Isabella P.O.V
"apa yang kalian lakukan di sini?"
Aku sedang bersenda gurau dengan Pattie dan ibuku saat Justin tiba-tiba memasuki ruang tamu dan berteriak.
"honey, nereka di sini untuk menemani ibu," Pattie mendekati Justin.
"menemani? Yang benar saja?! Aku tidak mau mereka di sini!"
Aku, ibuku dan Pattie menatap Justin tidak percaya. "Justin, apa maksudmu?" Pattie mulai menaikan nada bicaranya.
"mom mereka hanya berpura-pura! Mereka hanya berpura-pura baik di depan mom lalu mereka akan menghancurkan keluarga kita lagi!" kata Justin
Plak.
Pattie menampar Justin. "jaga mulutmu, Justin! Siapa yang menghancurkan keluarga kita?!".
Justin menatap ibunya tidak percaya. "mereka! Aku tahu semuanya. Jane yang membuat mom dan dad bercerai! Jane yang menghancurkan pernikahan mom dan dad dan keluarga mereka hanya akan terus menganggu kehidupanku!"
Ibuku menatap Justin. "Justin-"
"tutup mulutmu, Jane. Aku tidak mau mendengar apa-apa dari mulutmu! Aku tidak percaya mom masih mau berteman dengan wanita macam Jane!"
Plak.
Aku menapr keras pipi Justin. Aku tidak bisa menahan diriku. Aku menatapnya geram, kurasakan air mata menggenang di mataku. "cukup, Justin! Kau sudah keterlaulan! Aku masih memaklumimu jika kau menyakitiku. Tapi jangan sekali-sekali bicara seperti itu tentang ibuku! Karena kau tidak tahu apa-apa tentangnya dan aku membencimu karena ini!" dan aku langsung keluar dari rumahnya.
"Bella!" ibuku memanggilku lalu dia menarik tanganku.
Air mata mulai berjatuhan dari mataku. "tidak, mom. Dia sudah mengatakan hal-hak buruk tentang mom. Dan aku tidak akan memaafkannya!" kataku.
Ibuku memelukku. "mom tahi, sebaiknya kita pulang. Ayo,"
#Justin P.O.V#
"apa yang kalian lakukan di sini?" bentakku pada bela dan ibunya.
Seketika Bella, ibunya, dan ibuku mendongak dengan tatapan kaget. Mereka bertiga berdiri nyaris bersamaan lalu ibuku menghampiriku.
"Justin ada apa?" tanya ibuku memegang pudakku.
"apa yang mereka berdua lakukan di sini, mom?!" aku melotot pada Bella dan ibunya.
Bella dan Jane tampak kebingungan yang melihatku tiba-tiba masuk dan berteriak-teriak seperti orang sinting.
"honey, nereka di sini untuk menemani ibu," kata ibuku.
Aku mengerutkan kening pada ibuku. "menemani? Yang benar saja?! Aku tidak mau mereka di sini!"
"Justin, apa maksudmu?" ibuku mulai menaikan nada bicaranya.
"mom mereka hanya berpura-pura! Mereka hanya berpura-pura baik di depan mom lalu mereka akan menghancurkan keluarga kita lagi!" kataku.
Plak.
Ibuku menampar pipi kiriku. "jaga mulutmu, Justin! Siapa yang menghancurkan keluarga kita?!" ibuku membentak.
Aku menatap ibuku tidak percaya. Apakah dia baru saja menamparku?. "mereka! Aku tahu semuanya. Jane yang membuat mom dan dad bercerai! Jane yang menghancurkan pernikahan mom dan dad dan keluarga mereka hanya akan terus menganggu kehidupanku!"
Jane menatapku sedih. "Justin-"
"tutup mulutmu, Jane. Aku tidak mau mendengar apa-apa dari mulutmu! Aku tidak percaya mom masih mau berteman dengan wanita macam Jane!"
Plak.
Kali ini Bella yang menampar pipiku. Dia menatapku murka dan air mata mengembang di sudut-sudut matanya. "cukup, Justin! Kau sudah keterlaulan! Aku masih memaklumimu jika kau menyakitiku. Tapi jangan sekali-sekali bicara seperti itu tentang ibuku! Karena kau tidak tahu apa-apa tentangnya dan aku membencimu karena ini!" Bella mebentakku sebelum keluar dari rumahku.
Jane menatap padaku iba. Dia tidak terlihat marah. Dia mengusap bahu ibuku sekilas lalu menyusul Bella keluar.
Berbagai emosi bergantian terlintas di mata ibuku. Air matanya sudah menetes sejak tadi dan dia sekarang terisak di sofa.
"apa yang salah denganmu, Justin? Aku tidak pernah mengajarimu seperti ini," isak ibuku.
Aku mendengus. "mom, sadarlah. Dia menghancurkan keluarga kita! Mom harusnya menamparnya!" bentakku.
"cukup, Justin! Jaga mulutmu, kau tidak tahu apa-apa soal Jane. Momlah yang membuat Jane bercerai dengan suaminya!" bentak ibuku sangat keras.
Aku terpana.
"Jane tidak pernah membuat mom bercerai. Jane bahkan melarang mom melakukan itu!" ibuku menangis semakin deras, "mom sudah tidak tahan dengan dadmu. Mom menceritakannya pada Jane dan dialah satu-satunya orang yang meminta mom mempertahankan pernikahan disaat orang lain menyuruh mom kebalikannya," aku tidak bisa berkata apa-apa, "dan kau tahu alasan dia meminta mom untuk mempertahankan semuanya?, 'pikirkan Justin, Pattie. Apa yang akan di rasakannya jika kau bercerai?. Dia pasti akan sangat terluka'," mom mengutip Jane, " dia jadi terlalu sibuk mengurusi mom sehingga Troy―suaminya― kesal dan mereka bertengkar hebat. Lalu Troy pergi meninggalkannya. Seminggu kemudian surat perceraian datang ke rumahnya," mataku mulai berair sekarang, "dan yang kau lakukan sekarang membentaknya dan mengatakan hal buruk padanya. Mom sangat kecewa padamu, Justin!" ibuku bangkit dari sofa menatapku dengan penuh kekecewaan di sorot matanya lalu meninggalkanku.
Tanpa terasa satu tetes air mata mengalir turun dari mataku, jatuh melewati pipiku. Jane... melakukan semua itu? Dia memikirkan persaanku? Dan dia bahkan bercerai karena masalah mom?.
Aku menangis tanpa terkontrol sekarang. Apa yang sudah kulakukan? Jane yang selalu seperti ibu kedua bagiku, kubentak dan kuusir, dan bahkan dia tidak terlihat marah tadi?. Hanya tatapan simpati dan pengertian. Ya Tuhan, aku benar-benar jahat. Selama ini aku membenci keluarganya karena hal yang tidak mereka lakukan?.
Aku memeluk lututku, meletakkan wajahku di antara lutuku dan menangis sejadi-jadinya di sana. Apa yang sudah kulakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obstacles
FanfictionIsabella Parker and Justin Bieber were supposed to be best friends. Tetapi persahabatan retak ketika perasaan cinta mulai tumbuh tanpa bisa dikendalikan. ◦Isabella Jane Parker as Lucy Hale ◦Justin Bieber as Himself