipit. Senyumnya sangat murni, seluruh jagat raya tau jika Prilly tengah berusaha menutup segala duka yang ia pendam.

Ternyata Rassya selucu ini. Lumayan, bisa jadi penghibur hati Prilly.

"Yaampun, gue pengen bawa lo balik sekarang juga Pril. Pengen bilang sama nyokap kalo gue nemu bidadari di Gramed."

"Hahaha.. receh mulu lo dari tadi, Sya."

"Yehh di bilangin juga!"

"Eh, udah nemu buku komiknya belum?."

"Nih udah, tinggal antri ke kasir. Abis ini temenin gue beli stik dram ya, Pril?."

Prilly tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

***

"Mau beli apa lagi Pril?"

Rassya merangkul bahu Prilly. Tapi segera di tepis oleh gadis ini.

"Emm, udah. Tujuan gue nganter lo kan biar sekalian beli novel."

"Eh, sekarang udah jam delapan malem loh, gak apa-apa nih kita jalan sampe selaurut ini?"

"Ya mau di apain lagi, Sya. Kita cuma beli buku. Bukan mojok, Hihi.."

Rassya mengangguk, tangannya mencoba meraih tangan Prilly.

"Eh.. beli esqrim disana yuk, Sya?."unjuk Prilly pada salah satu kedai esqrim di dalam mall ini.

Rassya berdecak kesal karena gagal lagi. Gadis itu sangat riang, berjalan mendahuluinya menuju penjual eqsrim.

Rassya pikir, Prilly akan bersedih karena Ali meninggalkannya. Rassya akan dengan senang hati menghiburnya lalu membuatnya nyaman agar Prilly mau menerima cintanya dengan mudah.

Tapi, kenapa ekspentasinya berbeda?.

"Mau rasa apa, Pril?."tanya Rassya setelah duduk di salah satu kedai bernuansa kekinian.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang