Justin P.O.V
Aku menatapnya dari belakang. Gadis itu bisa sangat-sangat menyebalkan, aku bersumpah.
Aku masuk ke dalam kelas kimia dan melihat Bella tengah dikelilingi oleh teman-temannya -yang juga teman-temanku- di sekitar barisan tengah.
Aku menatap Chaz dan Ryan yang duduk di samping Bella. Oh jadi sekarang mereka lebih memilih Bella dibandingkan aku?. Kali ini aku menatap Bella. Dia balas menatapku dan ada rasa sedih di matanya. Apakah kejadian tadi membuatnya sesedih itu?. Well, aku tidak peduli.
Aku mendengus dan langsung memilih duduk di barisan paling belakang. Sejujurnya, aku tahu aku sudah jadi orang yang menyebalkan pada semua orang. Tapi Kate bilang itu semua baik-baik saja. Merekalah yang tidak bisa mengerti aku.
Tidak lama Ryan dan Chaz menghampiriku lalu duduk di sampingku. Baiklah, mungkin aku sudah dibenci semua orang, tapi aku tidak mau mereka berdua membenciku juga.
"kalian mengambil kelas apa?" tanyaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi.
Chaz dan Ryan menatapku aneh lalu mendesah dan memberitahuku pelajaran yang mereka ambil. Lalu mereka sibuk mengerjakan apapun yang sedang mereka kerjakan.
Tak lama guru kimia kami masuk. Guru ini sepertinya menyebalkan karena kami sudah memulai pelajaran hari ini. Setelah bel tanda istirahat berbunyi, aku masih belum bicara dengan Chaz ataupun Ryan.
"ada apa dengan kalian?" tanyaku kesal.
"kami? Ada apa denganmu?" balas Ryan.
"begini Justin, kau benar-benar berubah sekarang. Dan apa yang sudah kau lakukan terhadap Bella benar-benar membuatku dan Ryan marah." kata Chaz.
"jadi kalian sekarang lebih memihak padanya daripadaku?"
"well tentu saja. Kau sangat meyebalkan dan ada apa denganmu yang selalu bersama Bella?" jawab Ryan.
"well, Justin yang itu sudah tidak ada. Kalian harusnya tahu apa yang sudah dia lakukan!" sergahku dan keluar dari kelas.
#Isabella P.O.V#
Aku sedang merapihkan buku-buku kimiaku dan bersiap untuk pergi ke kafetaria bersama yang lainnya saat Justin berkata:
"well, Justin yang itu sudah tidak ada. Kalian harusnya tahu apa yang sudah dia lakukan!".
Lalu dia melangkah keluar dari kelas kimia. Ada apa ini? Ryan dan Chaz bergabung bersamaku, Ana dan Haylie setelah itu. Mereka juga tampak kesal, jadi aku memutuskan bertanya pada mereka nanti.
Setelah mengambil jatah makan siang kami masing-masing, aku menatap Chaz dn Ryan satu-persatu. "okay guys ada apa tadi? Kenapa Justin berteriak pada kalian dan kalian tampak kesal?"
Ryan mendesah. "tidak apa-apa. Mungkin kami membuatnya kesal. Atau dia yang membuat kami kesal. Yang mana yang kau suka." ujarnya.
Aku mendengus "itu bukan jawaban," kataku, "apa yang kalian bicarakan?"
Chaz dan Ryan bertukar pandangan untuk sesaat. "well bukan hal penting." kat Cahz mengusap tengkuknya.
Aku mengerutkan kening menatapnya. "tidak ini tentu saja sesuatu. Ada apa dengan 'apa yang sudah dia lakukan'?" aku mengutip kata-kata Justin.
"well itu... itu juga yang kami ingin tahu." ujar Ryan.
Aku mendesah. Well sepertinya mereka tidak akan memberitahuku. Atau mereka benar-benar tidak tahu?. Entahlah.
***
Sekarang sudah dua bulan aku dan teman-temanku bersekolah di Notherm. Dan selama dua bulan ini Justin bukan hanya mendiamkanku, dia juga mulai ikut mengatakan hal-hal seperti Kate. Terkadang apa yang dikatakan Justin sungguh menyakitkan. Well sebenarnya hanya 'kau sangat mengganggu' atau 'bisakah kau hilang dari hadapanku?' tapi justru itulah yang paling menyakiti hatiku. Karena Justin sendiri yang mengatakan itu padaku.
Aku sedang melamun di kelas aljabar-menunggu bel pelajaran dimulai- saat Allison menepuk bahuku pelan.
Aku mendongak dan tersenyum padanya. "hai Ally. Kau baru datang?" tanyaku.
Dia mengangguk dan duduk di sampingku. "kau sudah lama?"
"lumayan."
"kau baik-baik saja Bella?"
"tentu. Memangnya aku terlihat tidak baik-baik saja?" aku mengeluarkan buku-buku aljabarku dari tas dan meletakkannya diatas meja.
"well sejujurnya, ya." ujarnya.
Aku tertawa lalu tanpa sengaja melihat ke arah pintu kelas. Justin dan Kate baru saja masuk ke kelas berangkulan. Ergh! Hal yang paling aku benci dari kelas aljabar ini adalah mereka. Sisanya oke-oke saja untukku, tapi mereka benar-benar membuat mataku iritasi.
"kau harus tabah, Bella. Dia tidak pantas." kata Allison menepuk-nepuk pundakku. Tatapan matanya terarah ke Justin dan Kate.
Aku memutar bola mataku. Ya, Allison tahu kalau aku menyukai Justin karena dia menjadi salah satu sahabatku dan sering ikut hang out bersama Chaz, Ryan, Ana dan Haylie. Jadi, yah, tentu saja dia tahu.
"tidak, Ally aku baik-baik saja. Semakin hari aku juga semakin sadar bahwa dia memang tidak pantas." kataku.
Guru aljabar kami memasuki ruang kelas. "selamat pagi semunya. Oh well, sepertinya kalian mempunyai teman baru. Tolong berdiri." Mr. Scott memandang ke sebelah kananku.
Aku mengikuti arah pandangannya dan di situ, beberapa meja dari mejaku, berdiri seorang anak laki-laki dengan rambut dan mata hitam dengan senyum yang kuyakin bisa membuat gadis yang melihatnya lupa ingatan.
"i'm Taylor. Taylor Lautner."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obstacles
FanfictionIsabella Parker and Justin Bieber were supposed to be best friends. Tetapi persahabatan retak ketika perasaan cinta mulai tumbuh tanpa bisa dikendalikan. ◦Isabella Jane Parker as Lucy Hale ◦Justin Bieber as Himself