Part 7

798 53 0
                                    

"apa yang salah denganmu, hah? Kau tidak bisa jalan dengan benar, ya?" bentaknya.

Aku tersentak. Dia... membentakku?

"Dude! Bella lah yang terjatuh. Kau harusnya bilang itu pada kekasihmu!" sergah Ryan kasar sementara Chaz, Ana dan Haylie membantuku berdiri.

Justin mendengus. "dia yang menabrak Kate. Jika dia terjatuh itu bukan urusanku" kata Justin menunjukku.

Kate tampak tersenyum penuh kemenangan dari balik punggung Justin sementara aku menatap Justin tidak percaya. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu? Kukira dia hanya tidak ingin bicara padaku. Ternyata sekarang dia benar-benar tidak peduli padaku. Aku merasakan mataku mulai berair dan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku.

"kau keterlaluan Justin. Kau tidak ingat bagaimana persahabatanmu dengan Bella dulu?" cecar Ana.

"sudhlah, guys. Aku baik-baik saja. Sebaiknya kita masuk. Jangan sampai terlambat di hari pertama sekolah." ujarku. Mencegah agar air mataku tidak menetes di hadapan mereka.

Aku langsung berbalik dan masuk ke dalam kelas dan memilih bangku asal-asalan. Aku menarik dan menghembuskan nafas secara teratur, menenangkan diriku sendiri.

Justin benar-benar kelewatan. Aku tidak meyangka dia akan berkata seperti itu. Mungkin aku terlalu berkensontrasi menenangkan diriku hingga aku tidak sadar teman-temanku sudah ada di sampingku.

"kau tidak apa-apa, Bels?" tanya Ryan.

Aku mengangguk. "baik. Hanya syok." jawabku.

Mereka tertawa. "tenang saja. Kami ada di sisimu." ujar Haylie aku tertawa.

Mereka mengambil tempat duduk di sekitar tempat dudukku.

"guys, kalian tidak duduk dekat Justin?" tanyaku pada Chaz dan Ryan.

Mereka menggeleng dan mengangkat bahu. "aku sedang tidak ingin dekat-dekat Justin. Aku masih kesal. Salah-salah aku malah mencekiknya." kata Chaz.

Justin masuk ke dalam kelas dan memandangiku dan yang lain. Dia memandang Chaz dan Ryan yang duduk di sampingku lalu menatapku sinis dan duduk di barisan belakang.

Aku mendesah. "sebaiknya kalian duduk bersamanya."

Chaz mendelik. "kau gila? Kau mau aku saling bunuh dengannya?" jawabnya.

Aku memutar bola mataku. "ayolah. Dia kan juga teman kalian. Aku tidak mau membuat dia berpikir aku mencuri kalian darinya dan membuatnya makin membenciku."

Ryan mengangkat bahunya tidak peduli. "dia yang membuat kami meninggalkannya. Kalau saja dia tidak berubah menjadi menyebalkan, kami mungkin saja dengan senang hati duduk bersamanya."

Aku mendesah dan menatap mereka, memohon. "kumohon. Demi aku. Duduklah bersamanya. Justru kalian harus tetap bersamanya agar dia tidak berbubah menjadi orang yang lebih menyebalkan lagi." pintaku.

Mereka berdua mendesah lalu mengambil tas mereka. "baiklah, baiklah. Kenapa Justin bisa melupakan semua kebaikanmu, Bella?. Dia benar-benar gila." ujar Chaz lalu bersama Ryan melangkah mendekati Justin.

"kau tahu, mereka benar-benar tidak ingin dekat-dekat Justin saat ini." kata Haylie.

Aku mengangguk. "tapi Justin butuh teman, kan?. Ryan dan Chaz adalah sahabatnya sejak mereka masih SD. Aku tidak mau dia berpikir aku merebut sahabatnya dan memonopoli mereka." jawabku.

"benarkah? Lalu bagaimana dengan sahabatnya sejak bahkan masih menggunakan popok?" Ana menatapku lekat-lekat.

#Justin P.O.V#

"apa yang salah denganmu, hah? Kau tidak bisa jalan dengan benar, ya?" aku membentak Bella.

Bella tampak tersentak dan dia jelas-jelas kaget. Aku belum pernah membentaknya sejak dulu. Well tidak pernah serius seperti ini.

"Dude! Bella lah yang terjatuh. Kau harusnya bilang itu pada kekasihmu!" sergah Ryan kasar sementara Chaz, Ana dan Haylie membantu Bella berdiri.

Aku mendengus. "dia yang menabrak Kate. Jika dia terjatuh itu bukan urusanku" kataku menunjuk Bella yang mentapku tidak percaya.

Aku bisa bilang Bella benar-benar syok dan sepertinya dia akan menangis. Tapi aku tidak peduli.

"kau keterlaluan Justin. Kau tidak ingat bagaimana persahabatanmu dengan Bella dulu?" cecar Anabelle.

"sudahlah, guys. Aku baik-baik saja. Sebaiknya kita masuk. Jangan sampai terlambat di hari pertama sekolah." kata Bella dan langsung masuk ke dalam kelas.

Ryan, Chaz, Anabelle dan Haylie langsung mengikutinya di belakang. Cih, dia pikir dia siapa?.

Kate memeluk pinggangku dan mengelus pipiku. "bagus. Kau tidak boleh mempedulikannya," katanya, "kau harus ingat keluarganya yang membuat orang tuamu bercerai." bisik Kate.

Aku memandangnya serius. Dia benar. Seketika kebencian terhadap Bella memenuhi dadaku. Keluarganya yang telah menghancurkan keluargaku. Keluarganya yang telah membuat orang tuaku bercerai. Dan aku tidak akan memaafkan keluarganya untuk itu.

Rasa benciku pada Bella membuat moodku menjadi buruk. Aku mengendurkan sedikit lengan Kate, berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"maaf, Kate, aku harus masuk kelas." kataku.

Kate merengut. "tapi aku tidak. Bagaimana kalau kita membolos?. Temani aku, Justy?." dia melingkarkan lengannya di leherku.

Aku memutar bola mataku. Demi Tuhan aku benci dipanggil 'Justy'. Harus berapa juta kali kubilang pada gadis ini aku membencinya.

Aku menggeleng dan melepaskan lengannya dari leherku. "maafkan aku. Aku tidak mau membolos di hari pertama masuk dan berhenti memanggilku Justy, oke?" kataku kesal.

Kate mendengus dan langsung pergi meninggalkanku.

Aku menatapnya dari belakang. Gadis itu bisa sangat-sangat menyebalkan, aku bersumpah.

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang