Jealous??

13.6K 329 1
                                        

    "Sasya Fuzzelta" Kata David tenang namun itu membuat sahabatnya membelalakan matanya.

    "Kenapa lo kaget?" Kata David heran.

    "Engga kenapa-napa sih" Ujar sahabat David. David hanya mengangkat sebelah alisnya, tidak percaya dengan perkataan sahabatnya.

    "Beneran deh" Kata sahabatnya karena David melihatnya dengan ekspresi seperti itu.

     "Lo kenal sama Sasya?" Kata David akhirnya yang dijawab gelengan kepala oleh sahabatnya.

    ****

    Sasya sedang berjalan menuju halte. Tapi, ada mobil yang mengikutinya, siapa lagi kalau bukan temannya yang tengil itu.

    "Hey, Sasya" Kata Sean saat jendela mobil terbuka. Sasya hanya memutar bola matanya malas.

    "Ayo aku antar pulang" Kata Sean sambil menaik turunkan kedua alisnya.

     "Hm.. Yaudahlah, irit ongkos" Kata Sasya menyengir lebar, lalu masuk ke mobil.

     ****

     "Makasih ya, Sean!" Kata Sasya tulus saat mereka sampai di depan rumah Sasya. Sean hanya mengangguk menanggapinya.

     "Sasya, Sean!" Ujar David yang tiba-tiba saja sudah ada dihadapan Sasya dan Sean.

     "Y-ya?" Kata Sasya terbata-bata, dia sangat kaget dengan kehadiran David yang tiba-tiba.

     "Lo kenal istri gue dari mana?" Tanya David dingin kepada Sean.

    "Wait, slow down bro.. Dia temen deket gue sejak SMA" Kata Sean sambil merangkul David, Sasya yang melihat kejadian ini pun bingung, bagaimana bisa David mengenal Sean.

     "Dan lo tau Sasya itu istri gue kan? Tapi saat gue ngomong gitu dikantor lo malah pura-pura acuh gitu padahal lo kenal sama Sasya! Awas lo masih deket-deket sama dia! Dia udah punya suami!" Gerutu David pada Sean.

     "Ck! Dia udah kaya adik gue kali, Dave! Gausah khawatirin kedekatan gue sama Sasya" Ujar Sean dengan tenang.

     "Awas ya lo sampe melebihi batas berteman sama Sasya!" Ujar David ketus, menatap Sean dengan tajam, tapi Sean masih saja tenang walau ditatap seperti itu.

     "Okey! Dah Sya, Love ya! Mwwahh" Kata Sean memberi 'kissbye' jarak jauh pada Sasya.

      "Sean!" Bentak David yang ditanggapi tawa ejekan oleh Sean.

     "Sudah, apa-apaan sih kalian" Kata Sasya akhirnya berlalu meninggalkan David dan Sean.

     "Jangan macem-macem lo sama Sasya!" Kata David akhirnya.

     "Iya, makanya istri tuh dijaga bukan dibikin nangis!" Celetuk Sean, dia langsung masuk kedalam mobil karena keceplosan.

     "Apa lo bilang? Sasya nangis? Gue gak bikin dia nangis kok! Lo tau dari mana? Dia cerita sama lo? Jawab gue!" Cecar David pada Sean yang langsung menyalahkan mobilnya lalu pergi begitu saja meninggalkan David yang menatap kepergian mobil tersebut.

     'Gue bikin Sasya nangis?' Batin David bertanya-tanya.

     Saat David memasuki rumah, dia melihat Sasya yang sedang duduk sofa dengan mata terpejam, David hanya memperhatikan wajah Sasya.

     "Sya, mulai besok aku yang antar jemput kamu, kamu jangan pulang bareng dia lagi ya" Kata David memecah keheningan. Sasya membuka matanya dan terlihatlah David yang sedang berdiri di depannya.

     "Emang kenapa kalau aku pulang bareng Sean? Dan kau kenal Sean dari mana?" Kata Sasya akhirnya.

     "Aku tidak suka dengannya, dia sahabatku sejak kecil, tapi sepertinya dia bisa jadi musuhku kalau kamu dekat dengannya" Kata David menghembuskan nafas lelah.

     "Dia sahabatmu, tapi kau mencurigainya?" Ujar Sasya pelan namun dapat di dengar David.

     "Entahlah.." Jawab David sekenanya, lalu pergi ke dapur meninggalkan Sasya yang bertanya-tanya dengan perubahan sikap David.

     'kenapa David jadi seperti itu? Apa dia cemburu? Bagaimana bisa, dia kan tidak mencintaiku' Batin Sasya.

      Sasya hanya tersenyum miris dengan pemikirannya, Dia merasa bodoh telah berpikiran bahwa David cemburu. Bagaimana bisa David cemburu, dia saja membenci Sasya.

      "Kapan kau mencintaiku Dave? Kurasa takkan pernah" Kata Sasya pelan, dia hanya tersenyum kecut dengan perkataannya.

      David yang baru saja ingin menaiki tangga dapat mendengar apa yang diucapkan Sasya, David hanya menghembuskan nafas panjang lalu meneruskan langkahnya menuju kamar.

     ****

     Hey! Aku kembali! Maaf part ini agak gajelas gitu, ditunggu kelanjutannya yaaa ;)

     Komennya ditunggu!

The Power Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang