19. Naif

5.4K 327 0
                                    


"Lo lagi ngapain di sini li? Dari tadi kita nyariin lo, tau gak!" Verel datang dengan helaan nafasnya.

"Tau, kapten basket masa bolos perundingan, lo gak lupa kan kalo sekolah rasya ngadain pertandingan lagi?"tambah tejay

Verel dan tejay yang berniat masuk ke toilet kini berhenti saat melihat ali bersandar di daun pintu toilet. Wajah ali terlihat sendu, ali juga sempat terperanjat kaget karena melihat dua sahabatnya kini ada di sini. 

Bagaimana ini? 
Prilly masih di dalam, dia masih menangis dan ali bisa mendengar dari isakan halusnya. 

Ya! Prilly masih didalam kamar mandi pria? Oh astaga!' 

"Li? Lo gak kesambet dedemit toilet kan?" Tanya tejay sambil menepuk bahu ali.

"Em.. lo mau apa nyariin gue?"
Ali siaga memegang pintu toilet, jika mereka melihat keadaan prilly pasti? Omygat! Bisa-bisa dunia terbelah karena kejahilan keduanya.

"Yaampun li, lo kan kapten basket! Lo kok gak tanggung jawab sih!" Dengus tejay kesal 

"Tanggung jawab? Emang gue ngapain prilly?"
Entahlah, pikiran ali masih berputar atas kejadian demi kajadian yang terekam di memory otaknya tentang prilly.

Verel dan tejay mendelik satu sama lain, sebenarnya apa yang ada di pikiran ali hingga kalimat konyol itu terlontar.

Verel menyentuh kening ali hingga kedua mata ali terangkat keatas melihat pergerakan tangan sahabatnya itu.

"Panas jay!"pekik verel hingga tejay tertawa geli

Ali langsung menepis tangan verel di keningnya.

"Apa-apaan sih!"protes ali

"Lo yang apa-apaan, gak nyadar kalo ucapan lo ngelantur gitu?"segut tejay sambil memasukan tangannya ke dalam saku celana.

"Emang gue ngomong apa?"heran ali menunjukan wajah polosnya, membuat tejay dan verel berdecak sebal.

"Gue minta tanggung jawab lo sebagai ketua tim basket, bukan tanggung jawab buat prilly, otak lo lagi koslet ya?"ledek tejay

"Kapan gue ngomong gitu? Sembarangan lo!"tukas ali tak terima

"Barusan, lo gak nyadar?"tejay terus menyudutkan ali

"Enak aja! Gue gak ngucapin nama itu, lo kali yang otaknya koslet!"

"Lo nya aja yang kebanyakan nonton film semi, ampe mikir tanggung jawab segala"seringai tejay menggoda ali

"Anti gue sama kaya gituan!"

"Udah ah, ribet lo bedua! Minggir li, gue udah kaga nahan sama panggilan alam" verel mencoba meraih gagang pintu yang ada di balik tubuh ali.

"Eee.. jangan disini!"

Ali semakin merapatkan tubuhnya pada pintu itu, tangannya juga semakin mempererat pegangan pintu.
Tejay menatap ali heran sedangkan verel semakin memaksa karna ia sudah sangat kebelet.

"Lo kenapa sih! Minggir gak, gue udah di ujung li"mohon verel lagi dengan menggeser-geserpunggung ali.

"Toilet yang di samping tejay kan bisa! Yang ini lagi rusak. Kalo engga, itu aja tuh yang deket pintu masuk!"kekeuh ali lagi.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang