Justin POV
Aku berusaha menyusul Kate tetapi terlambat. Dia masuk ke kelas trigono dan saat itu juga bel tanda masuk berbunyi.
Chaz dan Ryan sampai di sampingku lalu langsung menepuk bahuku. "tenangkan dirimu, Justin. Lebih baik kau bicara padanya saat sekolah sudah berakhir. Kami akan menemanimu," kata Chaz.
Aku mengangguk dan berpisah dengan mereka. Aku masuk ke dalam kelas aljabarku sementara Chaz dan Ryan masuk ke dalam peroide pertama pertama mereka.
Aku masuk ke kelas dan melihat Bella sedang tertawa-tawa bersama Taylor dan Allyson. Aku memandangi mereka. Aku baru merasakannya sekarang. Aku merindukan Bella.
Bella menatapku lalu tawanya lenyap. Dia mengalihkan pandangan dan tertawa mendengar apa yang dikatakan Taylor. Dulu, akulah yang akan membuatnya tertawa. Dulu.
Aku mendesah lalu melangkah ke bangkuku. Menatap Bella yang tertawa bersama teman-temannya sementara aku sendirian di belakang.
#Isabella P.O.V#
Aku sedang tertawa bersama Allyson dan Taylor saat tidak sengaja mataku bertemu dengan Justin. Dia berdiri di pintu masuk dan menatapku sedih. Aku sempat merasa iba padanya dan ingin menghampirinya lalu langsung memeluknya saat itu juga. Tidak, Bella kau tidak boleh melakukan itu. Berhentilah memikirkan Justin. Dia sudah menyakitimu.
Aku mengalihkan pandangan dan tertawa pada lelucon Taylor walaupun aku tidak mendengar apa yang dia katakan.
Selama pelajaran aljabar, aku merasa seseorang mengawasiku. Aku berpaling dan tanpa sengaja melihat Justin sedang memandangiku. Ekspresi yang sama kembali terlihat dari wajahnya. Kesedihan.
Aku cepat-cepat berbalik agar tidak merasa bersalah membuatnya sesedih itu.
***
Hari ini berlalu dengan sangat baik. Well, kecuali saat Kimia tadi, Chaz dan Ryan memutuskan untuk menemani Justin dan mereka seperti sedang membahas sesuatu yang penting. Yah, bukannya aku peduli, hanya saja mereka sempat menyita perhatianku.
Saat makan siang juga. Aku tidak melihat Justin di kafetaria. Kupikir dia tidak makan siang atau apa, ternyata dia duduk sendiri di pojok kafetaria sambil terus memandangiku dengan ekspresi yang sama.
"ini, aku mengambilkannya untukmu," kata Taylor dan tersenyum padaku.
Well, ini dia. Pasti ini yang dia maksud membuatku mencintainya. Aku tersenyum dan mengambil kotak susu yang Taylor berikan padaku.
"kau tidak makan, Bella?" tanya Taylor lagi.
Aku menggeleng. "aku terlau malas untuk mengantri. Lihat saja mereka. Bisa-bisa aku mati pegal di sana," kataku melirik antrian murid-murid yang sedang mengambil jatah makan siangnya.
Taylor tertawa lalu menggeser nampannya mendekat padaku.
"here, kau bisa pilih yang kau suka. Aku tidak ingin melihatmu keparan," katanya masih tersenyum sangat menawan.
Kurasa aku tersipu dengan perhatiannya lalu mengambil satu kentang goreng untuk menutupinya.
"hey, hey, ada apa ini? Apa kalian berkencan?" tanya Haylie mengangkat alisnya padaku dan Taylor.
Aku dan Taylor bertukar pandangan lalu sama-sama menggeleng. "tidak. Kami tidak berkencan. Belum,"jawab Taylor.
Aku memukul lengannya pelan lalu tertawa bersama Taylor.
"kupikir kau menyukai Justin, Bella," kata Ana.
Seketika aku berhenti tertawa.
"tidak aku tidak menyukainya. Tidak sama sekali," jawabku.
#Justin P.O.V#
Ergh aku benci hari ini. Aku duduk di pojokan kafetaria saat makan siang. Aku terus-terusan memandangi Bella dari mejaku. Kami sekali bertemu pandang tapi dia langsung mengalihkan pandangannya.
Aku mendesah. Apa yang harus kulakukan sekarang?. Bella terlihat tertawa-tawa bersama Taylor.
Aku mendesah lagi lalu melangkah menuju pintu keluar kafetaria. Aku melewati melewati meja Bella dan teman-temannya.
"hey, hey, ada apa ini? Apa kalian berkencan?" tanya Haylie.
Aku sempat mengejang mendengarnya. Mereka... berkencan?.
"tidak. Kami tidak berkencan. Belum,"jawab Taylor.
Belum? Apa artinya mereka akan?.
"kupikir kau menyukai Justin, Bella," kata Ana.
Aku tersentak. Apa? Bella menyukaiku?. Perasaan hangat tiba-tiba muncul di dadaku. Tetapi langsung lenyap ketika aku mendengar Bella mengatakan: "tidak aku tidak menyukainya. Tidak sama sekali,".
Aku langsung pergi dari kafetaria dengan perasaan seperti ditindih beban seberat dua ton. Kata-kata Bella langsung menusuk jantungku. Tunggu, kenapa aku merasa seperti ini?.
***
Sekarang sudah pulang sekolah dan aku baru selesai mengunci lokerku dengan Chaz dan Ryan di sampingku.
Aku melihat Kate tengah berjalan lalu langsung berlari ke arahnya.
"Kate!" panggilku.
Kate menoleh lalu memutar kedua bola matanya begitu melihatku.
"apa yang kau inginkan Justin?" sinisnya.
Aku mengerutkan kening. Bitchy much? Belum-belum aku sudah mau mencekik gadis ini.
"apa maksudmu?" tanyaku sambil mengertakan gigi menahan amarah.
"maafkan aku?"
"apa maksudmu mengatakan Bella yang menghancurkan keluargaku? Mengapa kau lakukan ini padaku? Pada Bella? Kau menghancurkan persahabatanku dengannya!" kataku nyaris berteriak.
Kate tertawa terbahak-bahak―yang membuatku ingin membenturkan kepalanya ke pintu loker― dan menatapku seakan-akan aku ini orang paling tolol sedunia. "kau tidak menyadarinya, Justin? Aku rasa kau ini memang naif, ya kan?. Aku melakukannya karena memang untuk menghancurkan hubunganmu dengan Bella," katanya santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Obstacles
FanfictionIsabella Parker and Justin Bieber were supposed to be best friends. Tetapi persahabatan retak ketika perasaan cinta mulai tumbuh tanpa bisa dikendalikan. ◦Isabella Jane Parker as Lucy Hale ◦Justin Bieber as Himself