Part 3

949 62 1
                                    

Justin berdiri di depan pintu rumah Ryan, merangkul Kathrina. Sial.

Chaz, Ana dan Haylie melirik padaku sementara aku menahan napas. Justin saja sudah cukup buruk, dan sekarang dia membawa nenek sihirnya? Erm maksudku kekasihnya.

"oh hey bro. Kau datang? Kukira kau tidak akan datang. Kau tahu, sabtu malam, kalian tidak pergi kencan?" Ryan memeluk Justin.

Justin sempat melirikku saat berpelukan dengan Ryan. Tatapan kami bertemu dan aku langsung berpaling. Yang ada di matanya bukan lagi kehangatan untukku. Tapi lapisan sedingin es dan sekeras batu. Ya Tuhan, apa yang telah Kathrina lakukan pada sahabat masa kecilku.

Aku mendesah. Dan berharap bumi dapat membelah dan menelanku ke pusatnya.

"yeah. Aku mengajak Kathrina ke sini. Dia bilang dia ingin bermain denganmu dan Chaz." jelas Justin tanpa menyebut namaku, Ana dan Haylie.

Oh well, itu jelas-jelas menyatakan keinginannya agar aku pergi.

"hai Ryan. Aku rasa aku ingin melewatkan malam ini dengan teman-teman Justin. Ups aku tidak tahu ada tamu lain. Mungkin kami bisa datang lain kali." kata Kathrina dengan suaranya yang menjengkelkan. Dia menatapku sinis.

Justin tampak terkejut Kathrina langsung ingin pergi. Dia menatap Ryan dan mengangkat bahunya.

"tidak apa-apa. Aku baru ingin pergi." kataku bangkit dan bermaksud mengambil tasku. Chaz menahan tanganku dan menggeleng.

"ibuku sudah menyuruhku pulang, Chaz. Dia membutuhkanku, mungkin" kataku.

Chaz tetap tidak mau melepaskan tangannya. "kau tidak harus pergi, Bella. Kami akan bersamamu" bisik Chaz.

Aku tersenyum padanya. "aku tahu. Tapi aku tidak mau kalian mengobrol denganku dan malah mendiamkan Justin. Dia cukup menderita tanpa teman. Jangan sampai dia kehilangan sahabatnya." balasku berbisik.

"ya dia sudah kehilangan satu" gumam Chaz.

Aku tersenyum lagi lalu melepaskan tangannya. "aku baik-baik saja. Kita bisa bertemu lagi besok," kataku pada Chaz, masih berbisik, "baiklah, aku pulang, sampai ketemu Ryan" sapaku dan bergegas meninggalkan rumah Ryan.

"tapi Bels-".

Aku memotong ucapan Ryan dengan memeluknya dan tersenyum. "sampai ketemu besok, atau hari senin, atau kapanpun terserah. Bye" aku terkekeh dan Ryan juga.

Kathrina memutar bola matanya dan mendengus. Dasar nenek sihir.

Aku mendengar Ana dan Haylie menyusulku di belakang. "Bella, tunggu!" panggil Ana.

Aku menoleh dan menunggu mereka mendekatiku. "teman-teman kalian tidak harus ikut pergi." kataku.

"kau pikir aku lebih suka ada di rumah Ryan dengan Nona-Sok-Populer itu? Lebih baik aku berkeliaran denganmu di jalan" celoteh Haylie.

Aku dan Ana tertawa. "kami tidak akan meninggalkanmu, Bels. Kau masih punya kami, Chaz dan Ryan. Yah walaupun mereka harus menemani mantan sahabatmu itu." kata Ana.

"terima kasih. Kalian adalah yang terbaik dari yang terbaik." ujarku dan memeluk mereka.

Well, setidaknya aku tidak sendirian dan itu membuatku sedikit lega.

***

"Bella ada Chaz dan Ryan di bawah, sayang. Mereka bilang kalian akan pergi ke bioskop hari ini." panggil ibuku dari bawah.

Apa?. Bioskop? Memangnya kami ada janji ke bioskop?.

Aku turun ke bawah dan melihat Chaz dan Ryan sedang mengobrol dengan ibuku.

"hai guys." sapaku.

"hai Bels, tunggu, kenapa kau memakai baju seperti itu? Kita akan ke pergi siang ini." kata Chaz.

Aku mengerutkan kening menatap mereka. "memangnya kita ada janji ke bioskop?" tanyaku.

Mereka terkekeh dan Ryan merangkulku. "tentu saja ada. Sekarang ganti bajumu".

"tapi aku-"

"kami traktir." potong Chaz.

Aku menjerit senang. "baiklah. Aku akan segera kembali. Tunggu sebentar." kataku dan segera lari ke kamarku.

Aku mengenakan jins hitamku, sweater putih dan sneakersku lalu langsung kembali ke bawah.

Aku mengecup pipi ibuku. "aku pergi mom," lalu menarik tangan Chaz dan Ryan, "ayo teman-teman, filmnya tidak akan menunggu kita. Kalian ini lama sekali" keluhku.

Chaz memutar bola matanya. "sangat Bella" gumamnya.

"well, jangan salahkan aku. Siapa yang bisa menolak ditraktir nonton?," jawabku tertawa, "omong-omong, mengapa kalian mentraktirku? Hari ini bukan hari ulang tahun kalian. " tanyaku.

"sebagai permintaan maaf kami" kata Ryan.

Aku mengerutkan keningku lagi. "memangnya kalian salah apa?."

"karena kami membiarkanmu pulang kemarin. Sejujurnya, aku lebih memilih bermain denganmu daripada dengan Justin. Justin benar-benar menyebalkan akhir-akhir ini" kata Chaz.

Aku merangkul mereka berdua. "aw kalian berdua sungguh manis. Aku tidak keberatan masalah kemarin. Dan, kumohon, jangan tinggalkan Justin. Jika bukan kalian, siapa yang akan mengobrol dengannya selain Kathrina?" ujarku.

"kau terlalu baik padanya, Bels. Oh tunggu, tentu saja kau baik, kau menyukainya" ledek Chaz.

Aku memukul lengannya pelan dan kami tertawa bersama.

***

Tak lama, kami sampai di gedung bioskop dan mulai memilih-milih film yang akan kami tonton.

Kami tertawa-tawa sambil membicarakan film yang bagus untuk ditonton. Akhirnya, sudah saatnya kami memasuki studio yang memutar film yang akan kami tonton. Aku membeku ketika melihat siapa yang sedang melangkah ke studio yang sama dengan kami, dari arah berlawanan.

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang