39. Happy Sweet Seventeen

52 4 0
                                    

Happy Sweet Seventeen!

Hari ini! Hari ulang tahunmu, Nan. Dulu saat sekelas, aku tidak pernah mengucapkannya karena kau selalu menyembunyikan harimu dengan sangat baik. Tidak ada yang tahu saat itu. Tidak seorangpun.

Tapi bukan Icha namanya kalau tidak tahu soal Nanda. Aku yang penasaran mulai menyelidiki tanggal lahirmu dulu. Berkali-kali mencoba melirik kartu osismu, atau iseng mencuri pandang lembar identitas di rapormu. Tapi gagal. Kau selalu saja datang di waktu yang tidak tepat. Segera mengantongi kartu osismu atau membereskan semua buku-buku di mejamu. Lalu dengan tidak bersalahnya kau memandangku penuh seringai.

"Kepo ih, minggir," Katamu licik. Membuatku gemas. Sumpah! Demi Cupid dan Psyche sang dewa cinta Yunani, kamu benar-benar menyebalkan!

Tapi karena aku begitu mencintaimu barangkali, Nan. Jadi, Tuhan berbaik hati memberi tahuku kapan tanggal lahirmu.

Aku belum cerita ya? Jadi saat itu, semester terakhir kelas sepuluh, kelas kita sedang berada di perpustakaan, memperbarui kartu perpus karena perpustakan akan berganti ke era digital (wow). Saat itu, entah dewi fortuna darimana aku bermalas-malasan kembali ke kelas. Bersama Riza jadi orang paling akhir yang keluar perpustakaan.

Mas Aziz, pegawai perpus yang baru, tiba-tiba mencegatku. Memintaku mengurutkan data yang baru dikumpulkan. Awalnya aku sebal karena disuruh-suruh begini, apalagi mengurutkan banyak data dan memastikan semua terisi. Hey ayolah, itu bukan hal yang menyenangkan.

Tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu. Nama Yananda Praditya langsung merekah di otakku. Membuat semua sarafku bergairah ingin mencarinya.

Aku dan Riza segera mengurutkan data-data itu. Kebetulan data milikmu ditemukan oleh Riza. Aku meraihnya. Tersenyum. Lega sekali mengetahui tanggal lahirmu. Entah kenapa semua tentangmu menjadi penting untukku, Nan. Aku tidak peduli jika di depanku ada puluhan data pribadi dari anak-anak ganteng hitz satu sekolah. Kamu berbeda, selalu lebih penting dari semuanya. Kamu terlalu penting untuk diabaikan.

Hari itu aku sangat-sangat berterimakasih pada Mas Aziz yang membuatku kerepotan karena dua hal. Terlalu repot dengan urutan data-data, sekaligus terlalu repot harus menjaga perasaan bahagia yang overload ini agar tak membuat orang lain aneh menatapku yang cerah sekali saat itu.

Aku tak henti-hentinya memikirkan tanggal spesial itu. Walau sayangnya sudah terlewat beberapa minggu yang lalu. Tapi tak apa, selalu ada tahun depan. Selalu ada kata 'tiap hari' untuk mendoakanmu.

Saat sudah di rumah. Aku langsung masuk kamarku yang saat itu belum berwarna pink seperti sekarang. Kamar dengan tembok abu-abu yang mulai kusam dimakan waktu itu menjadi saksi bisu betapa aku dengan sepenuh hati membuat puisi selamat ulang tahun ke enam-belas mu. Lengkap dengan sketsa wajahmu di baliknya.

Puisinya tidak bagus. Absurd malah. Tapi percayalah. Ini dibuat dengan spontan karena aku mencintaimu. Itu saja.

Judulnya "Karena Aku Mencintaimu"

Karena aku mencintaimu
Aku menulis ini
Bahwa dengan segenap perasaan aku mengucap
Selamat ulang tahun ke-16

Karena aku mencintaimu
Aku akan berusaha
Bahwa pada hari ini kamu harus bahagia
Tersenyumlah

Karena aku mencintaimu
Selalu
Dan itu saja

Pengennya semua hal seperti di puisi itu, tapi nyatanya tulisan hanyalah tulisan. Membuatmu tersenyum karena aku alasannya saja aku tidak sanggup.

Dan tahun ini, aku mengulanginya. Sama persis! Aku hanya duduk diam di kamar, menulis puisi dengan bodoh tanpa pernah menyampaikannya. Mengucap 'selamat ulang tahun' secara langsung saja aku tidak berani. Icha memang pengecut.

Baiklah, kuakui aku pengecut. Tapi, ini tidak semudah yang kalian kira. Ini bukan masalah sekedar mengucapkan atau tidak. Tapi, ini Nanda! Nanda yang ulang tahunnya tidak diketahui siapapun. Nanda yang selalu saja berbeda. Lantas bagaimana mungkin seorang Alisha Ariyami Juna tiba-tiba dengan sok tahunya mengucap "happy sweet seventeen" kepadanya?

Itu hal gila! Dan tentu saja membuka topeng yang selama ini aku sembunyikan dengan sangat baik.

Aku mencintaimu dan kamu temanku. Perasaan seperti ini tidak boleh membuat aneh hubungan kita kedepannya. Ya iya, kalau kamu juga memiliki perasaan sama denganku. Kalau tidak? Membayangkan saja aku tidak sanggup.

Memikirkan kamu menjauhiku membuat semestaku kacau, Nan. Dan aku tidak mau itu terjadi.

Hari ini saja kamu jarang terlihat. Lebih banyak diam di kelas. Entah seperti apa perasaanmu ketika ulang tahunmu tidak ada yang tahu. Teka-teki yang tidak kutemukan jawabannya hingga sekarang 'kenapa kamu menyembunyikan tanggal lahirmu?'. Tidak, tentu saja kamu tidak aneh. Kamu hanya sedikit berbeda dalam menyikapi soal ini. Aku tahu kamu selalu punya alasan terbaik untuk itu. Dan aku selalu mempercayai setiap keputusanmu.

Jadi, malaikat sayang, selamat ulang tahun ya. Tahun ini pun sama. Teman-temanmu tidak ada yang mengucap. Tak ada yang iseng membuat snap wajah lucumu yang tertangkap paparazi.

Tapi percayalah, sekali lagi entah sudah yang keberapa kali, aku selalu mencintamu. Meski tak terlihat.

***

A/n : sumpah icha nolep!

Setelah Kau [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang