Interogasi Icha

39 7 1
                                    

Namanya.

Namanya, emm. Eh, Yananda Praditya.

___

"Ha? Gue nggak salah denger, Chaaa?" Rara melotot padaku ganas.

"Si atlet renang yang ikut ekskul PMR tapi cuma numpang nama? Serius cha?" Sekarang Riza yang menginterogasiku. Sejak aku jujur pada mereka soal Nanda beberapa hari lalu, tingkah mereka jadi konyol begini.

"Ssst! Jangan keras-keras kali. Ini perpus oy," aku segera menyuruh Riza dan Rara yang tak kontrol tadi untuk merendahkan suara, takut ada yang dengar.

"Ya gitu." Jawabku singkat mencoba tak salah tingkah.

Mereka mengumpat.

"Gila lo setrikaan,"

"Chili ah lo,"

"Terong,"

"Boncabe."

"Kobe."

"Btw, seblak kuy ntar. Ck."

Hhh.

"Terusin aja gitu ya," aku jadi angkat bicara, tak tahan dengan umpatan mereka berdua.

Rara menatapku lekat. "Please, Cha sadar."

"Iya iya gue tau. Dia tinggi aduhai, dan gue paan? Ampas. Sepundaknya aja nggak ada. Dia anak hits, followers banyak. Dan gue apa? Ketua Osis aja cuma tau nama. Eh," Aku membasahi bibir, baru sadar sudah menghina diri sendiri.

Riza tertawa puas, "Bukan cuma itu, Cha. Liat noh, pipinya waduh nggak nguatin, kotak panjang ala-ala aktor holiwud. Dan lo Cha? Bunder gitu kayak ikan buntel."

"Judge aja terus ya," aku tersenyum gemas melihat dua sahabatku ini sudah mengolokku dari tadi.

Keduanya jadi diam sejenak.

Rara juga. Sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

___

"Oh, pantesan!" Rara menghentikan interogasinya.

Apa?

"Sekarang gue tau alesan lo sensi kalo dibilang suka sama Bryan."

"Ya iyalah, orang Bryan sepupunya Nanda," lanjut Rara.

Mata bulatku berbinar, seperti baru disorot lampu neon disana. Aku bertepuk tangan lirih, "Lo emang pinter, Ra. Gue bangga ama lo."

Riza hanya melongo, ber-oh sambil menganggukan kepala.

Benar. Waktu itu, saat Elsa mendugaku sedang menatap Bryan, kau dan Bryan memang duduk bersama. Hari itu Suheru tidak masuk, jadi Bryan yang duduk disampingmu.

Dan beruntungnya aku saat itu. Elsa salah tebakan. Walau jadi banyak gosip beredar yang membuatku galau tak karuan.

Aku suka kamu, bukan sepupumu.

___

"Emang Nanda di mata lo tuh gimana sih, Cha? Heran deh gue." Tanya Rara sambil membuka-buka halaman buku didepannya yang entah ia baca atau tidak.

"Yoi Cha. Gantengnya juga be aja ko," Riza mengamini.

Aku menerawang, tersenyum penuh arti. "Ya gimana ya, abisnya Nanda itu gemesin."

Ha?

***

Heyooo gemesin gimana chaa...

Vote commentnya guys biar nyenengin orang :))

Setelah Kau [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang