Tell Me Something

12.4K 322 2
                                    

Setelah mencuci muka di wastafel dapur, Sasya segera bergabung dengan keluarganya yang sedang berada di pekarangan rumah. Dia mulai memasang topeng cerianya.

"Oma pulang dulu ya, kalian jangan nakal ya.." Ujar Mrs. Amy pada Kevin dan Sunny.

"Iya, oma" Seru Sunny dan Kevin kompak dengan senyuman lebar. Mrs. Amy hanya geleng-geleng kepala sambil mengelus kepala mereka.

"Dave, jaga anak-anak kamu ya, kamu kalau kerja juga harus inget waktu ya" Ujar Mrs. Amy beralih ke David sambil memeluk David dan melemparkan senyum tulus seorang ibu.

"Sasya jaga Kevin dan Sunny ya, jaga kesehatan kamu juga" Ujar Mrs. Amy dengan senyum dipaksakan dan dengan terpaksa dia memeluk Sasya. Lagi-lagi Sasya mendapat perlakuan tidak enak.

"Jangan macam-macam dengan Kevin dan Sunny, aku takkan diam saja kalau kamu macam-macam! Ingat itu" Bisik Mrs. Amy di telinga Sasya saat memeluk Sasya.

"Yaudah, tante Laura, Oma dan, Om Haris pulang dulu ya" Kata Laura lalu mereka masuk ke dalam mobil.

"Dahh Oma!!"

"Dah tante Laura!"

"Dah om Haris!"

"Dah semuanya!!" Teriak Kevin membalas teriakkan Sunny yang membahana.

Sasya hanya tertawa melihat tingkah mereka yang lucu. Dia cukup terhibur dengan kelucuan tingkah Kevin dan Sunny. Namun David menyadari dibalik senyum dan tawa Sasya ada kesedihan.

****

Sasya sedang duduk menyendiri dibalkon kamarnya, pandangannya kosong. Raganya memang ada disana, tapi pikirannya melayang entah kemana. Hingga dia tidak sadar kalau David sedari tadi ikut duduk disebelahnya.

"Hey" Perkataan David membuyarkan lamunannya. Sasya sedang tidak ingin berbicara dengan orang-orang, apalagi David hanya diam tidak menjawab.

Akhirnya mereka hanya menikmati pemandangan dengan kesunyian, David sesekali melirik Sasya yang melamun lagi.

"Sya, maafkan segala sikap ku dan Sunny.. Aku tau kamu gak ngajarin Sunny untuk kaya gitu" Favid melihat Sasya hanya diam tidak menjawab.

"Kamu gak perlu khawatir dengan Sunny, dia pasti akan baik-baik saja" Lanjut David menunggu Sasya bicara.

Akhirnya Sasya menghembuskan nafas berat dan menoleh untuk betatapan dengan David, tadinya dia tidak ingin bicara, tapi David menatap Sasya lekat dan membuat Sasya salah tingkah.

"Kalian gak salah, aku yang salah disini... Aku emang selalu salah" Sasya menunduk bersalah namun David segera menarik dagunya agar tidak menunduk.

"Kamu gak salah Sasya. Ini hanya salah paham, aku yakin itu. Jadi kamu mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya David sambil menatap mata Sasya.

"Saat beli kue tadi, kita berdebat, dia marah karena aku gak percaya kalau kak Fillia masih ada dan akhirnya aku hanya bilang yaudah karena tak ingin berdebat di tempat umum" Jeda Sasya.

"Tapi, dia malah berfikir kalau aku percaya sama dia dan Mrs. Amy marah padaku tanpa mau menerima penjelasanku" Lanjut Sasya dengan tatapan bersalah.

"Yaudah.. Itu hanya salah paham, kamu gak perlu bersalah kaya gitu, soal mama aku yang urus" Sasya jadi terharu dengan perkataan David, orang yang dia cintai itu baru saja berlaku baik padanya.

Akhirnya runtuh sudah pertahanan Sasya, dia mengeluarkan air matanya di depan David. Dia sedih sekaligus terharu, David langsung mengusap air matanya.

"Kamu kenapa? Kok nangis? Maaf" Tanya David khawatir dan aku hanya menggeleng sambil terisak.

Demi tuhan, Sasya sedih karena pria sebaik David harus terlarut dalam kesedihan sehingga tidak bisa melihat dirinya.

David langsung membawa Sasya kepelukannya, Sasya terisak menumpahkan semua kesedihannya dengan tangisan.

Setelah puas menangis, Sasya melepas pelukan David dan menatap David yang sedang menatapnya dengan pandangan khawatir.

"Kamu kenapa?" Kata David pelan sambil menghapus sisa air mata Sasya, dan lagi-lagi Sasya hanya menggeleng.

"Hey, kamu kenapa? Jangan nangis lagi" Kata David lagi dengan pandangan yang melembut, dia menganggap Sasya sebagai adiknya.

"Aku hanya... Terharu" Dusta Sasya, David hanya terkekeh dengan jawaban Sasya.

"Tapi aku yakin, tangisan itu bukan hanya terharu, tapi juga kesedihan" Sasya langsung menunduk, dia tidak ingin David menatap matanya dan dia akan tau kalau perkataannya benar.

"Yaudah kalo kamu gak mau cerita sekarang" Kata David akhirnya. "Terima kasih" Sasya tersenyum tulus.

"Ya, Sya, ini udah malem, lebih baik kita masuk" Kata David, Sasya mengangguk dan mereka pun masuk ke dalam.

°°°°°

Hey, aku balik lagi

Maaf ya kalau aku banyak salah, maaf ceritanya pendek, maaf juga kalau cerita ini banyak kurangnya :D

Taqabalallahu Minna Wa Minkum. Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin.

Happy Eid Mubarak 1435H!!

The Power Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang