Elsa masih berdebat dengan si Ketua kelas. Mereka meributkan soal siapa yang akan benar tebakannya, apakah setelah ini akan jamkos lagi atau tidak.
"Itu mah pengennya elo aja," Elsa memanyun-manyunkan bibir bulatnya.
"Awas ya kalo gue yang bener." Dani kali ini mengepalkan tangannya tanda bahwa dia yakin atas kata-katanya itu.
"Bodoamat ya, dasar kutil!" Elsa membalasnya sambil mengembungkan pipi tirusnya.
Ehm.
Aku berdehem pelan, membuat mereka berdua sadar dan diam. Anak-anak lain juga mulai memperhatikan mereka sambil berbisik sesuatu.
Rara dan Riza, si dua sigung nakal itu bahkan sudah melirik mereka dengan pandangan ganasnya dan berbisik sesuatu juga.
___
"Eh, El?" Aku mencoba mencairkan kembali suasana yang sempat canggung tadi.
Tapi aku salah soal itu, Elsa tidak tersinggung sedikitpun. Dia dengan gesit sekarang berpindah ke meja sebelah kami, tempat duduk Mauryn dan Vidia. Elsa membisikan sesuatu pada mereka berdua. Dan ketiganya sekarang mulai terkikik kecil membuatku gemas ingin tahu apa yang mereka bicarakan.
Belum sempat bertanya, pandanganku menangkap Eza yang sedang tertawa keras membuat seisi kelas ikut angkat mata. Aku menopang dagu dengan kedua kepal tangan diatas meja. Masih memandangi Eza yang kini sok cool dengan wajah manis memerah itu.
Dia benar-benar receh.
"Oh, jadi gitu cha?" Kini aku menoleh pada Mauryn yang mencoba mengatakan sesuatu dengan wajah tersenyum-senyum geli.
Jangan-jangan dia tahu tadi aku menatap Eza diam-diam. Kacau.
Perasaan Elsa gimana kalau tahu ini?
"Hah, apa?" Aku menanggapi Mauryn, atau yang biasa disapa Rinrin dengan santai. Mencoba tak terlihat salah tingkah.
"Jedetewe cha," Vidia ikut-ikutan memasang muka jahilnya.
"Kita udah tahu ko cha." Elsa menambahkan kalimat itu. Menatapku dengan ekspresi tak terbaca. Sepertinya dia marah, atau mungkin tidak.
Mampus lo cha. Suruh siapa lirik-lirik Eza tadi ha? Mampus lo cha. Duduk sama siapa ntar lo? Kelas ini ganjil woy! Masa iya ntar gue dijuluki pelakor, ih. Ya, walau Elsa dan Eza belum jadian, aku tahu mereka berdua sama-sama suka.
***
Mampus lo chaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Kau [END]
Teen FictionKalau cinta ini selamanya tak bisa tersampaikan, maka biarlah! Kurasa aku akan terbiasa dengan rasa sakitnya "cinta diam-diam." On Going juga : Jangan Hujan -nb : cover sources by pinterest