40. Tulang Rusuk

5.6K 347 40
                                        

Tak perlu bimbang akan hadirnya orang lain. Karena yang aku yakin, kamu adalah satu-satunya tulang rusuk yang Allah ciptakan untuk ku.

***

"Prilly.. will you marry me?."

Bibir Prilly terbuka, wajahnya terkejut dengan mata membulat. Apa tadi? Ali melamarnya? Di sini? Really?.

"Will you marry me, upil ku?."

Prilly mengerejapkan matanya mendengar pengulangan itu. "A..ali, t..tapi i..ni terlalu cepat." Prilly tidak salahkan dengang ucapannya? Tapi mengapa Ali justru tersenyum?.

"Aku cuma butuh satu kata, Ya atau tidak?."tanya Ali lagi.

Kenapa harus berpikir lagi?. Bukankah ini yang mereka impikan?. Hidup bersama dalam satu ikatan sakral yang tak akan bisa seorangpun memisahkan keduanya.  Tanpa pikir panjang, ia menganggukan kepalanya. "Ya! Aku mau, Ali!."

Senyum Ali merekah, jantungnya berdetak cepat memompa rasa bahagia yang kian memuncak. Tangan Ali menyematkan cincin itu di jari manis Prilly. Mengecup tangannya lantas berdiri dan memeluk Prilly.

Air mata Prilly tak tertahan lagi, mengalir beriringan dengan kebahagiaan yang tiada lagi bisa ia ungkapkan. Tangan Prilly membalas pelukannya, tak lama Ali berbisikan merdu di telinganya.

"Terimakasih sayang. I Love You."

"I love you too, Ali."

Prilly menangis sambil tersenyum bahagia, wajahnya semakin ceria kala mendapati ribuan kelopak bunga mawar merah berjatuhan dari atap lalu mengenai mereka berdua. Cahaya-cahaya kecil mulai bermunculan dari sudut sana, bagai kunang-kunang indah yang bergerak menari mengisi kegelapan di studio ini.

Tak ada kata lagi yang bisa Prilly ungkapkan selain ia benar-benar bahagia. Dalam satu sorot lampu studio ini seolah mengisahkan jika dunia hanya milik mereka berdua. Tak ada lagi duka, tak ada lagi sandiwara dan tak ada lagi rindu yang membelenggu di antara mereka berdua.

Ali melepaskan pelukannya lalu mengecup kening Prilly. "Aku punya kejutan lagi buat kamu, sayang."

"Apa?."

Ali menjentikkan tangannya hingga dalam hitungan detik seisi studio ini benar-benar terang dan menampakkan isinya. Prilly tak percaya ini. Di sana! Ada banyak penonton yang sedari tadi menyaksikan keduanya, memegang ponsel dengan flash yang masih menyala. Sorak gembira mengiringi keterkejutan Prilly, betapa polosnya gadis ini? Mengapa ia tidak menyadari jika sedari tadi semuanya di abadikan oleh kamera dan ratusan mata penonton? Cahaya yang ia kira kunang-kunang pun ternyata merupakan cahaya dari antusias mereka.

"Ali, ini?."

"Bukan ini, tapi itu.."

Tangan Ali menunjuk pada dua gadis yang berjalan mendekatinya sembari memegangi kain berukuran besar berwarna merah, seperti ada banyak bayangan manusia di baliknya. Semakin mendekat, rasa penasaran Prilly semakin meningkat.

"Kamu tarik kain itu, sayang."

"Se..sekarang Ali?."

Ali tersenyum dengan tangan yang masih memeluk pinggang gadisnya. "Hemm.."

Menuruti kemauan Ali, gadis itu segera menariknya, dan kali ini, kejutannya jauh lebih mengejutkan..

Enam sosok itu benar-benar membuat Prilly menganga..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang