Part 1

2.4K 85 0
                                    

-flashback-

"Bella, Justin sudah menunggumu sayang. Cepat sedikit!" Ibuku memanggilku dari lantai bawah.

Aku turun ke lantai bawah dan memutar kedua bola mataku pada ibuku. "aku tahu mom. Trims," kataku mengecup pipi ibuku "aku berangkat mom"

"kami berangkat Jane" pamit Justin pada ibuku dan mengikuti di belakangku.

"finally! We're in the middle school. Dan kita murid tahun akhir. Kita senior!" jeritku.

Justin terkekeh dan merangkulku. "aku tahu. Dan kita masih bersama sampai saat ini".

Aku mengangguk. "benar. Kau tidak boleh meninggalkanku, Justin. Kau mengerti?" kataku.

Justin ertawa lalu mengecup pipiku. "tentu saja" bisiknya.

Aku menunduk dan kurasakan pipiku menghangat. Justin tertawa lalu mencubit pipiku. "aw kau tersipu. How cute" ujarnya dan berlari.

"Justin!" aku mengejarnya dan kami pun berlarian ke sekolah kami.

-end flasback-

Aku menutup mataku dan melangkahkan kakiku masuk ke dalam sekolahku. Itu tadi adalah kenangan beberapa bulan yang lalu dengan sahabatku -atau mantan sahabat-, Justin.

Beberapa bulan yang lalu, kami masih bermain dan tertawa bersama. Justin akan menjemputku di rumah dan kami akan pergi ke sekolah bersama-sama. Setiap minggu aku dan Justin juga akan bermain dengan Chaz, Ryan, Anabelle dan Haylie, sahabat-sahabat kami yang lain.

Tapi itu berubah sejak satu bulan yang lalu. Justin menjadi orang lain. Well, hanya padaku saja dia berubah.

Saat itulah Justin dari arah berlawanan datang bersama kekasihnya, Kathrina. Aku menunduk dan Kathrina-dengan sengaja- menyenggolku hingga aku terjerembap dan buku-buku yang kupegang berjatuhan ke lantai.

"ups. Maafkan aku. Aku tidak melihatmu. Mungkin kara memang kau itu tidak terlihat" ejek Kate.

Aku mendesah dan lebih memilih menyusun buku-bukuku dibandingkan meladeni gadis menyebalkan ini. Sedangkan Justin, dia hanya berdiri di tempatnya dan memandangiku. Dia bahkan tidak mengatakan satu kata pun.

Aku bangkit dan langsung berlalu meninggalkan mereka. Samar-samar aku masih mendengar ejekan-ejekan Kate dan kebisuan Justin.

Ya, itulah Justin yang baru. Dia tidak pernah menyapaku. Sama sekali. Satu bulan yang lalu dia mengatakan padaku bahwa dia menyukai gadis ini, Kathrina Jones. Aku sempat ragu pada awalnya tentang perasaan Justin pada Kate, karena Kate adalah gadis paling jahat dan menyebalkan di seantero sekolah. Dia suka mengejek anak-anak yang tidak populer seperti dia dan aku takut Justin tidak akan bermain bersamaku lagi jika dia berkencan dengan Kate. Karena Kate cukup membenciku. Saat itu Justin meyakinkanku bahwa aku dan dia masih akan seperti dulu dan akupun setuju membantunya mendekati Kathrina.

Tetapi setelah akhirnya Justin dan Kathrina berkencan, Justin perlahan-lahan berubah. Dia lebih memilih Kathrian dibandingkanku ataupun sahabat-sahabatnya yang lain, Ryan dan Chaz. Sampai akhirnya Justin benar-benar tidak pernah mengobrol denganku. Kami tidak pernah bermain bersama, berangkat ke sekolah bersama, bahakan kami tidak menegur satu sama lain jika berpapasan di jalan. Bukan hanya di sekolah, kami saling mendiamkan juga di luar sekolah. Pada awalnya aku juga masih berusaha mengajak Justin bicara dan bersikap seakan tidak terjadi apa-apa diantara kami. Lalu aku mulai muak dengannya dan memutuskan menjauhinya.

Aku memasuki kelas Kimiaku dan duduk di meja yang biasa aku duduki. Aku satu kelas dengan Chaz, Ryan juga Justin. Dan aku berusaha duduk sejauh mungkin dari Justin. Well Chaz dan Ryan, sebenarnya mereka juga kesal dengan sikap Justin yang sekarang tapi mereka tidak tega meninggalkan Justin. Karena entah bagaimana, perubahan sikap Justin membuat semua orang perlahan tidak menyukainya, seperti Kate yang tidak disukai orang-orang.

Chaz dan Ryan memanggilku datang ke meja mereka yang bersebelahan dengan meja Justin. Aku dengan malas-malasan menghampiri mereka.

"ada apa?" kataku duduk di bangku Chaz.

Chaz duduk di atas meja di depanku sedangkan Ryan duduk di sampingku.

"oh ayolah. Apakah Kathrina yang menyebalkan membuatmu kesal?" ledek Chaz.

Aku memutar bola mataku. "tutup mulut Chaz. Selagi kau masih bisa bicara" gumamku.

Chaz dan Ryan tertawa.

"kau harus kuat, Bels" kata Ryan.

Aku memutar bola mataku lagi.

"tentu saja. Aku cukup kuat untuk tidak mematahkan leher Justin di tempat saat pacarnya yang kelewat sok itu membuatku terjatuh sementara dia hanya melihatku" kataku.

Mereka berdua kembali tertawa. "kurasa hal yang membuatmu kuat menahan diri adalah karena kau menyukai Jus-".

Aku memotong ucapan Chaz.

"kuingatkan lagi, Chaz Somers. Tutup mulutmu sebelum aku yang membuatnya menutup. Dan aku tidak" ancamku.

Ryan memutar bola matanya. "benar sekali. Kau tidak menyukainya. Dan aku mencintai Chaz" ejek Ryan.

Chaz mendelik "dude, itu menjijikkan. Jangan gunakan namaku untuk perumpamaan menggelikan seperti itu" kata Chaz.

Dan kami tertawa lagi. Well hubunganku dengan Chaz dan Ryan masih sangat baik. Sejujurnya, merekalah sahabatku sekarang. Dengan Anabelle dan Haylie tentu saja. Lalu Justin memasuki kelas dan akupun segera bangkit dan kembali ke mejaku. Sejauh mungkin dari anak itu.

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang