I'll Let You Go

12.4K 362 22
                                    

Setelah kedatangan Camelia dari Amerika minggu lalu, situasiku semakin sulit. Dan semenjak itu juga Camelia berperan sebagai sekertaris David dikantornya.

Aku sudah berusaha berbicara dengan David untuk mencari sekertaris yang lain, tapi dia tetap menolak mengubah keputusannya untuk menjadikan Camelia sebagai sekertarisnya. Tidak tahukah dia kalau aku cemburu? Benar-benar tidak peka.

Dia bilang kalau Camelia sangatlah profesional dalam bekerja sehingga akan sayang kalau Camelia pindah ke perusahaan lain. Dia juga bilang kalau dia sudah lama mengenal Camelia sehingga akan lebih baik dia mempercayai pekerjaannya dengan Camelia.

Dan saat Camelia bekerja di Harrigan Group, David semakin sibuk dengan dunianya sendiri hingga sekarang. Waktunya selama seharian selalu dihabiskan dengan mengurusi urusan kantor. Lalu untuk apa dia mempunyai sekertaris kalau tidak bisa membantunya dalam menyelesaikan urusan kantornya.

Seperti sekarang ini, dia sedang bertelepon dengan sekertarisnya. Padahal hari sudah malam, dan ini waktunya untuk mengistirahatkan diri, tapi David malah masih mengurusi pekerjaannya.

"Dave," panggilku dari tempat tidur. David yang sedang berada didepan pintu balkon pun menoleh padaku.

"Ya, ya nanti kita bicarakan lagi,"

"....."

"Yaudah," David mengakhiri pembicaraannya ditelepon. Dia berjalan menyusulku menuju tempat tidur dan duduk menyender pada punggung tempat tidur.

"Kamu tuh harusnya istirahat kalau jam segini, bukannya sibuk ngurusin pekerjaan."

"Yaudah, ayo kita istirahat,"

***

Setelah menghidangkan makanan untuk sarapan di meja makan, aku segera memanggil Sunny, Kevin, dan David untuk sarapan. Aku hanya memasak pancake untuk sarapan.

Sunny dan Kevin segera menghampiri meja makan dan menyendok makanannya sendiri. Setelahnya, datanglah David yang sudah berpakaian sangat rapi lengkap dengan jasnya. Biasanya jika ingin sarapan dia akan menenteng jasnya bukan memakai jasnya seperti itu.

"David, kamu gak sarapan dulu?"

"Maaf, aku harus buru-buru jadi gak bisa makan dirumah." Ujar David sambil menghampiriku dan mengecup keningku.

"Oh, yaudah kalau gitu aku bawain bekal aja yaa," kataku dengan seulas senyum dan beranjak dari hadapan David namun tanganku segera dicekal olehnya.

"Gak perlu, nanti aku makan siang aja bareng Camelia."

Senyumku langsung pudar begitu mendengar ucapan David. Dia lebih memilih makan bersama dengan Camelia dibanding kubawakan bekal. Seharusnya aku sadar itu, mana mau David kubawakan bekal seperti anak TK.

"Udah ya, aku berangkat dulu. Nanti anterin Sunny sekolah ya," ujar David lalu pergi begitu saja meninggalkanku yang mematung ditempat.

Kenapa dia lebih memilih Camelia? Oh jelas saja dia lebih memilih wanita itu, Camelia begitu mirip dengan Fillia dan dengan begitu David dapat mengobati rasa rindunya terhadap Fillia.

Aku tersenyum miris melihat kepergian David. Bahkan dia terlihat lebih enjoy bersama Camelia. Seburuk itukah aku sebagai istrinya? Kalau hanya jadi sekertaris, aku juga bisa.

Tapi aku kan istri sahnya David. Aku memang tidak tahu dia mencintaiku atau tidak, tapi setidaknya hargai aku sebagai istrinya. Bahkan dia telah memiliki diriku seluruhnya, tapi kenapa dia memilih Camelia?

"Aunty, ayo kita ke sekokah, aku udah selesai makan." Ucapan Sunny menyadarkanku dari lamunan. Aku segera bersiap untuk mengantar Sunny kesekolah.

***

The Power Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang