Mereka dalam perjalanan pulang dan menuju salah satu rumah sakit di Tangerang. Sasya sedari tadi hanya diam sembari memperhatikan David yang mengemudikan mobil, sementara Kevin dan Sunny memainkan game yang ada di tab milik David.
"Dave, sebenarnya ada apa dengan Mama?" Tanya Sasya akhirnya membuka mulut.
"Mama... Dia, sakit gagal ginjal, aku baru tau disaat penyakitnya semakin parah," Seperti disambar petir, Sasya kaget bukan main, mengapa ini bisa terjadi pada Mrs.Amy.
"Kok bisa? Kenapa kamu baru tau sekarang?" Tanya Sasya sambil menyembunyikan keterkejutannya.
"Aku juga gak tau, mama gak pernah kasih tau keluarganya tentang penyakit yang dia. Dia benar-benar pintar menutupi semuanya dariku," David sedih dan menyesal, karena ia tidak bersikap baik pada ibunya, dia juga menyesal tidak pernah menjadi yang terbaik dimata ibunya, dia selalu membuat ibunya kecewa.
Sasya diam-diam melirik David yang sedang fokus menyetir, dia melihat ada sorot kesedihan, kekecewaan, dan penyesalan dimata David. Bagaimana pun Mrs.Amy adalah mertuanya, Sasya bertekad untuk membantunya.
Sasya benar-benar tidak menyangka hal seperti ini akan menimpa Mrs.Amy. Sasya sekali lagi melirik David yang terlihat murung, Sasya tahu David sayang pada ibunya dan tidak ingin kehilangannya.
*****
"Laura! Gimana keadaan mama, Ra? Mama kenapa bisa kena gagal ginjal? Kenapa mama ga pernah bilang sama aku? Dimana mama sekarang?" Cecar David saat bertemu dengan Laura di lobby.
"Tenang kak, nanyanya satu-satu dong." Ujar Laura yang terlihat lelah, kantung mata yang hitam dan membengkak menambah kesan lelah diwajahnya.
"Mama masih dirawat di ruang VVIP, dan aku.. Gatau apa-apa soal penyakitnya, anak apaan aku ini, kak?" David segera memeluk Laura yang sedang terisak, dia juga merasa seperti itu.
"Jangan salahin diri kamu, ini udah kehendak tuhan. Sekarang mama gimana?" Kata David berusaha menghibur Laura yang sedang sedih, sementara Sasya dan Anak-anak hanya diam memperhatikan.
"Mama cuma punya satu ginjal, dan mama kena gagal ginjal kronis. So... Harus transplantasi ginjal, dan stok ginjalnya abis. Lagi dicari sih, tapi dapetnya pasti lama. Belum lagi, golongan darah aku dan kamu kan sama kaya papa. Jadi, terpaksa harus cuci darah terus, kak. Aku gak tega," Jelas Laura masih dengan sesegukannya.
"Emang golongan darah mama apa?" Tanya Sasya, dia berinisiatif untuk menyumbangkan ginjalnya untuk Mrs.Amy.
"O-negatif. Sementara aku dan Laura mengikuti gen papa, B-positif." Ujar David menjawab pertanyaan Sasya.
Sasya sangat senang mendengar itu, golongan darahnya sama dengan Mrs.Amy yaitu O-negatif. Jadi dia bisa mendonorkan ginjalnya pada Mrs.Amy.
"David, Laura! Kalian kenapa ada disini? Ayo, kita jenguk mama." Kata Haris, suami Laura yang tiba-tiba saja sudah berada dibelakang David.
Akhirnya mereka beranjak dari sana menuju lift untuk sampai di deretan kamar VVIP yang berada dilantai 3. Mereka berjalan seiringan namun tak ada satupun dari mereka yang berbicara, keadaan sangat hening. Justru itulah yang dibutuhkan Laura dan David saat ini, keheningan.
*****
"Dave? Kamu udah pulang dari liburan kamu? Pasti gara-gara mama. Maafin mama ya udah ngerusak acara liburan kamu. Mama ngerepotin banget ya," Saat David dan yang lain datang, mereka sudah disambut dengan hangat oleh Mrs.Amy yang terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan infus darah ditangannya.
"Engga kok, ma. Mama gak ngerepotin siapa-siapa, ini emang udah kewajiban aku sebagai anak pertama dan anak laki-laki," Kata David seraya melangkah mendekati ranjang yang ditempati Mrs.Amy dan duduk diranjang tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Power Of Love
RomanceOrang bilang cinta datang karena terbiasa, aku percaya itu dan aku mengalaminya. Tapi bagaimana kalau yang aku alami sekarang adalah cinta bertepuk sebelah tangan? Dibenci banyak orang bukanlah kemauan semua orang. Tapi itu terjadi padaku. Dan menci...