Arvas Farizza

55 9 5
                                    

Cerewet. Galak. Rese.

Itu tiga kata utama jika aku disuruh menggambarkan sosok yang hari ini kusebut salah satu sahabat terecehku.

Arvas Farizza.

Pertama kali kita bertemu, sama seperti yang lain. Saat masa orientasi siswa atau yang sekarang dikenal MPLSBSB.

Dia suka sekali mengoceh. Sudah seperti burung beo saja.

Apalagi ya soal dia?

Ah, ya, dia itu tidak terlalu tinggi. Ya walau lebih tinggi dariku sih, beberapa senti.

Kulitnya putih bersih, matanya bulat dengan manik coklat legam. Pipinya tirus dengan tulang pipi atas menggembul. Dia punya bibir tipis merona. Dan yang paling kusuka adalah rambut hitam panjangnya yang tampak berkilau bila terkena sinar mentari. Ah, cantik sekali bila dibayangkan ya.

Pertama kali aku melihatnya juga begitu. Tapi, jangan tertipu guys. Dia super galak. Senggol bacok gitu.

___

Dia tidak suka namanya sendiri. Sungguh. Waktu itu saat beberapa bulan kita baru berteman, dia pernah mengatakannya.

"Eh, Cha. Ko nama elo kaya Jepang-Jepang gitu ya, 'Alisha Ariyami Juna'. Ih lucu, aku mau ganti ah biar ada Jepang-Jepangnya juga,"

Aku yang gemas jadi meledeknya, "Gampang mah, Arvas Sushi."

Dia melirikku tajam dengan manik legamnya itu, "Hehe, sekalian aja Cha, Arvas Origami," Dan hari itu aku hanya tertawa. Sampai di beberapa hari berikutnya dia mengatakan hal yang hampir sama pada Rara.

"Ra, ko nama lo kaya Korea ples Eropa gitu ya, 'Kim-Rara-Prabela'. Ih ko nama aku doang si yang nggak lucu." Tanggapan Rara santai, dia hanya menepuk jidat.

___

Ayah Riza seorang pebisnis go public, perusahaannya punya banyak cabang. Ibunya, ibu rumah tangga biasa. Si Riza ini punya dua adik laki-laki kembar dan seorang kakak laki-laki juga. Jadi, ya dia si satu-satunya princess cantik tersayang lah ibaratnya.

Keluarganya sih baik-baik saja, tapi love storynya tidak sebaik-baik itu, guys. Dia cantik, jadi cepet laku. Tapi, justru itu masalahnya.

Dia tidak pernah pacaran. Walau disukai banyak cowok, dia tidak pernah serius menanggapinya. Benar-benar tidak pernah serius.

Kadang alasan inilah, itulah. Ba-bi-bu. Katanya, "Semua cowok itu sama, ciut." Padahal dia yang terlalu galak hingga cowok saja yang awalnya terpesona jadi menciut.

Parah.

Kabar baiknya, guys. Tempo lalu dia bilang sedang jatuh cinta. Wow. Seorang Arvas Farizza jatuh cinta, dan itu pada seorang jenius di kelas depan sana, X Mipa 1.

Katanya nama cowok itu. Ad, Ad, eh Adnan siapa lah aku lupa. Pokoknya Adnan.

Ganteng, putihnya sama seperti Riza. Bibirnya merah ranum guys, kalo kata Riza sih, 'Sekseh Boy'.

Tapi bukan hanya si Mipa satu, Riza jatuh cinta sekaligus pada dua orang berbeda. Dia belum mengatakan siapa orang lain itu.

Ini dia nih. Nggak pernah jatuh cinta, sekali suka eh malah nyabang.

Dasar chili.

***

Hehehe, Riza cantik-cantik pedes maksudnya ko.

Vote commentnya guys ditunggu.

Setelah Kau [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang