Love Affair - SEULMIN [COMPLETE] [M]

42

Love Affair
.

.

Seulgi berusaha diam meski dia ingin sekali mengatakan kalau tangannya sakit. Jimin menarik tangannya keluar dari ruang kesehatan dengan cepat, meninggalkan Jungkook yang tak mengatakan apapun.

Semua orang menatap ke arah keduanya. Seulgi hanya bisa menunduk dan berjalan mengimbangi kecepatan Jimin yang terkesan terburu - buru.

Mereka sudah berada di depan mobil Jimin yang terparkir di pekarangan sekolahnya. Seulgi segera memasuki mobil itu setelah Jimin sedikit mendorongnya, kemudian menutup pintunya dengan kuat. Pria itu mengitari mobil dan masuk ke kursi kemudi tepat di samping Seulgi.

"Jim..."

"....." Jimin tidak menjawab dan mengemudikan mobilnya dengan kepecatan tinggi.

Dia hanya meninggalkan asap ketika mengegas mobilnya dan membelah jalanan Seoul.

"perut kamu masih sakit?" tanya Jimin dengan nada yang datar, dan tanpa melirik ke arah Seulgi sedikitpun.

"tidak." jawab Seulgi sambil menunduk.

"Jim-"

"diamla-"

"tidak. Dengarkan aku." akhirnya Seulgi yang berhasil membungkam Jimin.

Seulgi memiringkan tubuhnya agar bisa menghadap Jimin yang masih fokus menyetir. Seulgi meraih bahu Jimin dan merematnya pelan.

"Seul-"

"tadi itu tidak sengaja." ujar Seulgi.

"aku tau. Tapi keliatannya kalian merasa senang satu samalain. Terutama kamu."

Seulgi diam.

"aku mau berteman dengan Jungkook."

Ckitttt!

Jimin barusaja menginjak rem nya kuat - kuat. Dia menoleh pada Seulgi yang masih duduk di sampingnya. Tangan gadis itu bahkan masih bertengger di bahu Jimin.

"lepas." Jimin berucap sambil kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan.

"Jim-"

"turun dari mobil."

Seulgi melebarkan matanya. Tangannya yang berada di bahu Jimin kini melorot dengan sendirinya. Dia menatap mata Jimin yang tidak melihatnya sama sekali.

"Jimin.."

"ini bukannya malam Seulgi. Kamu bisa naik bus seperti yang kamu lakukan tadi pagi." ujar Jimin masih menatap kosong ke arah depan.

"......"

Jimin tertawa.

"atau kamu bisa telepon Jungkook dan memintanya menjemputmu. Kalian teman kan?"

Seulgi tidak tau harus berkata apa. Bibirnya bergetar menahan sesak yang hampir membuncah. Gadis itu membuka sabuk yang semula sudah dia pasang.