PROLOG

257 25 11
                                    

Aku tidak tahu kapan mulai menyukaimu, dan tidak pernah tahu juga kapan bisa begitu menginginkanmu.

Hari ini setelah menatapmu yang keribuan kalinya aku sadar, kau tidak spesial. Biasa saja malah. Tapi membuatku begitu merindu.
Aku tidak bisa menjelaskan mengapa ini terjadi.

Aku bukan bad girl seperti di film-film yang sering kau tonton itu. Tidak romantis seperti mereka. Juga tidak punya keberanian mengatakan apapun padamu. Bahkan untuk sekedar menyapa saat kau lewat. Ah, aku tidak seberani itu.

Aku hanya suka menulis perasaanku disini, sungguh. Pengalamanku tidak banyak. Tapi untuk menyukaimu? Itu tak masalah jika aku harus menunggu hingga lama sekali. Hingga kau lupa pernah punya teman sepertiku bahkan, aku sanggup melakukannya. Mungkin ini sedikit berlebihan, ya aku tahu.

Dan kau? Kau masih jadi rahasia terbesarku. Hanya beberapa saja yang tahu. Dikelas malah hanya dua. Mereka sahabat cerewetku yang sudah seperti, ah aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, luar biasalah pokoknya.

Aku sedih, kecewa, dan malu bercampur satu karena tidak bisa mengatakannya pada siapapun lagi, bahkan teman sebangkuku. Bukan aku tak percaya, sudah kubilang aku malu mengatakannya. Dua sigung nakal itu tahu juga bukan disengaja, mereka tahu titik lemahku dan menggunakan itu sebagai detektor kejujurannya. Dan jangan sampai ada yang tahu lagi. Tentu aku tidak mau kau tahu tentang perasaanku. Karena terkadang, menyembunyikan perasaan ini akan jauh lebih baik jika dibanding harus memperlebar jarak antara kita.

Aku tidak tahu bagaimana harus memulainya. Aku hanya suka menatapmu dari jauh. Saat kau bermain bersama teman-temanmu. Saat kau sedang asyiknya tertidur. Saat kau menyingkirkan poni rambut yang menutup keningmu. Ya, aku tahu kau suka melakukannya. Saat kau mengobrol dengan teman perempuanmu. Saat kau cemas, saat kau menghafal materi ulangan. Saat segalanya. Aku tidak bisa menyebutkan satu-persatu. Pasti merepotkan. Kau bahkan tidak tahu kalau aku tahu sebanyak itu kan?

Ya, benar. Aku tidak mengharap apapun darimu. Aku seharusnya tahu diri siapa aku dimatamu. Tapi yang jelas aku akan tetap berjuang sampai aku mengerti artinya menyerah.

Bagaimana akhir kisahnya, aku tidak tahu. Asal kau bahagia itu sudah menjadi happy ending terhebat untukku. Semoga suatu saat kau membacanya, sekilas pun tak apa.

***

Yuk vote and comment guys. Maaf kalo masih amatiran :'). Btw guys, vote and comment kalian berarti banget buat aku......

Dinarnya belum lanjut ya tunggu aja......

Setelah Kau [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang