24. Let's Play The Game!

23 4 0
                                    

Bryan mendekatiku dengan senyum lebarnya bak artis iklan pasta gigi, "Malem Chaa."

Aku hanya membalasnya dengan anggukan tanpa ekspresi. Wajahnya kini berubah merengut. "Kenapa lo?" Tanyaku frontal.

"Kamu yang kenapa lah! Kan aku udah bilang mau jemput!" nada manisnya kini meninggi. Rara, Riza, dan Alanda yang dari tadi di sampingku, kini menepi entah kemana. Dasar dua sigung, eh sekarang tiga.

"Kamu tuh ngga meng-"

"Jiji ih aku-kamu-an, apaan!" Potongku tegas, entah kenapa jadi berubah ketus.

"Hei, hei, masalah rumah tangga jangan dibawa kesini lah." Sontak aku menoleh, Suheru dan, what the-. Oh, nggak mungkin, Nanda.

"Rumah tangga apaan?! Adanya mah ini jadi KDRT kalo kejadian beneran," kataku spontan mencoba menetralkan keadaan. Sial, yang ada malah jadi makin keruh, sepertinya aku salah berucap.

Kau melirikku sekilas, ya benar-benar sekilas. Kini kau sudah menjauh menarik lengan sepupumu itu. Pergi dengan semua perasaanku yang tak pernah kau kembalikan. Benar kata Riza, aku ngga punya hati. Ya iyalah, dibawa kamu sih.

Aish, malah galo.

Suheru berdehem keras, membuatku menoleh ke arahnya, "leh, masih disini aja lo?!"

"Mba cantik senyum dong." katanya dengan ekspresi menjijikan. Hih, ngeri.

"Woy woy, apaan nih?!!"

"Duh ko panas ya tadi."

"Aduh, udah selese nih?!"

Ah, itu dia si rombongan sigung balik lagi. Aku menatap mereka dengan tatapan kosong tanpa ekspresi, ingin marah, tapi ya gimana, mereka juga tak bisa dianggap 'bersalah'.

Rara mendelik, matanya fokus ke arah Suheru, "Heh! Ngapain lu?! Ini masalah cewe ya, pergi lu,"

"Cantik, jangan marah-marah dong," dia masih dengan ekspresi menjijikan itu. Dasar gombal gembel.

"Udah-udah stop. Biar enjoy lagi, gimana kalo kita main game?" Alanda kini angkat bicara. Ya, dia memang benar. Ini seharusnya jadi welcome party terbaiknya, tapi gara-gara kami malah jadi kacau.

"Sorry girl," kataku sendu menatap Alanda, dia tersenyum, lagi-lagi dengan gaya kalemnya.

"Kuy main!" Riza antusias, tak ingin ambil pusing dengan keributan tadi.

"Oke, mohon perhatiannya sebentar," Alanda kini sudah berada di tengah orang-orang ini. Dia menjelaskan game yang akan dimainkan malam ini.

"So, pertama kalian cuma perlu ambil kartu ini satu aja. Tumpukan kanan buat cewe, kiri buat cowo. Di kartu itu ada angka yang harus kalian cari pasangannya. This is a couple games. Let's play guys!"

Kami mulai memilih kartu yang angkanya masih rahasia. Dibuka nanti katanya. Alanda-pun ikut bermain, pemberi clue-nya diganti salah salah satu pembantu rumah tangganya

"Buka," kata bi Inem, si pemberi clue sekarang.

Kami mulai membuka kartu yang tertera angka-angka dari 1 sampai 10.

Aku mulai cemas memikirkan angka yang muncul di kartuku, 9. Entah siapa pasangannya, jangan sampai Bryan apalagi Suheru.

[GC : Tdk ada dusta diantara QT]

Riza : woyy gue add Alanda yaa

Ichaa : okay

Riza add Alanda to the group

Rara : gue 10 gaes

Riza : gue 1

Rara : gue serius Riz

Riza : ih beneran 1

Alan : wah ada grup ginian ternyata

Ichaa : welcome Alannnn

Alan : tengkyu gaes

Rara : lo dapet angka brp cha

Ichaa : 9 parah

Riza : hihh sama Bryan, mati lo

Ichaa : serius lo?

Rara : iya chaa gue jg liat tadi

Alan : tuker gue aja cha. Lo sm Nanda

Riza : iya cha serius gue liat

Ichaa : beneran lan?

Alan : yoksi. ketemu di bawah pohon mangga

Riza : ok

Rara : yoi

Ichaa : kalian ngapain ikut?

Riza : ada yang harus kami tukarkan jg beb

Rara : hmmm

Dan begitulah, kami berempat akhirnya bertemu di bawah pohon mangga. Kerennya, Rara dan Riza menukarkan nomor juga. "Bener-bener couple game," kata Riza semangat.

Ajaib, ternyata Riza menukarkan miliknya agar bisa berpasangan dengan Adnan Arazid, sang 'sekseh boy' nya. Rara akhirnyapun berpasangan dengan Satya Adipati, sang 'pengemis cinta' nya.

Hebat Alanda, mengundang semua couple kita, aku bahkan tidak sadar ada mereka dari tadi. Tapi, kenapa dia bisa tahu? Kebetulankah atau sengaja? Dari semua cowok di SMA loh ini! Baiklah, lain kali akan kutanyakan, tidak sekarang. Sigung-sigung itu sedang bahagia.

"Ayo mas-non, dimulai nyari-nyarinya,"

Oke, game dimulai!

Setelah Kau [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang