Problems

11.1K 310 6
                                    

Sasya, David, Kevin, dan Sunny sedang makan di restaurant milik hotel yang mereka tempati yang berada di lantai bawah dengan lobby.

"David, aku ke toilet dulu ya," David yang sedang menikmati makanannya seketika menatap Sasya. Ketika tatapan mereka bertemu, David termenung. Setelah sekian lama dia tidak merasakan getaran ini, dan sekarang dia merasakan getaran ini karena bersitatap dengan Sasya. Dulu, hanya Fillia yang mampu membuatnya merasakan getaran ini.

"Dave?" Panggil Sasya sekali lagi. David langsung membuang semua pemikirannya jauh-jauh. Dia tidak akan jatuh cinta lagi, dia hanya perlu berlaku baik pada Sasya, tidak perlu jatuh cinta.

"Aku antar." Ujar David.

"Tidak perlu, kamu tunggu disini aja. Lagian kalau kamu temenin aku, nanti siapa yang nemenin Kevin dan Sunny?" Kata Sasya menolak tawaran David.

"Yaudah, cepat kembali." Kata David, Sasya segera menjauh dari meja menuju toilet.

Saat dia memasuki pintu toilet, Sasya langsung tersentak dan lehernya dicekik oleh seseorang.

"Camelia?" Pekik Sasya saat tahu bahwa Camelia lah yang mencekiknya dan memojokkannya ke dinding.

Dia berusaha melepaskan cekikan dilehernya, namun sangat sulit karena cekalan tangan Camelia begitu erat. "Lepaskan aku," Seru Sasya terbatuk-batuk karena kehabisan nafas.

"Gue bakal lepasin lo, tapi lo harus jauhi David secepatnya!" Ancam Camelia dengan tangan yang masih mencekal leher Sasya. "Ya, lepaskan aku dulu!"

Akhirnya Camelia melepaskan cekalaannya, dan Sasya segera menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Untung saja toilet wanita yang satu ini tidak berbau seperti toilet-toilet yang kotor.

"Gimana aku bisa jauhin David? Dia itu suami aku!" Seru Sasya dengan berani. Namun, saat melihat mata Camelia yang begitu mengerikan, keberaniannya pun menciut.

"LO HARUS BISA!! Gue tahu dia ga cinta sama lo! Dia cintanya sama Fillia, dan gue mirip Fillia!" Bentak Camelia yang makin membuat Sasya takut.

"Lo harus cerai sama David!" Perintah Camelia sekali lagi sambil memincingkan matanya menatap Sasya.

"Ak-aku.." Kata-kata Sasya terpotong karena terdengar bunyi telepon yang ternyata berasal dari iPhone milik Camelia.

"Ya!?"

"...."

"Bawel! Ok."

"...."

"Iyaa!" Bentak Camelia lalu memutuskan sambungan begitu saja dan kembali menatap Sasya tajam.

"Lo! Kita belum selesai! Jangan macam-macam sama gue!" Ancam Camelia lalu keluar dari kamar mandi.

*****

"Kok lama banget ke toiletnya?" Tanya David saat Sasya sudah kembali dari toilet.

"Antri." Jawaban Sasya sukses membuat David yang sedang mengerutu akhirnya diam.

"Yaudah, kita udah selesai makan kan? Yuk balik," Dan mereka pun segera pergi ke kamar Hotelnya.

Sunny, Kevin, dan David sesekali bercanda tetapi berbeda dengan Sasya, dia lebih banyak diam sekarang.

*****

David sekali lagi menoleh ke sampingnya, tempat Sasya tertidur dengan memunggunginya. Dia sedari tadi tidak bisa tidur, dia merasa ada yang aneh dengan sikap Sasya. David menyadari Sasya yang berubah menjadi pendiam setelah kembali dari toilet tadi.

Mungkin ini hanya perasaannya saja, atau memang benar kalau sikap Sasya berubah.

Mungkin Sasya sedang badmood sehingga yang dilakukannya hanya diam, besok pasti dia kembali ceria lagi, batin David berusaha yakin.

Akhirnya dia memutuskan untuk memeluk pinggang Sasya sambil memejamkan mata, dia ingin sekali tidur. David sudah merasa kantuk, tapi tetap saja matanya belum lelah. Merasa nyaman dengan posisi seperti ini, David pun mulai tertidur dengan tenang seperti bayi.

*****

Sasya terbangun dan merasakan ada beban di sekitar perutnya, dia melirik ke bawah dan terkejut saat melihat ada tangan kekar yang melingkar disana. Dia tahu itu tangan David.

Sasya berusaha melepaskan pelukan David dipinggangnya, tapi, lagi-lagi pelukan itu malah semakin mengerat.

"Biarkan seperti ini dulu," Gumam David dalan tidurnya dan semakin mendekatkan punggung Sasya kedadanya, Sasya menghela nafas pasrah.

Saat dirasanya David mulai kembali tenang dan pelukannya melonggar, Sasya pun melepaskan pelukan David dan beranjak dari ranjang untuk segera mandi.

David terbangun saat dirinya merasa kesepian. Ternyata benar, dia sendirian di tempat tidur, Sasya entah kemana. Tiba-tiba terdengar bunyi iPhone terdengar, David segera mengangkat telepon tersebut, ternyata adiknya lah yang menelpon.

"Ya, Ra?"

"...."

"Apa? Kok bisa gitu? Sekarang mum ada dimana?" Tanya David khawatir.

"...."

"Ok, aku bakalan kesana. Laura, kamu tenang aja ya, jangan panik" Ujar David berusaha menenangkan adiknya padahal dirinya pun sangat panik saat ini. David pun mengakhiri panggilan tersebut.

"Sya?" Seru David dari kamar menuju ruang tamu, dia mendapati Sasya yang sedang menonton TV bersama Sunny dan Kevin. Namun, mata Sasya terlihat kosong.

"Sya," Kata David lagi sambil memegang pundak Sasya, hal itu langsung membuat Sasya sontak terkaget dan tersadar dari lamunannya.

"Kita harus pulang hari ini,"

"Loh, kenapa?"

"Mama ku sekarang ada rumah sakit, kita harus kesana"

°°°°°°

Segini dulu ya!!

Coba tebak mamanya David kenapa bisa sampe masuk rumah sakit?

The Power Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang