Isabella POV
Nafas segar Justin menerpa kulitku dan entah ari mana Justin mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dan entah apa yang merasukiku, aku juga mendekatkan wajahku.
Aku tanpa sadar memejamkan mataku dan aku merasakan Justin melakukan hal yang sama. Bibir kami bersentuhan dan aku merasakan kupu-kupu berterbangan memenuhi perutku dan pipiku menghangat. Justin melingkarkan lengannya yang tidak terluka di pinggangku dan menarikku lebih dekat dengannya. Aku meletakkan kedua lenganku di dadanya sementara bibir kami masih menyatu.
"Justin, kami dengar ka― OH MY GOD!"
Suara Ryan terpaksa menghentikan apa yang aku sedang Justin lakukan. Aku langsung menjauh dari Justin dan berdiri sementara Justin mengusap-usap tengkuknya gugup.
Chaz dan Ryan masuk ke dalam kamar Justin dengan wajah super kaget. Kalau saja mereka begitu bukan karena melihatku berciuman dengan Justin, aku mungkin sudah tertawa terbahk-bahak.
"apa yang― apa kalian― Ya Tuhan! Kalian berdua berciuman!" jerit Chaz.
Aku berlari ke arahnya dan menutup mulutnya dengan tanganku. "tutup mulutmu, Chaz!" bisikku kasar.
"benar. Tutup mulut. Lagipula, apa sih yang kalian lakukan di sini?" gerutu Justin.Aku melepaskan tanganku dari mulut Chaz lalu dia dan Ryan bertukar pandang dan menyeringai.
"apa? Kalian kesal karena kami menginterupsi apa pun itu yang kalian lakukan? Kupikir kalian itu berseteru. Ternyata ini yang kalian lakukan jika kami tidak ada," Kata Ryan.
Aku mendelik pada mereka. "apa yang kalian bicarakan? Ini tidak seperti yang terlihat," elakku.
"ohya? Lalu apa? Tanganmu di dadanya? Lengannya di pinggangmu? Dan bibir kalian menyatu? Memangnya kalian sedang main bola?" kata Chaz memutar bola matanya.
Aku menunduk. Pipiku terasa panas dan aku berharap bumi terbelah detik ini juga dan menelanku hidup-hidup.
"guys, hentikan. Kalian membuatnya malu," kata Justin membelaku.
"sebaiknya aku pulang," kataku mengambil tasku.
Ryan menutup pintu kamar Justin dan Chaz menggeleng. "nah kau tidak akan kemana-mana, Nona Muda. Duduk dan jelaskan!" perintahnya.
Aku menatap mereka aneh lalu mengalihkan padangan ke Justin. Dia hanya mengangkat bahunya dan mengisyratkanku duduk di sebelahnya.
Aku mendesah dan duduk di sampingnya. "apa yang kalian ingin ketahui?" tanyaku.
Chaz dan Ryan duduk di depan kami. "apa kalian berkencan?" tanya Ryan.
Aku langsung menggeleng. "tidak. Tentu saja kami tidak. Itu tadi hanya... semacam kecelakaan," elakku.
#Justin P.O.V#
Aku sedang mencium Bella. Aku merasakan semua benda seperti berkerlip cerah saat aku menciumnya dan aku merasa ini sangat benar.
"Justin, kami dengar ka― OG MY GOD!"
Teriakan Ryan mengagetkanku dan Bella. Bella langsung berdiri menjauhiku sementara aku hanya bisa mengelus tengkukku. Sial. Mereka melihatnya.
Chaz dan Ryan masuk ke dalam kamarku dengan ekspresi tolo seperti habis dicuci otak dan aku ingin sekali menertawakan mereka.
"apa yang― apa kalian― Ya Tuhan! Kalian berdua berciuman!" jerit Chaz.
Seketika, Bella berlari ke arahnya dan menutup mulutnya dengan tangannya. "tutup mulutmu, Chaz!" bisiknya.
"benar. Tutup mulut. Lagipula, apa sih yang kalian lakukan di sini?" gerutuku. Mereka baru saja menghancurkan semuanya. Aku sangat menghayati ciuman tadi.
Bella melepaskan tangannya dari mulut Chaz lalu Chaz dan Ryan bertukar pandang dan menyeringai.
"apa? Kalian kesal karena kami menginterupsi apa pun itu yang kalian lakukan? Kupikir kalian itu berseteru. Ternyata ini yang kalian lakukan jika kami tidak ada," Kata Ryan.
Bella mendelik pada mereka. "apa yang kalian bicarakan? Ini tidak seperti yang terlihat," Dia mengelak.
"ohya? Lalu apa? Tanganmu di dadanya? Lengannya di pinggangmu? Dan bibir kalian menyatu? Memangnya kalian sedang main bola?" kata Chaz memutar bola matanya.
Bella menunduk dan pipinya merah padam.
"guys, hentikan. Kalian membuatnya malu," kataku tidak ingin membuat Bella lebih malu lagi.
"sebaiknya aku pulang," Bella mengambil tasnya.
Ryan menutup pintu kamarku sementara Chaz menggeleng. "nah kau tidak akan kemana-mana, Nona Muda. Duduk dan jelaskan!" perintahnya pada Bella.
Apa-apaan mereka ini? Bella menatap mereka aneh lalu mengalihkan padangan ke arahku. Aku hanya mengangkat bahu dan mengisyratkannya untuk duduk di sebelahku.
Dia mendesah dan duduk di sampingku di atas kasur. "apa yang kalian ingin ketahui?" tanyanya.
Chaz dan Ryan duduk di depan kami. "apa kalian berkencan?" tanya Ryan.
Aku baru mau menjawab 'iya' saat Bella langsung menggeleng. "tidak. Tentu saja kami tidak. Itu tadi hanya... semacam kecelakaan," elaknya.
Ouch. Aku tidak menganggap ciuman tadi sebagai kecelakaan. Aku benar-benar menyukainya berharap Bella juga merasakan hal yang sama. Perkataannya cukup menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obstacles
FanfictionIsabella Parker and Justin Bieber were supposed to be best friends. Tetapi persahabatan retak ketika perasaan cinta mulai tumbuh tanpa bisa dikendalikan. ◦Isabella Jane Parker as Lucy Hale ◦Justin Bieber as Himself