5

11.9K 1K 19
                                    

Love affair
.


.

Jimin menarik pinggang Seulgi membuat tubuh ringkih gadis itu berpindah. Punggung nya kembali menghantam rak. Gadis itu kesakitan, sementara Jimin sibuk dengan wajah Seulgi.

Pria itu menghirup nafas di telinga kiri Seulgi dan menghembuskannya lagi di sana. Dia tau bagaimana melemahkan Seulgi. Gadis itu hanya diam dan matanya menggelap.

Jimin tau bahwa dia akan menarik Seulgi lebih dalam ke suatu hal yang senang sekali ia sebut 'permainan'.

Kali ini Pria Park mendekatkan wajahnya di depan wajah Seulgi. Gadis itu masih diam dan tangannya tetap berada di leher Jimin. Mata gadis itu terpejam saat bibir tebal milik Park Jimin menempel di bibirnya.


"Seulgi.. Kau dimana?"

Dengan kilat gadis itu membuka matanya, dan mendorong Jimin hingga pria itu berhasil menjauh.


"oh! Kau.." tepat sekali setelah seorang yang memanggilnya datang.

"kalian?"

Jimin hanya terdiam memandang ke arah lain sambil mengusap pelan bibirnya sendiri. Merasa kesal karena ia terlalu lama sehingga gagal mengulum bibir manis milik Gadis Kang.

"Jimin memintaku membantunya mencari buku referensi. Kau tau. Laporan praktikum biologi." jawab Seulgi dengan tenang.

Pria yang Seulgi ajak bicara hanya mengangguk. Dia Lee Taeyong. Siapa lagi memangnya?

"hari ini guru rapat, kita dipulangkan. Kita berangkat sekarang saja?" tanya Taeyong.


Jimin benar - benar tidak menyukai ini. Dia sangat tidak suka bagaimana Taeyong bernincang dengan Seulgi dan mereka berdua yang menganggapnya tidak ada.

Hasrat dalam dirinya menyeruak dan memintanya untuk berniat membuat ia dan Taeyong bertukar posisi. Suatu hari nanti.

"ya Seul?" tanya Taeyong sekali lagi dan dibalas anggukan oleh Seulgi.


"Great! Yuk! Jim.. Duluan ya!"

-LA-


Taeyong benar - benar menyukai tiap dia berhasil menghabiskan waktu dengan Seulgi.

Mereka memang terbilang baru dalam menjalin hubungan. Tepatnya sekitar bulan ke 3 di semester awal kelas sebelas tahun ini.

Seulgi juga tidak pernah menyangka bahwa Taeyong akan menyukainya. Ia juga tidak tau kalau ia bisa menerima Lee Taeyong. Yang Seulgi tau, gadis itu merasa nyaman dan aman. Meski banyak yang tidak menyukai hubungan mereka lantaran latar belakang ekonomi Seulgi, gadis itu tetap biasa saja dan senang menjalani harinya dengan Lee Taeyong.

Seulgi tau kalau dia memang tidak sepenuhnya menaruh hati pada Pria yang sedang menggenggam tangannya. Dia tau. Tapi dia berusaha.

"kamu mau makan apa?" tanya Taeyong.

Seulgi hanya menggeleng.

"aku akan makan dirumah bersama Eomma." ujar Seulgi menolak.


"beliau pulang?" tanya Taeyong lagi.

"kebetulan dia bisa pulang, emm majikannya memberi jatah libur seminggu sekali. Lagi pula pelayan disana kan banyak." jawab Seulgi.

Gadis itu tidak pernah malu untuk mengatakan bahwa ibunya hanya seorang lulusan SMA yang berakhir menjadi seorang pelayan atau pembantu rumah tangga.

Ayahnya meninggal saat Seulgi berusia empat tahun. Meninggalkan istrinya dan anak tunggal nya tanpa harta. Tapi mereka beruntung karena ayahnya tetap meninggalkan rumah yang bisa layak Seulgi huni bersama ibunya. Sangat layak bahkan.

Ayahnya adalah seorang guru yang mengajar disekolah swasta. Begitu kata ibunya. Mungkin kalau ayahnya masih ada, kehidupan mereka tidak akan sulit dan ibunya hanya akan menjadi ibu rumah tangga tanpa perlu bekerja sebagai pelayan rumah orang.

"emm aku mau ikut makan di rumah mu, boleh?" tanya Taeyong.

"aku sih tidak keberatan. Aku justru bertanya apa kamu yakin ingin makan di gubuk sederhana milikku dan makan makanan rakyat biasa?" balas Seulgi sedikit bercanda.

Gadis itu jelas tau bahwa Taeyong tidak pernah membeda - bedakan kasta dalam kesehariannya. Itu juga alasan kenapa dia bisa sampai terpincut pada Seulgi. Ekonomi bukan nomor 1 dalam urusan jatuh cinta.

"tidak lucu Kang Seulgi."

"arasseo mianhae.. Keke" ucap Seulgi sedikit tertawa.

Dengan Taeyong sejenak membuatnya melupakan kejadian - kejadian yang dia alami bersama Jimin.

LA



Mobil Taeyong sudah terparkir  di depan rumah Seulgi yang sederhana. Rumah putih dengan taman kecil yang terawat. Beruntung seminggu sekali Seulgi senang merapihkan taman yang kata ibunya, buatan sang ayah.

"ayo." ucap Seulgi mengajak Taeyong masuk.

Taeyong sering mengantarnya pulang, tapi Seulgi yang kaku belum pernah mengajak pria itu masuk dan mampir sebentar ke rumahnya. Ia hanya takut Taeyong tak nyaman dengan rumahnya yang sangat 'sederhana'.

Baru hendak melangkah masuk ke pekarangan sempit di rumah Seulgi, suara handphone Taeyong berhasil menghentikan keduanya.

'halo'

'......'

'kok mendadak?'

'......'

'arasseo.. Mian. Nde.'


Seulgi memiringkan kepalanya merasa penasaran dengan siapa Taeyong bicara.

"Seulgi-ya. Hyung ku menelpon dan bilang bahwa Appa menyuruh kami berkumpul di rumah. Sepertinya aku tidak jadi mampir." ujar Taeyong.

"ohh.. Baiklah." jawab Seulgi dengan senyum

"aku pulang ya!"

"emmm.. Hati - hati."

Setelah mobil Taeyong melesat dan tidak lagi terlihat Seulgi kembali berjalan menuju rumahnya.

Dia sedikit tersenyum. Dia tidak pernah menyesal menerima Taeyong sebagai kekasih yang membahagiakannya. Sementara dia?


















"neomu choa?  Kang Seulgi?"

Love Affair - SEULMIN [COMPLETE] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang