Part 9

788 55 0
                                    

Isabella P.O.V

"i'm Taylor. Taylor Lautner." kata anak itu.

Seketika kelas menjadi berisik. Seluruh siswi di kelas berbisik-bisik sambil melirik pada anak baru itu dan beberapa siswa memutar bola mata mereka. Well tentu saja dia memiliki badan yang bagus dan senyum yang menggoda. Aku bertaruh semua anak cowok iri padanya.

Lalu anak baru itu tersenyum padaku. Aku menoleh ke segala arah. Apa dia tersenyum padaku?.

"anak itu tersenyum padamu, kau tahu" bisik Allison.

Aku memandang anak baru itu -Taylor- tidak percaya. Lalu dia terkekeh melihat reaksiku. Dia benar-benar tersenyum padaku?. Maksudnya, aku?

"terima kasih Mr. Lautner. Sepertinya kau sudah punya cukup banyak penggemar di sini, eh?" canda Mr. Scott.

Satu kelas tertawa dan beberapa gadis membetulkan rambut mereka -masih tetap melirik padanya. Lalu tanpa diduga-duga anak baru itu mengerling padaku sebelum dia kembali duduk.

"Ya Tuhan dia mengerling padamu, Bella. Oh Tuhanku." jerit Allison kecil.

"aku tahu, Ally. Astaga" kataku lalu terkekeh.

Siswi-siswi di kelas terus memperhatikan anak bari itu. Dan aku bahkan melihat Kate mengerling pada anak baru itu sementara Justin memutar kedua bola matanya.

***

"hi aku Taylor." sapa seseorang saat aku sedang merapihkan alat tulisku.

Aku mendongak dan melihat Taylor -si anak baru dengan senyum menawan- sedang berdiri di hadapanku dan Allison.

Aku dan Allison saling bertukar pandang lalu tersenyum padanya.

"hi Taylor. Nama yang bagus." jawab Allyson.

"well, aku belum tahu nama kalian?" katanya lagi.

Aku tekekeh. "oh maafkan aku. Aku Isabella, panggil saja Bella. Dan ini Allison." kataku.

"Ally." ujar Allison tersenyum padanya.

"jadi, pelajaran kalian berikutnya apa?" tanyanya.

"aku kimia." jawabku.

"sejarah." jawab Allison.

"bagus. Aku kimia. Bisa aku pergi ke kelas berikutnya bersamamu, Bella? Kau tahu, aku masih belum tahu sekolah ini."

Aku mengangguk lalu tersenyum padanya. "tentu. Ayo."

Aku bersama dengan Taylor melangkah ke kelas Kimia dan teman-temanku sudah ada di dalam.

"hey guys. Ini Taylor, dia temanku di kelas aljabar, dan dia ada di kelas ini. Dia murid baru." kataku.

Taylor berpelukan dengan Ana dan Haylie lalu melakukan tos ala anak cowok dengan Chaz dan Ryan.

"wow Taylor, wow" kata Haylie tanpa bisa dia cegah sambil memandangi tubuh Taylor.

Kami semua terkekeh dan Ana memutuskan memberikan bangkunya yang ada di sampingku untuk Taylor.

"terima kasih." kata Taylor dan tersenyum pada Ana yang tersipu lalu langsung berbalik.

Aku terkekeh. "bisakah kau berhenti melakukan itu?" tanyaku.

Dia menatapku bingung. "melakukan apa?"

"tersenyum pada gadis-gadis dan membuat mereka kesulitan bernapas?"

Taylor tertawa keras lalu menatapku. "seperti ini?" tanyanya lalu mengeluarkan senyum yang kumaksud.

Aku menggeleng. "nah, tidak berpengaruh padaku." kataku lalu tertawa bersama Taylor.

"well aku akan membuat ini mempengaruhimu." ujarnya menaik-naikan alisnya padaku.

Kami tertawa lagi lalu aku memukul lengannya pelan.

#Justin P.O.V#

Taylor ini, anak baru di kelas aljabarku, dia menarik perhatian seluruh gadis di kelas. Bahkan Kate menatapnya tanpa berkedip. Aku mendengus di kursiku, merasa jengkel karena anak ini sudah menarik perhatian pacarku.

Aku memandanginya. Apa sih bagusnya dia?. Well kecuali dia sangat berotot, tapi aku lebih baik darinya.

Aku mendesah. Benar, aku kan tidak punya teman selain Kate yang mengekoriku kemanapun aku pergi. Atau aku yang mengekorinya?. Ah memangnya aku peduli.

"terima kasih Mr. Lautner. Sepertinya kau sudah punya cukup banyak penggemar di sini, eh?" canda Mr. Scott.

Satu kelas tertawa dan Kate terkikik senang. Dan sebelum anak baru ini kembali duduk aku melihatnya mengerling pada.... Bella?. Lalu aku melihat Kate mengerling padanya dan aku memutar bola mataku. Bitch.

***

"aku ingin tahu apa kelas Taylor berikutnya." kata Kate.

Aku memutar bola mataku lalu mengambil tasku dan berdiri. "ayo kuantar ke kelasmu yang berikutnya." tawarku.

Kate menatapku lalu menggeleng. "tidak usah. Aku bisa pergi sendiri. Bye Justy." katanya dan langsung meninggalkanku.

What the hell?. Aku mendengus dan langsung keluar dari kelas aljabarku. Semoga aku tidak harus melihat wajah anak baru itu lagi.

Well, harapanku benar-benar tidak didengar. Aku melihat Taylor sedang mengobrol dengan Bella, Chaz, Ryan, Anabelle dan Haylie.

Anabelle sepertinya memberikan bangkunya pada Taylor, yang berarti di samping Bella. Aku mengangkat bahu tidak peduli dan melangkah ke mejaku di belakang.

#Isabella P.O.V#

"bye Bella. Sampai ketemu besok." kata Ana dan Haylie sambil melangkah.

Aku melambai pada mereka lalu masuk ke dalam rumah. "mom aku pulang." kataku sedikit berteriak.

Aku langsung naik ke kamarku di lantai atas dan turun ke bawah setelah meletakkan tasku.

Aku melangkah ke meja makan dan baru akan menggigit roti lapis buatan ibuku saat ibuku masuk ke ruang makan.

"Bella, apa hubunganmu dengan Justin baik-baik saja?" tanya ibuku tiba-tiba.

Aku membeku di tempat dan melanjutakan menggigit rotiku. Berpura-pura biasa. "yeah. Kenapa?"

Well ada apa ini sebenarnya?. Aku tidak pernah mengatakan apa-apa tentangku dan Justin pada ibuku dan kenapa sekarang dia menayakan hal ini? Aku sedikit gugup sebenarnya. Apa dia tahu semuanya?.

"well, ada yang ingin aku bicarakan. Soal Justin."

The ObstaclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang