Part 5

930 60 0
                                    

Isabella POV

Filmnya luar biasa mengagumkan. Aku secara harfiah tertawa terbahak-bahak sampai sesak napas. Aku, Chaz dan Ryan benar-benar tidak bisa diam selama sekitar seratus dua puluh menit filmnya diputar. Dan yang paling membuatku lega adalah aku benar-benar melupakan tatapan Justin.

Tapi yang jadi masalahnya sekarang, setelah tidak ada sesuatu yang mengalihkan pikiranku, mau tidak mau aku memikirkan tatapan Justin tadi. Tatapan penuh kebencian yang sebelumnya tidak pernah dia tunjukkan terlebih lagi padaku. Apa yang aku lakukan? Apa aku melakukan kesalahan?.

"Bella, kau baik-baik saja? Kau hanya mengaduk-aduk minumanmu." Ryan membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh dan menggeleng. "aku baik-baik saja." jawabku tersenyum.

"well kau mau makan sesuatu?" tanya Chaz.

"ditraktir?" aku memandangnya dengan tatapan memohon.

Chaz memutar bola matanya dan menyerahkan daftar menu padaku. Aku terkekeh lalu membalik-balik halamannya. Hari ini benar-benar menyenangkan.

***

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Aku, Chaz, Ryan, Anebelle serta Haylie tidak sabar mengenai hal ini. Kami tentu saja ingin masuk ke satu sekolah yang sama. Dan aku sangat-sangat berharap tidak akan satu sekolah dengan Justin ataupun Kate. Aku sudah muak melihat mereka dan mendapatkan perlakuan menyebalkan dari mereka.

"saya, mewakili seluruh siswa senior di sekolah yang tercinta ini, mengucapkan terima kasih kepada semua guru yang telah membimbing kami dan semua teman-teman yang telah bersama-sama melewati beberapa tahun kejenuhan, kekesalan hingga kebahagiaan yang sudah tidak dapat dihitung," Melanie, perwakilan murid senior, memberi sambutan pada acara wisuda hari ini, "sungguh salah satu pengalaman yang tidak dapat terlupakan bisa menjadi bagian dari sekolah yang sangat luar biasa ini. Semoga, kita semua dapat bertemu di tahun-tahun berikutnya sebagai satu orang yang lebih baik dan berhasil. Terima kasih.".

Semua orang yang memenuhi gymnasium sekolahku berdiri dan bertepuk tangan. Yah, tadi itu cukup mengharukan. Dia benar, aku memiliki banyak kenangan di sekolah ini. Tetapi kenangan-kenangan itu justru membuatku ingin lebih cepat meninggalkan tempat ini dan tidak akan bertemu Justin.

Oke, oke, aku bohong jika aku bilang aku tidak mau bertemu Justin lagi. Karena bagaimanapun, aku menyukainya, dia mengencani Kate dan Kate membenciku. Hebat, bukan?.

Ana dan Haylie memelukku lalu kami menangis bersama, lalu Ryan dan Chaz ikut bergabung. Kami berkumpul dengan teman-teman di kelas Kimia kami. Harus kuakui, kelas Kimia adalah salah satu kelas favoritku. Selain gurunya yang luar biasa keren, teman-teman di kelas ini juga sangat menyenangkan. Kecuali satu orang tentu saja.

***

Hari ini adalah tahun ajaran baru. Yup, aku sudah lulus dan menikmati tiga minggu masa liburanku. Aku selalu takut untuk memulai sekolah di tempat baru. Aku takut orang-orang di sana tidak akan menerimaku. Tetapi, yang membuatku benar-benar siap pergi sekolah hari ini adalah karena aku, Chaz, Ryan, Ana dan Haylie masuk sekolah yang sama. Kami mendaftar bersama dan diterima di Notherm High. Aku memang sudah mengincar Notherm sejak SMP dan aku lebih dari senang mengetahui aku akhirnya bisa bersekolah di sana.

Well, aku tidak tahu Justin-atau Kate- memilih untuk melanjutkan sekolah mereka di mana. Aku berusaha sekuat tenagaku untuk tidak memedulikan mereka sepanjang liburanku. Yeah, walaupun terkadang secara tidak sengaja Justin dan aku bertemu saat aku sedang bermain bersama Chaz atau Ryan. Mau bagaimana lagi? Ryan dan Chaz juga teman Justin.

"mom aku berangkat. Teman-temanku sudah menunggu. Bye, mom. Aku menyayangimu.". Aku melangkah keluar dari rumah dan melihat Ryan, Chaz, Ana serta Haylie sudah ada di depan rumahku.

"siap, Ms. Parker?" tanya Chaz tersenyum.

"sangat siap, Mr. Somers. Ayo!" aku menarik tangan Ana dan Haylie dan mulai melangkah ke sekolah baru kami.

Well, aku teringat, bagaimana hari pertamaku masuk SMP dulu. Aku berangkat sekolah bersama Justin dan kami masih sangat akrab waktu itu. Aku menghela napas dan aku merasakan mataku berair. Aku rindu Justin. Aku rindu mengobrol dengannya dan bagaimana kami akan melontarkan hal-hal gila jika sedang bosan. Aku rindu Justin yang dulu.

Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya kuat-kuat.

Baiklah Bella, Justin sudah tidak mau mengenalmu lagi. Biarkan dia bahagia dengan nenek sihirnya. Kau sudah SMA sekarang, kau akan menemukan laki-laki yang jauh lebih keren dari dia. Aku terkekeh kecil.

Tanpa terasa, aku dan teman-temanku sudah sampai di pintu gerbang Notherm High. Kami saling melempar pandangan lalu tertawa dan masuk ke dalam.

Wow, sekolah ini benar-benar indah. Aku tidak tahu bahwa gedung sekolah bisa semenakjubkan ini. Gedung-gedungnya dicat berwarna gading dengan sentuhan hijau muda. Pohon-pohon serta berbagai bunga beraneka warna di tanam hampir di setiap sudut yang memungkinkan. Ruangan gymnasium ada di bagian barat sekolah, menjulang kokoh dengan warna coklat kayu yang memunculkan kesan antik. Ada beberapa pohon ek yang dikelilingi oleh bangku-bangku sedang berwarna coklat. Di depan gedung yang sepertinya kafetaria, ada bangku-bangku menarik di atas lapangan hijau sempurna. Tempat ini benar-benar luar biasa.

Aku tersenyum dan mengikuti teman-temanku melangkah ke arah gymnasium untuk penyambutan murid baru. Belum-belum aku sudah tidak sabar untuk melihat seisi sekolah ini.

Aku dan yang lain memilih duduk di bagian timur gymnasium. Aku membeku melihat siapa yang duduk di bagian sebrang gymasium.

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang