Aku akan menceritakan Eza dulu. Aku rasa ini cukup adil karena saat aku menyukainya dulu aku belum sempat menulis sesuatu tentangnya. Itu karena aku tidak terlalu lama jatuh hati padanya. Aku belum tahu jika teman sebangkuku ternyata juga menyukainya.
Parah.
Bagaimana ya menggambarkannya? Eza itu tidak terlalu tinggi untuk anak-anak cowok kelasku yang tingginya ya ampun. Jadi, aku mengategorikan dia tidak begitu tinggi, walaupun harus kuakui aku jauh lebih pendek darinya.
Dia benar-benar anak yang humoris, selalu bisa membuat orang disekitarnya tertawa. Mungkin itu juga alasanku menyukainya, dia suka membuatku tertawa, eh kita semua maksudnya.
Kulitnya lebih hitam dariku, tapi lebih kinclong darimu, Nan.
Eza Aldiansyah. Care, receh, imut. Pas sesuai tipeku.
Dia adalah salah satu most wanted class karena banyak anak cewek kelas yang menyukainya. Salah satunya, ya Elsa.
Bukan aku menyerah. Tapi aku akan mundur dengan sendirinya jika ada temanku menyukai orang yang sama denganku. Itu yang selalu kukatakan pada sahabatku, si dua sigung nakal. Arvas Farizza dan Kimrara Prabela yang keduanya satu kelas denganku juga.
___
Tidak banyak yang ingin kuceritakan tentangnya disini. Jangan sampai aku terjebak nostalgia ya, hehe.
Eza bahkan tidak pernah tahu bahwa aku pernah menyukainya. Ya, tentu saja. Ada banyak yang suka padanya. Jadi, aku mah apa atuh? Ampas.
Intinya, Eza adalah cinta pertamaku di SMA. Bukan. Lebih tepatnya suka pertamaku di SMA. Ya, itu lebih baik.
***
Icha sukanya yang receh-receh ya, tolong dimaafkan.
Vote komennya guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Kau [END]
Ficção AdolescenteKalau cinta ini selamanya tak bisa tersampaikan, maka biarlah! Kurasa aku akan terbiasa dengan rasa sakitnya "cinta diam-diam." On Going juga : Jangan Hujan -nb : cover sources by pinterest