Part 10

801 55 0
                                    

Isabella P.O.V

"well, ada yang ingin aku bicarakan. Soal Justin."

Aku menatap ibuku lekat-lekat. Ibuku balas menatapku tanpa mengatakan apa-apa. Aku mulai gugup. Aku mengangkat sebelah alisku―menandakan agar dia mulai bicara― , tapi dia tetap diam saja. Oke, aku benar-benar gugup sekarang. Sebenarnya ada apa sih?.

"bukankah Justin menjadi sangat tampan sekarang?" ibuku menaik-naikkan alisnya padaku.

Aku menatapnya tidak percaya. "apa? Mom, seriously?" pekikku.

Ibuku tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul meja. Dia bahkan menangis karena tawanya. Aku terus menatapnya seperti orang aneh. Ya Tuhan, apa yang salah dengan ibuku?.

Ibuku menahan sisa-sasa tawanya. "maafkan aku, aku tidak bisa menahannya. Wajahmu luar biasa, Bella."

Ake cemberut lalu menyilangkan lenganku di dada. Ibuku ini benar-benar. Aku menggelengkan kepalaku.

"baiklah, baiklah, aku serius soal bicara tentang Justin," ujarnya begitu sudah bisa menguasai dirinya.

Aku memutar bola mataku lalu mengambil gelas yang ada di hadapanku dan meminum jus di dalamnya.

Ibuku menarik napas lalu kembali menatapku lekat-lekat. "mengapa Justin berubah?"

Aku tersedak dan menyemburkan sebagian jus yang ada di mulutku. Aku terbatuk-batuk sementara ibuku mengambilkan lap. Aku mengelap mulutku dan menatap ibuku dengan tatapan tidak percaya.

"bagaimana mom ta- maksudku, siapa yang bilang begitu?"

Ibuku mendesah. "Pattie menelpon mom tadi pagi. Dia terdengar sedih dan akhirnya mom memutuskan untuk mengunjunginya. Dia bilang Justin berubah. Bukan lagi Justin yang manis dan baik seperti dulu. Justin mulai melawan dan sedikit membentak pada ibunya. Pattie nyaris menangis saat menceritakan itu semua pada mom," jelas ibuku panjang lebar.

Aku menunduk. Jelas saja Pattie akan menangis. Justin dan ibunya sangat-sangat dekat. And Justin has been a jerk lately. Dia benar-benar menyebalkan sekarang.

"ada apa dengan Justin, Bella? Apa kau ada hubungannya dengan perubahan Justin?" tanya ibuku.

Aku mendesah. Apa yang harus ku katakan?. Justin is fucking annoying dan dia bahkan juga membentak-bentak padaku karena pacar menyebalkannya?. Tentu saja tidak. Well bagian 'pacar menyebalkan' itu sih mungkin saja.

"aku tidak tahu, mom. Justin memang berubah di sekolah. Dia sangat menyebalkan. Tapi aku tidak ada hubungan dengan perubahannya," kataku.

Well, sebenarnya aku punya hubungan. Aku yang membantu Justin mendekati Kate. Jadi, yah, aku sedkit banyak berhubungan. Tapi aku tidak tahu kalau Kate akan membuat Justin seperti sekarang. Jadi itu bukan salahku, kan?.

Tiba-tiba telfon rumahku berdering. Aku dan ibuku sama-sama melihat ke arah telfon lalu ibuku bangkit dan mengangkatnya.

"Justin's mom," dia memberitahuku tanpa bersuara.

Aku mengangguk lalu pergi ke kamarku.

***

Keesokan harinya, aku sedang mengeluarkan buku-bukuku untuk pelajaran pertama dan kedua dari loker saat seseorang menepuk bahu kananku. Aku menoleh dan melihat Taylor tersenyum lebar.

"selamat pagi, Bella. Bagaimana kabarmu pagi ini?" sapanya.

Aku balas tersenyum. "well, hello Taylor. Aku baik. Terlebih lagi dengan senyum menawanmu itu," dia tertawa mendengar perkataanku, "bagaima denganmu?" tanyaku.

"tentu saja baik."

"selamat pagi Taylor," seseorang memekik dari arah punggungku.

Aku berbalik dan ―tanpa bisa kutahan― memutar bola mataku saat melihat Kate menghampiri kami. Justin mengikuti di belakangnya, terlihat lebih dari kesal.

"hey Taylor! Dan, ew, apa yang kau lakukan dengan dia?," Kate menatapku jijik.

Aku memutar bola mataku lagi dan Taylor mengangkat bahunya.

"kelas pertamaku dengan Bella. Jadi, aku akan pergi bersamanya," kata Taylor tersenyum padaku.

Aku balas tersenyum padanya dan tersenyum pada Kate. Kate melotot padaku lalu dia menggeserku dan langsung bergelayut pada lengan Taylor.

"well, kita juga satu kelas di kelas pertama. Trigono, kan? Bagaimana kalau kita pergi bersama?" tawar Kate.

Aku ―lagi-lagi― memutar bola mataku dan tanpa sengaja memandang Justin. Dia terlihat sangat-sangat kesal.

"oh benarkah? Aku tidak sadar itu. Memangnya, siapa namamu?" tanya Taylor menggeliat agar terlepas dari Kate.

Kate membelalakkan matanya. "k-kau tidak tahu namaku?" tanyanya tidak percaya.

Taylor mengangguk polos. Dan aku sekuat tenaga tidak berguling-guling di lantai tertawa.

Kate tersenyum dan kembali memeluk lengan Taylor. "well, tidak apa. Aku Kathrina, panggil aku Kate atau apapun yang kau mau," katanya dan mengedipkan matanya pada Taylor.

Aku menatap Kate tidak percaya. Wow, itu menggelikan. Aku melihat Justin juga menatap Kate tidak percaya.

Taylor tersenyum lalu kembali melepaskan diri dari pelukan Kate. "Well, Kaylin, atau siapapun namamu, aku minta maaf, tapi aku akan pergi dengan Bella, sampai ketemu di kelas," kata Taylor dan langsung menarikku menjauhi mereka. Wow tadi itu sangat keren. Aku berani bertaruh Kate terkena serangan jantung.

#Justin P.O.V#

Di sini aku berdiri, menyaksikan kekasihku berusaha merayu anak laki-laki lain dan melupakan bahwa aku ada di sampingnya. Aku rasa aku sudah jutaan kali memutar bola mataku mendengar bagaimana Kate bicara pada Taylor ini.

"Well, Kaylin, atau siapapun namamu, aku minta maaf, tapi aku akan pergi dengan Bella, sampai ketemu di kelas," kata Taylor lalu langsung menarik Bella pergi.

Wow, apa dia baru saja bilang begitu pada pacarku? Dia bahkan tidak ingat nama Kate, walaupun baru saja diberitahu. Kate berdiri mematung dan menatap Taylor dan Bella dengan penuh kebencian. Lalu dia langsung berbalik dan meninggalkanku. What the hell?

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang