"Assalamualaikum."
Naufan membuka pintu rumahnya, namun semua lampu mati, membuat Naufan tidak bisa melihat apa apa. Ditambah Naufan pulang saat malam hari. Beliau berjalan sambil meraba raba, mencari sesuatu yang dapat menyalakan lampu.
"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday..."
Seru Faren, Dhafian, dan Keysa bersamaan begitu lampu menyala, membuat Naufan sedikit terkejut. Namun, beliau menarik bibirnya ke atas melihat antusias mereka menyiapkan semuanya. Mereka bertiga memakai topi berbentuk kerucut yang bertuliskan "Happy Birthday", sedangkan Keysa membawa kue tart-nya, Faren dan Dhafian membawa terompetnya.
"Happy birthday to you..." Keysa melanjutkan lirik lagu itu sambil berjalan mendekat ke arah Naufan. Detik selanjutnya, Naufan meniup lilin yang diletakkan di atas kue tart berbentuk lingkaran yang terdapat tulisan "HBD :P" menggunakan cream putih.
Faren membayangkan, andai saja keadaan seperti ini terjadi di keluarganya, Rafi mencium kening Febby, dan Rafi yang selalu sayang sama keluarganya. Pasti Faren akan selalu betah di rumah seharian. Melihat keluarga Dhafian harmonis seperti ini, membuat hati kecil Faren iri terhadapnya.
Di luar dugaan mereka bertiga, Naufan mendekat, memegangi bahu Keysa, lalu meninggalkan bekas ciuman di bibirnya.
Lantas saja itu membuat Faren dan juga Dhafian berteriak kemenangan sambil meniup terompetnya. Hal yang mengejutkan Faren, saat tiba tiba Dhafian merangkul pundaknya.
"Ciee... Makin romantis aja Pah, Mah," kata Dhafian menatap kedua orang tuanya, lalu menatap Faren, "Apa daya kita yang cuma menonton, ya nggak?"
Faren mengedipkan matanya berkali kali, tidak bisa dipercaya perlakuan Dhafian yang berubah 180 derajat kepada Faren. Ia hanya bisa membalas dengan senyuman kakunya.
Perlakuan Naufan berhasil membuat pipi Keysa merona, ditambah seruan dari anaknya membuat Keysa tersenyum malu. Ia memukul dada Naufan berkali kali karena salah tingkah. Itu justru membuat Naufan terkekeh geli.
"Udah jadi Mama tapi kelakuan masih kayak anak kecil," cibir Naufan membuat Keysa mendorong dadanya.
"Eh, ada Faren toh." Naufan yang baru menyadari kehadiran Faren pun terkekeh, "Udah balikan ya sama Dhafian?"
Mendengar pertanyaan itu, Dhafian baru sadar bahwa ia sedang merangkul Faren. Segera, ia melepaskan rangkulannya agar tidak terjadi kesalapahaman.
"Jauh jauh dari gue lo," geram Dhafian sambil mendorong bahu Faren, "Dasar modus."
"Kebalik, lo yang modus." Faren menjulurkan lidahnya berniat mengejek, "Tanya Mama Papa lo deh kalo gak percaya."
"Ngapain kamu tadi ngerangkul Faren? Kode mau ngajak balikan ya?" goda Keysa membuat mata Dhafian melotot lebar. Ia hanya bisa mencebikkan bibirnya, merutuki perlakuan yang ia buat kepada Faren.
"Kalo belum balikan, Papa doain deh semoga kamu balikan sama Faren." Naufan menyenggol lengan Dhafian, berusaha untuk menggodanya. Hal hal kecil seperti ini mengingatkannya pada waktu beliau masih SMA. Ah, rasanya Naufan ingin memutar waktu agar lebih lama merasakan masa masa SMA.
"Mustahil." Dhafian ingin melayangkan tinjuan kepada mereka, tapi mengingat mereka berdua adalah kedua orang tuanya membuat ia mengurungkan niatnya.
Faren menahan senyumnya sambil melakukan gerakan kecil pada tubuhnya, mentralisir degup jantungnya yang sudah seperti lari maraton. Jika ia berada di ruangan sendirian, pasti sudah kesurupan seperti orang gila. Ditambah dengan kaos putih yang Faren kenakan itu kebesaran dan juga training berwarna hitam membuat kesan lucu bagi siapa saja yang melihat tampilan Faren saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...