1. Muka Tembok & Upil

15.1K 575 10
                                    

"Rasain lo, huahahaha. Makan tuh! So cakep sih jadi orang, dasar Muka tembok, ahahaha.."

Seorang gadis cantik bernama Prilly Latuconsina berusia 16 tahun tengah tertawa terpingkal di bawah pohon pinus, letaknya di belakang taman sekolah SMA Bintang 26.

Prilly terkikik geli karena sukses menjahili pria tampan yang bisa di bilang musuh bebuyutannya sejak kecil hingga sekarang, kelas dua SMA.

"Hahaha. Duh, gila. Perut gue berasa di kocok Pril. Jangan kebanyakan gaya makanya, udah ngejengkang aja baru nyaho."ujar siswi yang bernama Jesicca Mila sahabat Prilly sejak kelas satu SMA. Ia ikut terbahak karena kejahilannya.

"Hahahaha.. Yes, berhasil lagi!."
Surak Gritte yang tak lain sahabat keduanya, mereka bertiga langsung bertos ria sambil meliukan pinggulnya sebagai tanda keberhasilan.

"Yuk cuss, Mariii." Kata Prilly menggibaskan rambutnya lantas mengajak sahabatnya menuju kantin

~♡~

"Ahhh sial. Awas aja ya, gue bales nanti. Awwss.. sakit banget."desah seorang pria yang kini nasibnya tengah apes.

Aliando Syarief pria tampan yang menjadi musuh Prilly sejak kecil. Keduanya tak pernah lelah untuk saling mengerjai satu sama lain.

Bak kartun Tom and Jeri.

Ali berjalan pincang sembari memegangi bokongnya yang terjatuh akibat kakinya tersandung tali. Ya, tali yang melintang di jalan taman, apalagi jika bukan ulah Prilly and the genk? .

Ali tersandung saat sibuk membalas sapaan-sapaan dari adik kelasnya yang cantik-cantik itu dan tak sadar kakinya tersangkut tali hingga tersungkur mendarat dengan gaya duduk.

Bisa di bayangkan jika jatuh di depan para fans?.

"Bokong lo kenapa, Li?"tanya Verell sembari terus menyelidiki tingkah Ali yang terus memegangi bokongnya.

"Ini gara-gara si geng cabe!. Liatin aja gue bakal bikin perhitungan sama mereka, terutama Prilly!."sinis Ali yang kini sudah duduk di kursi kantin. Matanya menyorot tajam menatap Prilly.

Prilly yang menyadari tatapan itu, hanya memeletkan lidahnya pada Ali membuat Ali mendengus kesal.

"Woyy pesanan datang, bakso dengan sayur tanpa mie kuning."ujar Tejay, sahabat Ali, yang membawa tiga mangkuk bakso favoritnya

"Bikkk Inemm, kenapa pesenan kita lamaa banget?. Ah curang lo, kenapa lo yang pesannya telat malah dapet duluan."teriak Prilly sembari berdiri dari duduknya lantas memelototi genk Ali sembari menunjuk ke arah Ali.

Semua siswa sudah tak aneh dengan tingkah dua genk ini, bahkan banyak yang mendo'a kan geng itu agar damai. Namun nihil.

"Hahaha.. gak usah makan lo mah pil! Badan udah segede upil ngapain makan?, Percuma!."teriak Ali sambil berdiri dan tak kalah gaduhnya dengan suara cempreng Prilly.

Prilly membulatkan matanya dan mengangakan mulutnya, ia tak terima di ejek seperti ini.

UPIL? Yang benar saja!.

"Heh, sembarangan lo panggil gue upil, lo tuh kaya e'e cicak udah bau, belang lagi! Mana muka kaya tembok, datar gak ada rupa. Cakepan juga cicaknya!"balas Prilly tak kalah tarik.

"Woyy berisik lo, badan segede upil suara udah kaya toa mesjid."seloroh Verel ikut membela Ali. Ia berdiri dari duduknya mengikuti Ali.

"Heh playboy cap gayung! Kaga usah ikut-ikutan deh lo. Dasar buaya darat"cetus Mila membalas Verel dan ikut berdiri.

"Dari pada lo! Cakep kaga jelek iya. Kaga laku pula. Dasar jones."celetuk Tejay.

"Wah, nyari ribut ni anak!."ucap Gritte melempar botol aqua hingga mengenai kening Tejay.

"Awss, sakit nenek lampir."ringis Tejay memegangi pelipisnya yang lumayan memar.

Prilly dan Ali saling menatap, kenapa mereka ikut berdebat, aneh bukan?. "STOPPPP"teriak Ali dan Prilly bersamaan membuat semua siswa yang ada di kantin menutup telinganya termasuk semua sahabatnya.

"Astaga, klop amat ni anak. Jodoh kali ya."dengus Verel pelan tak terdengar Ali, tak sadarkah Verel jika ia telah berdo'a? . Tangan Verel mengelus telinganya yang sedikit sakit.

"Songong tuh cewek, jidat gue ampe bonyok gini."ringis Tejay.

"Biarin aja, kita masih punya waktu buat bales mereka."bisik Ali di iringi senyum jahilnya.

~♡~

"Gue rasa ada yang gak beres dari tatapan Ali, Pril." bisik Gritte pada dua sahabatnya. Mila mengangguk tanda setuju

"Haha, tenang aja, dia gak bakal berani sama gue."remeh Prilly sambil melotot pada Ali yang juga memelototinya.

Di sudut sana terlihat, Ali bangkit menuju warung bi inem. Ia mendekati mangkuk bakso pesanan Prilly yang bertepatan dengan pemilik warungnya tengah pergi mengantarkan pesanan yang lain. Tak lama Ali kembali ke meja makannya. Ia mengacungkan jempol pada teman-temannya dan melirik prilly yang tengah sibuk berselfie.

"Pesanan datang nona-nona yang geulis. Maaf ya telat, abis tadi pesenan si neng malah di ambil sama den Tejay."ucap bik Inem sembari menaruh tiga mangkuk bakso di meja makan Prilly.

"Iya gak apa-apa bi. Makasih ya."balas Prilly lembut menerima mangkuk baksonya. "Haha ini cantik Mil, tapi Gritte nya cuma kelihatan sebelah, haha.." Tangannya meraih sendok yang berisi bakso tapi mata Prilly terus saja pokus pada ponselnya.

Ali, Verel dan Tejay terus menatap ketiga gadis itu. Ali mulai menghitung jarinya dengan nada berbisik. "Satu, dua, ti.."

"Kyaaaaaaaaaaa kecoaaaaaa, ueekk." Prilly menjerit setelah memuntahkan kecoa mainan yang sempat masuk ke mulutnya.

"BHAHAHAHAHA.."tawa Verel, Tejay dan Ali yang paling puas menertawai Prilly. Ali puas sudah membalas kejahilan prilly.

Prilly mengelap mulutnya dengan tisu. Mata prilly memerah menatap Ali. Tidak salah lagi, kecoa mainan itu ulah mereka!.

"ALIIIIIIIIII..."jerit Prilly menggemparkan seisi kantin.

~♡~

Cikarang, 2017

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang