"Gue tau gimana caranya biar lo lebih deket sama tante Keysa?"
"Gimana emang?"
"Lo harus deketin anaknya dulu."
"Kuping lo benjol!" Faren tersentak dengan perkataan Kahfi yang dengan santainya ia keluarkan tanpa ada beban.
"Jidat lo bengkak!" sungut Kahfi secara refleks karena kaget, "Emang apa yang salah? Seharusnya lo seneng dong bisa deket sama orang yang lo suka."
"Tapi, kemaren dia bilang ke gue kalo dia nggak suka diganggu."
"Sekarang gini deh." Kahfi mendekatkan wajahnya, "Satu satunya cara itu ya deketin Dhafian. Emang lo mau deketin pembantunya dulu? Emang lo udah kenal? Lo nanti kalo udah kenal pembantunya juga pasti dari Dhafian."
"Bisa gitu ya?"
"Bisa lah. Otak itu dipake di segala bidang, bukan cuma di bidang pendidikan doang," sindir Kahfi membuat Faren mencebikkan bibirnya.
"Gitu doang ngambek. Dasar bocah."
"Faren ngambek sama Kahfi!" Faren berdiri dari duduknya, ingin meninggalkan Kahfi tapi tangannya dicekal.
"Apa?" Faren menantang, "Masih mending gue pinter di bidang pendidikan, daripada lo?" Ia menjulurkan lidahnya lalu berlari meninggalkan kantin dengan membawa tawa bahagianya karena berhasil membuat Kahfi kesal.
Tiba tiba saja Faren menabrak sebuah dada bidang. Selalu ceroboh. Ini sudah kedua kalinya Faren ceroboh dan sudah kedua kalinya menabrak orang yang sama.
"Eh, sorry yang kedua kalinya, hehe." Faren terkekeh, berusaha mencoba biasa saja walaupun degup jantungnya bekerja terlalu cepat.
Seperti biasa, Dhafian hanya menatap Faren dan tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Saat ia akan pergi, Faren mencekal tangannya.
Lo harus deketin anaknya dulu.
Perkataan Kahfi mengiang di pikirannya membuat Faren bingung harus melakukannya apa tidak.
"Apa?"
Faren tersentak dan ia menyengir, "Mmm, Dhaf, itu gue..."
Aduh gue ngomong apa nih?
"Apaan? Buruan!"
"Udah makan belum?"
Aish bego banget gue.
"Hah? Dasar cewek aneh."
Setelah mengucapkan itu, Dhafian pergi meninggalkannya dan menyisahkan Faren yang menepuk dahinya berkali kali.
"Sumpah Faren lo bego sebego begonya orang bego. Kok bisa kata kata itu keluar dari mulut gue?" Faren merutuki dirinya sendiri selama perjalananan ke kelasnya.
Faren heran terhadap dirinya sendiri. Ia seperti bicara pada orang asing, padahal ia sedang bicara dengan mantan pacarnya yang sudah dikenal lebih dari 2 tahun. Faren juga baru menyadarinya, bahwa mereka berdua layaknya orang asing yang jarang bersosialiasi, padahal dulu pernah saling sayang dan saling membahagiakan.
Ini sebenarnya faktor Faren yang terlalu takut atau Dhafian yang terlalu dingin?
⚫⚫⚫
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," ucap murid XII IPS 1 secara serentak ketika guru geografi memasuki kelas.
"Hari ini, Ibu mau beri kalian tugas kelompok--"
"Yah, baru aja masuk udah ada tugas," seru Vino, ketua kelas, yang mendapat seruan setuju dari teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...