Come

14.7K 474 25
                                    

Aku kembali!! Makasih ya yang udah vomment di part sebemumnya.

Aku sedih banget kalo ngebaca cerita orang lain yang diplagiat sama orang tak bertanggung jawab. Semoga aja yah cerita ini gak ada yang plagiatin, aku buat cerita ini kan dengan pikiran aku sendiri.

KALAU ADA YANG LIAT CERITA TPOL LAGI DI APLIKASI LAIN ITU BERARTI BUKAN AKU YANG UPDATE KARENA AKU CUMA UPDATE DI WATTPAD.

HAPPY READING!!!

°°°°°°

David's POV

Aku memperhatikan rumah besar yang didominasi dengan warna putih dan abu-abu. Rumah itu hanya dijaga oleh seorang satpam. Aku tahu aku masih punya kesempatan untuk bisa bersama Sasya. Dan aku benar-benar menyesal dengan segala tingkah burukku terhadapnya.

Bodohnya aku saat Camelia menciumku, aku malah terangsang dan melupakan Sasya sejenak. Sekarang inilah hasil perbuatanku, wanita yang diam-diam ku sayangi malah pergi dan tinggal disini.

Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatnya kembali ke pelukanku. Aku tahu dia juga memiliki perasaan yang sama padaku, dan aku pasti telah menyakiti hatinya terlalu dalam. Tapi aku berjanji akan berusaha untuk menjadi suami yang lebih baik bagi Sasya. Dia tengah mengandung anakku dan itu bisa kujadikan alasan agar dia kembali.

Dengan segera aku turun dari mobil dan menyebrangi jalan hingga sampai didepan rumah besar itu. Seorang satpam menghampiriku "Mau bertemu dengan siapa? Non Elsye sedang tidak ada dirumah," ujarnya padaku. Aku tahu Elsye tidak ada dirumah.

"Saya ingin bertemu dengan Sasya, bukan Elsye."

"Maaf disini tidak ada yang bernama Sasya," ujar satpam itu, aku tahu dia berusaha membohongiku. Terlihat dari matanya yang tidak bisa menatapku biasa. Tangan yang tidak bisa diam, selalu memegang hidungnya. Dan aku bisa membaca dirinya, dia mudah sekali untuk dibaca seperti koran saja.

Aku tersenyum menanggapi "Sayangnya anda tidak berhasil membohongiku," dia terlihat bingung dan lebih was-was.

"Aku hanya ingin bertemu dengan Sasya, dia yang menyuruhku kesini." Kataku dengan kebohongan juga. Dia tidak akan bisa membacaku, bagaimana bisa dia membacaku kalau dia mudah sekali dibaca pikirannya.

"Non Sasya yang nyuruh?" Aku mengangguk mantap dan akhirnya dengan tidak yakin satpam itu membukakan pintu gerbang. Aku berjalan santai menuju pintu besar yang berada diteras. Mengetuk pintu dan pembantu yang ada disana segera membukakan pintu.

"Ingin bertemu siapa ya?" Katanya bingung, dia melirik satpam yang berada di pos dekat pintu gerbang. Si satpam segera mengatakan alasanku datang dan siapa yang ingin kutemui dengan suara keras agar terdengar. "Saya ingin bertemu Sasya." Ucapku datar.

"Mari, mari masuk," kata wanita itu lalu membukakan pintu dan mempersilahkan aku untuk duduk. Dilihat dari cara dia menatapku, aku tahu dia tertarik padaku.

"Non Sasya ada dikamarnya, nanti saya panggilkan. Masnya mau minum apa?"

"Gak perlu, saya aja yang akan memanggilnya. Dimana kamarnya?" Dia segera memberitahukanku dimana kamar Sasya, aku segera ketempat yang ia tunjuk. Sedangkan wanita itu hanya mengawasiku dari jauh.

Aku mulai mengetuk pintu itu dan tak lama pintu pun terbuka terlihat Sasya yang menatapku dengan mata membulat dan mulut yang sedikit menganga. Setelah sadar dari keterkejutannya ia segera menutup pintu namun dengan sigap aku menahan pintu itu dengan menyelipkan kakiku. Mengorbankan kakiku untuk mendapatkan Sasya kembali.

"Aku mohon biarkan aku bicara dulu, buka pintunya Sya," kataku dengan menahan rasa sakit yang mulai menjalar dari kakiku. Hatiku juga sakit merasakan penolakan ini.

The Power Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang