32. Dhafian Gemas

150K 12.2K 1K
                                    

Gadis itu melangkahkan kakinya memasuki area sekolah dengan tas ransel di kedua pundaknya. Sejak kemarin, saat kejadian yang penuh emosi itu terjadi, sampai saat ini masih membuat ia terus khawatir dengan temannya. Satu temannya telah dibongkar aibnya oleh seseorang, dan satu temannya lagi ditinggalkan sendirian di parkiran. Tentu saja itu membuat ia merasa bersalah karena akar dari masalah itu sendiri adalah dirinya.

Maka dari itu, ia ingin meminta maaf kepada Miska dengan tulus, bukan karena ia takut tidak punya teman, hanya saja ia tidak mau pertemanan yang sudah ia buat selama 6 tahun lebih ternyata putus begitu saja hanya karena seorang cowok.

Faren berjalan memasuki kelas dan menghampiri bangkunya lalu menaruh tasnya di kursi. Ia melirik bangku di sebelahnya yang kosong, begitupun dengan 2 meja di depannya. Ia berpikiran kalau Miska, Ginza, dan Almeta berada di sekitar sekolah karena tas mereka bertiga yang sudah berada di atas bangkunya.

Faren memilih berjalan ke luar kelas menuju ke koperasi untuk membeli satu botol mineral karena ia lupa membawanya dari rumah.

"Mbak, mau beli apa?" tegur Ibu Ibu koperasi karena Faren hanya diam saja.

Akhir akhir ini Faren memang sering tidak fokus dan melamun di sembarangan tempat. 2 kali teguran dari Ibu Ibu koperasi itu berhasil membuat Faren tersadar.

"Maaf Bu." Faren tersenyum sambil menundukkan kepalanya, "Saya mau beli botol air mineral satu."

Ibu itu mengambil botol mineral dari kulkas dan memberikannya kepada Faren. Gadis itu memberikan uang sebesar 2 ribu rupiah dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Far!" panggil seseorang membuat gadis itu menoleh, "Tumben sendirian," celetuk Dahyun sambil merangkul pundak Faren dan terus melanjutkan langkahnya kembali ke kelas.

"Nggak deh, perasaan emang sendirian terus, termasuk hati gue juga," kata Faren sedikit melawak membuat Dahyun terkekeh.

"Tapi kan lo enak berada di sekitaran cogan cogan," ujar Dahyun, yang dimaksud cogan cogan itu mungkin Kahfi, dan anak anak basket.

Faren menggeleng tanda tidak setuju dengan Dahyun, "Kenapa sih, kok banyak banget cewek yang pengen dikelilingin cogan cogan. Sekalinya dilirik sama cowok bening aja udah histeris ngalahin emak emak lahiran," cecarnya yang mampu membuat Dahyun tertawa.

"Lo nyindir gue apa gimana nih?"

"Gue nyindir cewek cewek yang gila cowok ganteng. Emang lo termasuk cewek cewek itu? Kan katanya lo suka Kahfi," kata Faren berbicara seperti air mengalir.

Mata Dahyun melebar, "Ssttt! Lo tau dari mana kalo gue suka dia?" Ia menempelkan telunjuknya di bibir.

"Udah kelihatan kali dari sikap lo."

"Waduh." Dahyun menepuk keningnya, "Tapi lo jangan bilang siapa siapa ya," pintanya dengan wajah memelas.

"Tenang, gue nggak ember kayak Kahfi," kata Faren tertawa.

"Lo tau nggak Kahfi suka barang apa?" tanya Dahyun setelah mereka terdiam cukup lama.

"Dia sih suka sama hal hal yang berbau sepak bola."

"Club kebanggaannya?"

"Madrid."

"Wuih." Dahyun malah bertepuk tangan membuat Faren bingung.

"Kenapa tepuk tangan, aneh," celetuk Faren terkekeh.

"Mantan gue kumpul di situ semua."

Faren langsung mengubah ekspresinya menjadi datar sedatar emot -_-

"Oke. Kalo gitu gue mau ngasih dia kaos sama apa ya..." Dahyun nampak berpikir sejenak.

"Emang ada apaan lo ngasih begituan segala?"

The Cruel BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang