Part 23

860 55 0
                                    

Justin POV

Aku datang pagi-pagi sekali hari ini. Aku mengambil buku-buku untuk periode pertama dan kedua lalu langsung melangkah ke dalam kelas kimia.

Aku nyaris mati jantungan saat kulihat Allyson―salah satu teman dekat Bella― sudah duduk di bangkunya yang biasa, sibuk dengan ponselnya.

Aku melirik jam di lengan kiriku. Masih ada sekitar dua puluh menit sebelum bel masuk berdering. Gila, sebenarnya jam berapa gadis ini datang?.

Aku masuk perlahan dan duduk di samping Allyson―di tempat Bella.

Dia mendongak dan menatapku aneh. "apa yang kau lakukan di situ?" tanyanya.

Aku mengangkat bahu. "memangnya kenapa? Aku bebas duduk di mana saja," jawabku.

Dia memutar bola matanya lalu mengambil tasnya dan baru akan bangkit saat aku menahan lengannya.

"aku bercanda. Duduklah. Aku akan pindah nanti," kataku, nyengir.

Dia memutar bola matanya lagi dan kembali duduk. Sebenarnya ada apa dengan para gadis dan memutar bola mata mereka?. Mereka melakukannya, sering.

"apa yang kau inginkan sekarang, Justin?" tanyanya terlihat jengkel.

"hey, kau tahu namaku! Well, bagus karena aku juga tahu namamu. Ya kan, Allyson?" jawabku ceria.

Allyson kembali menatapku seolah-olah aku orang paling bodoh yang pernah dia temui. Aku mendesah. "baiklah, aku tidak akan basa-basi lagi. Aku tahu kau dekat dengan Bella. Dan aku yakin Bella sudah menceritakan semuanya padamu. Tapi aku butuh bantuanmu. Tolong bantu aku meminta maaf pada Bella. Agar Bella memaafkanku," kataku.

Allyson mengerutkan keningnya. "kenapa kau harus meminta maaf pada Bella? Dan kenapa dia tidak mau memaafkanmu?" tanya Allyson.

Aku mendesah.jadi Bella tidak cerita padanya?. Mau tidak mau aku harus memberitahunya jika ingin dia membantuku. Aku memberitahunya apa yang sudah kulakukan pada Jane dan bagaimana sekarang Bella sangat mebenciku sampai pengakuan Kate kemarin. Ketika aku selesai bercerita, Allyson hanya terdiam dengan mata terbelalak, mulut menganga dan menatapku tidak percaya.

"kau menuduh ibu Bella?" tanyanya, aku mengangguk, "Ya Tuhan Justin! Jelas saja Bella membencimu sampai mati!"

Aku mengangguk dan menatapnya. " ya dan aku benar-benar menyesal. Maukah kau membantuku?" pintaku.

Allyson tampak berpikir sejenak. "apa yang harus kulakukan?" tanyanya.

Aku mengisyaratkannya untuk mendekat padaku dan aku membisikkan rencanaku di telinganya.

Allyson tampak tidak percaya pada awalnya tapi dia akhirnya mengangguk. Aku tersenyum padanya dan dia balas tersenyum.

"baik, trims, Allyson," kataku dan bangkit menuju bangkuku di belakang.

Aku melirik jam di tanganku. Wow, hanya bicara dengan Allyson aku sudah menghabiskan waktu dua puluh menit?. Aku menggeleng dan tak lama bel pun berdering dan Bella dan Taylor masuk ke dalam kelas... bergandengan tangan? Apa?

#Isabella P.O.V#

Aku baru mau mengambil buku-buku untuk periode pertama dan kedua saat Taylor mengambilnya lebih dulu. Aku mengerang.

"Taylor, kembalikan bukuku!" kataku.

Taylor tersenyum lalu menggenggam bukuku dan bukunya. "aku akan membawakannya untukmu," katanya.

Aku menatapnya dan sedikit tersipu. Oh betapa perhatian kecilnya membuatku senang.

Kami berdua melangkah menuju kelas kimia saat tiba-tiba Taylor meraih tangan kananku dan menggandengnya dengan tangan kirinya yang kosong.

"Tay, apa yang kau lakukan?" tanyaku.

Dia tersenyum. "memangnya kenapa? Ini adalah salah satu caraku membuatmu jatuh cinta padaku," jawabnya dan tersenyum sangat lebar.

Aku merasakan pipiku menghangat dan tersenyum lalu membiarkannya menggandeng tanganku. Kami memasuki kelas kimia tepat saat bel berbunyi―sambil masih bergandengan. Aku tidak sengaja bertemu pandang dengan Justin dan dia terlihat kaget. Aku mengacuhkannya dan langsung melangkah ke bangkuku yang biasa.

***

Aku merasakan seseorang memperhatikanku dari tadi. Aku bersumpah, aku merasakannya. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kafetaria dan melihat Justin duduk beberapa meja dariku sedang menatapku lekat-lekat. Aku membalas tapapannya dan dia langsung melambai ke arahku, seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara kami. Aku membuang muka.

"hey, boleh aku gabung?" tanya seseorang yang suaranya sangat kukenal.

Aku mendongak dan benar saja, Justin berdiri di hadapanku memegang nampan makan siangnya dan tersenyum sangat lebar.

Chaz dan Ryan mengangguk senang tanpa melirikku ataupun yang lain.

"silahkan Justin senang kau ada di sini," kata Allyson.

"yeah sudah lama tidak mengobrol denganmu," kata Haylie. Ana mengangguk di sampingnya mengiyakan.

Apa-apaan ini? Kenapa semua orang jadi berteman dengan Justin?. Kukira mereka semua tidak menyukainya. Kenapa sekarang mereka tampak senang Justin di sini?. Chaz dan Ryan bahkan langsung mengobrol dengan Justin seperti dulu.

Aku memandangi mereka tidak percaya sampai Justin menatapku. "hey, Bella. Kaget? Aku sudah bilang aku tidak akan menyerah, kan?" katanya mengerling padaku.

Aku mendengus dan membuang muka. Apa-apaan dia?.

"hey, hey, tidak menyerah apa?" tanya Taylor.

Justin tersenyum padanya. "kau akan tahu nanti, Tay," jawab Justin.

Taylor mengangguk dan dia bahkan tampak baik-baik saja ada Justin di sini. Sebenarnya ada apa sih dengan mereka?. Atau cuma aku saja satu-satunya orang yang membenci Justin sekarang?.

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang