Gadis itu keluar dari rumahnya dengan memakai seragam putih abu abu lengkap. Bibirnya otomatis tertarik ke atas melihat keempat temannya sudah menunggu di depan gerbang sejak tadi.
Setelah mengunci pintu, gadis itu berjalan mendekati mereka. Khusus untuk hari ini, mereka berempat, Dhafian, Faren, dan Kahfi bergabung dengan mobil Dino karena mereka ingin menjemput Kailsa bersama sama.
"Senyumnya lebar banget, Sa," celetuk Dino kepada Kailsa yang diberi anggukan oleh mereka bertiga.
"Karena kalian semua jemput gue, hehe."
"Yaudah yuk," ajak Dino lalu ia berjalan ke pintu kemudi.
"Gue duduk mana?" tanya Kailsa.
"Duduk di depan, samping gue," jawab Dino sedikit teriak.
Kailsa mengangguk dan langsung membuka pintu depan lalu masuk ke dalamnya. Berbeda dengan Dhafian, Faren, dan Kahfi yang masih belum masuk karena memperdebatkan posisi tempat duduk.
"Gue di tengah, kalian berdua deket pintu," kata Dhafian.
"Enggak enggak, gue aja yang di tengah," sanggah Faren.
"Faren aja yang di tengah," tanggap Kahfi mendukung perkataan Faren.
"Bodo amat, gue di tengah." Dhafian langsung membuka pintu, ia hendak masuk namun tangan Kahfi mencekalnya.
"Gue aja yang di tengah kalo gitu," kata Kahfi menahan tubuh Dhafian.
"Big no!" balas Dhafian, ia berusaha menarik tangannya yang dipegang Kahfi.
Mengambil kesempatan ini, Faren cepat cepat berlari ke pintu satunya, namun sayangnya tangan Dhafian lebih cepat mencekal tangannya. Jadi, saat ini Kahfi sedang memegang tangan Dhafian, Dhafian memegang tangan Faren, sedangkan Faren tidak memegang tangan siapa siapa.
"WOY! BURUAN! UDAH JAM BERAPA INI?!" Teriak Dino dari dalam mobil, "Gue tinggal kalian semua nih."
"EH, JANGAN!"
Dengan gerakan cepat, mereka bertiga memasuki mobil. Sayangnya Dhafian kalah cepat dengan Kahfi. Jadi posisi mereka saat ini, Faren dan Dhafian duduk di dekat pintu, sedangkan Kahfi duduk di tengah. Posisi ini membuat Dhafian memajukan bibirnya karena tidak dapat duduk bersebelahan dengan Faren.
"Gue menang," kata Kahfi melirik sinis ke arah Dhafian.
"Bodo amat."
"Cielah, ngambek."
"Sok tau, babi."
"Pengen deket sama Faren ya," goda Kahfi.
"Sok tau segede upil."
"Gue jodohin ntar kalian berdua." Dino tiba tiba menyahuti perdebatan mulut antara Dhafian dan Kahfi.
"Homo, najis!" celetuk mereka berdua bersamaan.
"Ciee... Barengan," goda Faren juga ikut ikutan, "Jodoh nih kayaknya." Faren tertawa keras melihat ekspresi mereka berdua, sudah seperti anak cewek yang sedang haid.
"Udah, nikah aja," sahut Dino membuat Faren dan Kailsa tertawa keras.
"Udah woy udah! Gue dapet cewek aja belom keturutan, malah digodain sama cowok sok ganteng kayak dia," ujar Kahfi memutar bola matanya.
"Gue emang ganteng ya, sorry." Dhafian menarik satu alisnya.
"Aduh, perut gue sakit nih ketawa terus." Akhirnya Kailsa membuka suaranya setelah ia tertawa melihat tingkah mereka berdua.
Perlahan lahan mereka meredakan suara tawanya sampai akhirnya seisi mobil menjadi sepi, hanya terdengar suara notif dari ponsel mereka masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Boy
Teen Fiction[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru ata...